Puncak Bukit Jingga (1)

125 12 8
                                    

"Angkko-ya... Kau di mana?" Yewon bergumam sambil terus memfokuskan pandangannya ke segala arah yang bisa ditangkap oleh kedua matanya. Berharap jika anjing dengan jenis maltese campuran yang berbulu putih bersih itu bisa dia temukan dengan segera. Salahnya sendiri karena dia terlalu lama melamun ketika sedang mengajak anjing itu bermain di taman kota dan membuatnya lengah hingga tali pegangannya mengendur, lalu tanpa sadar angkko sudah tidak berada di dekatnya lagi.

Raut wajah Yewon berubah menjadi semakin cemas kala mendengar bunyi gemuruh dari langit. Dia mengangkat kepalanya, memandangi kelabu pekat yang sukses mengambil alih langit lazuardi disertai dengan tetesan air yang jatuh mengenai aspal dan tanah berdebu milik ibu kota. "Gawat! Sepertinya sebentar lagi akan hujan deras!" Ujarnya pada diri sendiri. Kemudian dia segera bergegas untuk mencari Angkko agar anjing itu lekas berada dalam pelukannya.

Sepuluh menit sudah berlalu. Benar saja, dugaan Yewon tadi--tentang hujan yang akan menguyur ibu kota habis-habisan--langsung terjadi lima menit setelah dia ucapakan. Dan Angkko masih belum juga dia temukan. Saat ini Yewon sedang berteduh di depan sebuah toko yang sedang tutup. Bukan untuk menghindari air hujan agar dirinya tidak basah. Untuk apa? Toh, dia sendiri sudah basah kuyup sejak tadi. Bahkan sekarang dia mulai sedikit mengigil kedinginan. Tujuan Yewon yang sebenarnya adalah untuk menenangkan pikirannya--yang kalang kabut memikirkan keadaan Angkko--sejenak. Dia mencoba untuk berpikir secara jernih tentang kemungkinan di mana anjing maltese itu berada. Tapi nihil! Bukannya kemungkinan itu terpecahkan, yang ada Yewon malah menjadi semakin panik karena memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

Bagaimana kalau Angkko kedinginan?

Bagaimana kalau Angkko tertimpa dahan pohon ketika sedang berteduh?

Diserang anjing yang lebih besar?

Atau, mungkin... Tersambar petir?!

"Anni... anni..." Yewon langsung menggelenggkan kepalanya untuk mengusir semua pikiran negatifnya barusan. Dia benar-benar akan dipenjarai rasa bersalah kalau semua hal tersebut sampai terjadi pada anjing kesayangan kakaknya itu. Ya! Angkko adalah anjing kesayangan dari kakak tersayangnya yang saat ini entah berada di mana. Sudah seminggu kakaknya hilang tanpa jejak sejak kejadian itu. Kejadian yang membuat Yewon menyesalinya hingga sekarang. Dia sudah melapor pada pihak kepolisian. Tapi sampai saat ini belum juga ada kabar baik yang datang tentang keberadaan kakaknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki. Dan Angkko termasuk ke dalam salah satu penyebab dari menghilangnya sang kakak. Meski begitu, Yewon tidak bisa menyalahkan Angkko sepenuhnya--selain memang anjing maltese itu tidak mengerti apapun--Kehadiran Angkko membuat Yewon tidak lagi merasa kesepian.

Yewon baru saja ingin melanjutkan pencariannya saat dadanya tiba-tiba mulai terasa sesak. "Sial! Sepertinya asmaku kambuh... kau ini benar-benar payah, Yewon!" Rutuknya dalam hati sambil terus mengurut dadanya dan mengatur nafasnya senormal mungkin.

Yewon memang memiliki riwayat asma yang akan datang menyerangnya jika dia sedang merasa lelah dan kedinginan. Kemudian tingkat imunitas dalam tubuhnya akan menjadi semakin buruk jika dia juga sedang mengalami stres, membuat Yewon semakin membenci dirinya sendiri.

Tak mau ambil banyak resiko, Yewon segera memeriksa tas untuk mencari inhaller-nya. Nihil! Sepertinya dia lupa membawanya! Dia sudah memeriksa beberapa kali ke dalam tasnya. Tapi benda mungil penyelamat hidupnya itu tidak juga dia temukan. Wajah pucatnya kini mulai terlihat semakin jelas. Nafasnya pun semakin tersengal. Membuat bunyi mengi terus terdengar setiap kali Yewon mencoba untuk mengisi paru-parunya dengan oksigen.

Merasa masih memiliki cukup tenaga untuk berjalan, Yewon dengan segara memutuskan untuk kembali ke rumah sewanya. Dia ingin mengambil obatnya. Beruntung rumah sewa tempat dia tinggal tidak jauh dari taman. Tapi tetap saja Yewon harus bergerak dengan cepat jika tidak ingin mati di jalan karena kehabisan nafas. Belum lagi jarak rumah sewanya yang jadi terasa lebih jauh karena kondisinya saat ini.

Tubuhnya mulai terasa lemas ketika Yewon sampai di depan halaman rumah sewanya. Pandangannya pun mulai sedikit kabur. Membuatnya jadi sedikit limbung dan hampir tak sadarkan diri jika saja dia tidak mendengar suara anjing yang sejak tadi siang menghilang. "Guk! Guk!" Ya. Ternyata Angkko sudah berada di depan teras rumah sewanya entah sejak kapan dan secara spontan menggonggong saat Yewon hampir saja tergeletak tak sadarkan diri.

"Angkko-ya..." Yewon yang terkejut karena mendengar suara Angkko segera mempertahankan kesadarannya dan mengalihkan pandangannya ke asal suara. Dia melihat Anjing maltese berbulu putih itu berlari menghampirinya tanpa menghentikan gonggongannya sedikitpun. Padahal biasanya Angkko bertingkah sangat tenang.

"Syukurlah... Kau baik-baik saja Angkko!" Dengan tubuh yang lemas dan kedua tangan yang gemetar Yewon menyambut Angkko ke dalam dekapannya.

"Kau kemana saja? Ayo kita masuk..." Lirih Yewon saat Angkko tidak berhenti menggonggong sedikitpun dalam dekapannya. Tidak cuma itu, Angkko juga tidak berhenti menjilati dan mengeluskan wajahnya pada wajah Yewon. Membuat Yewon merasa heran.

"A-ada apa Angkko-ya? Kau... kedinginan ya?" Yewon semakin lemah saja saat mengatakan itu. Baru saja mereka sampai di ruang tamu, Angkko mulai memberontak untuk melepaskan diri dari pelukan Yewon. Dan Angkko berhasil melepaskan dirinya bersamaan dengan Yewon yang ambruk karena sudah sampai pada batasnya. Meski begitu Yewon masih dalam keadaan sadar dengan nafas yang tersengal. Dia berusaha mati-matian untuk menghirup oksigen sebanyak-banyaknya tanpa sadar kalau Angkko sudah tidak ada di dekatnya lagi. Wajahnya benar-benar pucat sekarang. Dadanya terasa sangat sesak sampai nyeri rasanya. Kesadaran belum benar-benar menghilang saat dia mendengar suara derap kaki yang berlari dari lantai atas dengan diiringi gonggongan milik Angkko. Lalu, suara terakhir yang dia dengar tepat beberapa saat sebelum kesadarannya hilang adalah suara benda berat yang jatuh dari tangga dan teriakan seorang perempuan yang sangat dia kenali memanggil namanya.

"Yewon-ah!"

Dan semuanya pun gelap.

TBC.

Gfriend's WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang