Pagi ini matahari mulai menampakan sinarnya. Menyelinap dari celah jendela kamar. Menyinari ruangan dengan hangatnya. Tetapi sang penghuni kamar masih terlelap tidur.
Duk.. Duk.. Duk...
Suara gedoran pintu yang cukup keras tidak juga ampuh membangunkanku.
Akhirnya seseorang masuk ke kamar mencoba membangunkan aku.
"Buset nih cewek, tidur udah kaya kebo." Gerutu seseorang dan aku mendengarnya samar
"Gimana ngebanguninnya ya. " Ucapnya lagi. Ia sempat terdiam beberapa saat, berpikir sejenak dan menyeringai licik setelah menemukan ide. Akhirnya ia mendekatkan mulutnya ke telingaku , bersiap-siap membangungkan.
"Yaseeeennnnn walquanilhakimmm." Ucapnya keras di telingaku.
Sekita aku terpenjerat dan bangun.
"Astagfirullah, sapa yang meninggal?? Sapa sapa??. " Tanyaku panik.
"Sapa yang meninggal. Lo lah sapa lagi emang? Tidur udah kaya orang mati dari tadi gue ketok pintu kagak bangun-bangun?. " Oceh Zain yang tak lain adikku.
"Ya elah. Masih pagi ini, jangan dikasih siraman rohani ngapa. Gedek amat romannya." Jawabku yang masih mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal di kasur.
"Dih gue udah bangunin juga bukannya terimakasih malah marah-marah." Jawab Zain dan melangkahkan kakinya keluar kamar.
Aku mencoba meraih ponselku di atas nakas. Mengecek semua pesan yang masuk, setelah itu aku meraih handuk yang tergantung di pintu kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai mandi aku membuka pintu lemari pakaiannya. Memilih baju apa yang akan ia kenakan di hari pertama masuk Universitas.
Setelah beberapa menit memilih. Pilihanku jatuh pada blouse panjang berwarna coklat muda dan celana levis putih. Rambutku yang panjang bergelombang dan hitam diikat ekor kuda. Tak lupa aku memoleskan make up tipis di wajahnya. Aku tidak membutuhkan banyak foundation karena kulitku sudah alami putih dan mengoleskan sedikit lipstik berwarna merah, mensapukan blush on di kedua pipiku yang tembam.
Aku sempat berdiri sejenak di depan cermin mengamati penampilannya hari ini. Sempurna batinku setelah merasa puas dan bergegas keluar kamar membawa almamater MABA.
Di ruang makan, aku melihat sarapan pagi yang sudah tertata rapih. ayah yang sudah duduk dengan tenang membaca koran, adik perempuanku Suci yang asik minum susu dan masih sibuk merapikan dapur.
"Morning everybody." Ucapku menyapa dengan riang dan mengecup pipi ayah.
"Morning sayang, ayo duduk." Jawabnya.
"Segala pake everybodyan bangun susah juga." Gerutu adik laki-lakiku
"Berisik lu taplak, masih pagi jangan cari ribut." Ucapku sewot
"Udah kalian berdua ini kalo ketemu berantem terus." Jawab mama sambil menaruh nasi goreng di meja dan beberapa lauk juga.
"Yah mama, kaya gak tau anaknya aja." Timpal Ayah.
"Sayang, apa kamu sudah siap untuk hari pertamamu masuk Universitas?." Tanya ayah lagi.
"Sudah aku siapkan semuanya. Lagi pula aku masih punya banyak waktu. " Jawabku sambil menyantap nasi goreng.
"Apa mau ayah antar, kampusmu berada di depok kan? Kebetulan ayah mau ketemu client hari ini yang dekat dengan kampusmu." Tanya ayah yang, sudah menyantap sarapan paginya.
"Baiklah." Jawabku singkat.
Selama makan aku dan keluargaku bercerita tentang apa yang terjadi belakangan ini. Adikku Suci akan mengikuti lomba Matematika tingkat sekolah dasar dan aku memberikannya semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Love
RomanceBerawal dari pertemuan MABA. Nada, Fauziah, Hana dan Bunga akhirnya memutuskan menjadi teman karib. Petualangan cintapun terjadi pada mereka berempat. Akankah mereka menemukan apa yang mereka cari??