//consensual sex//
itachi masih hidup, tapi keberadaannya masih disembunyikan dari siapa pun (termasuk sasuke yang belum mengetahui kebenaran uchiha massacre, tapi dianya udah pulang duluan) au.Jika para Shinobi Konoha dan ANBU yang menjaga keamanan desa mendengar jeritan yang penuh dengan kenikmatan, untuk pertama kalinya Sakura Haruno akan membuang kesetiaannya terhadap Konoha, mendorong kedua jari tengahnya di hadapan mereka karena diikat di tempat tidurnya sendiri dan didominasi merupakan salah satu fantasi gelapnya yang telah berubah menjadi nyata.
Tentu saja suatu aktivitas tertentu bukanlah isu yang besar. Umumnya, berhubungan intim sangat dianjurkan untuk membuang — setidaknya mengurangi stres, juga menjaga kesehatan mental mereka.
Namun, jika mereka mendapati salah satu Shinobi Konoha khususnya murid Godaime Hokage, terkurung di bawah kendali Shinobi kelas S, khususnya salah satu missing-nin mengerikan yang berasal dari desa mereka sendiri, Sakura bisa membayangkan adegan yang akan terjadi jika perbuatan terlarang mereka terekspos.
"A-Ah!—" Ketika Itachi menekan g-spotnya. Melengkungkan tubuhnya, kedua mata berubah menjadi putih, terbuka dan tertutup berulang kali.
Kedua tangan mengepal kuat, mencoba meloloskan diri dari tali yang menahannya untuk menyentuh pria yang asyik bermain dengan tubuhnya. Frustasi, karena ia ingin membalas permainan lelaki itu juga.
Tenggorokan kering. Perih, dimanfaatkan untuk mengeluarkan desah. Sakit, digunakan untuk menerima penis yang disodorkan dengan kasar yang diterima dengan senang hati.
Membuka kakinya lebih lebar untuk memberi pria tersebut akses, memberikan kebebasan untuk membiarkan sang pria menusuk lubangnya yang sedang diperlakukan dengan kasar.
Pikiran sama sekali blank. Itachi telah mengeluarkan benih di rahim Sakura berulang kali and it feels so good— menghentakkan area yang tepat secara terus menerus.
"Shhh," Bisik Itachi ketika desahan si pinkette bertambah keras. Membelai rambutnya dengan gentle, Itachi mendekatkan bibirnya di area daun telinga Sakura dan menjilatnya dengan perlahan— Sakura ingin pingsan.
Butiran air mata Sakura mengalir karena sensasi yang tak ada duanya. Jempol digunakan Itachi itu untuk mengusap tetesan air tersebut. Sesekali mencium kening dan kedua pipinya secara bergantian. Membisikkan kalimat kotor yang membuat Sakura orgasme untuk kesekian kalinya.
Dengan keadaan tubuh yang masih gemetar, Sakura mengeluarkan desahan lemah ketika Itachi bermain dengan kedua putingnya, memutar dan menggigitnya dengan sangat gentle sehingga menciptakan kehangatan yang menggelitik di dalam perutnya—
Dan menghilang begitu saja. Tidak sebelum memotong tali dan melemparkan selimut untuk menutupi tubuhnya. Dengan kesadaran penuh yang terkumpul kembali, kedua matanya menyipit, geram dengan treatment dari Itachi.
"Forehead? Kita masuk ya!"
Mata terbelalak akan suara tamu tak diundang yang terdengar familiar.
"Oh," Batinnya.
Dengan tergesa-gesa melompat dari kasur, berlari untuk mengunci pintu apartemennya.
"Kok– woi jidat gede! Kenapa malah dikunci?"
"Tunggu bentar!" Teriak Sakura, pipi memerah ketika merasa cairan kental yang pastinya bukan miliknya, mengalir membasahi lantai.
"Buka gak?! Kasihan Hinata, dia dengan baik hati baru saja membelikan kita chicken wings dan kau malah mengunci—"
"I-it's okay, Ino-chan! Sakura-chan mungkin s-sedang mengerjakan sesuatu,"
"Kerjaan apa yang menjadikan seseorang mengunci pintu mereka?" Tanya Tenten, mengelus dagunya sambil menyengir.
Realisasi mendadak ketika melihat seringai yang terukir di bibir Tenten , Ino bersiap-siap untuk mendobrak pintu apartemen Sakura.
"Forehead! Ada siapa di dalam? Dalam hitungan ke-lima—"
"Ino-chan, jangan—"
Hancurlah penghalang tersebut begitu saja. It's not like Ino didn't have any money to buy a new one anyway.
Pakaian berserakan di lantai, kasur dihiasi dengan area yang basah, dilengkapi dengan cairan yang mengotori beberapa bagian tempat tidur dan juga lantai. Mereka mendapati Sakura yang sedang berusaha mengepel secepat kilat, kedua mata dengan horror menatap teman-temannya.
Silence.
"Who was it?" Tanya Ino penasaran. Sedikit tertarik melihat suasana berantakan yang terjadi di dalam ruangan tersebut.
"None of your business, Pig." Jawab Sakura dengan suara yang terdengar lelah. Tiba-tiba merasa bersalah ketika melihat Tenten yang sedang membawa unconscious Hinata ke atas kasur.
"Neee, Sakura. Kita gak akan kasih tau siapa-siapa, ini rahasia di antara kita!" Ujar Tenten, dilengkapi anggukan persetujuan dari Ino.
Ino yang hilang kesabaran ketika Sakura tidak berkata apa-apa, melakukan peninjauan, pengamatan serius seperti layaknya mengobservasi mayat di dalam gedung T&I.
Benda silver tertangkap oleh penglihatan tajamnya. Tergeletak di lantai.
"Oh?" Ino pun tertawa dengan jahat. Perlahan melangkah ke arah tujuannya.
Sakura yang bingung akan tingkah Ino, hampir terkena stroke mendapati hitai-ate Itachi— bagaimana bisa lelaki itu lupa?!
"Pig–!"
Sakura tahu bawa ia terlambat ketika Ino tidak bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
uchisaku prompts.
Fanfictionseperti yang di title. bisa smut bisa ga tergantung mood penulis.