Se-Menyedih-kan Apa, sih, Hidup Lo?!

60 1 6
                                    

Se-Menyedih-kan apa, sih, Hidup Lo?!

Itu adalah kalimat yang sering gue pakai di kepala gue saat gue sedang memproses semua curhatan temen gue yang lagi galau habis putus. Bahkan mungkin, sesekali terlontar dari mulut gue ketika gue merasa kesal saat mereka mengatakan bahwa dunia mereka se-akan berakhir ketika kisah cinta yang manis itu selesai.

Gue sering mikir, dalam hidup ini ada begitu banyak hal yang patut disyukuri atas apa yang telah kita miliki. Misalnya, bersyukur karena kita masih hidup dan bisa menghirup oksigen sampai detik ini, bisa tidur enak malam ini tanpa takut kedinginan, atau bahkan bisa makan kenyang meski lauknya cuma telur goreng balado sama sayur pucuk ubi.

Sungguh, ada begitu banyak alasan kenapa lo harus bersyukur.

Ada begitu banyak kehidupan di luar sana kalau lo mau sedikit saja membuka mata lo yang dibungkus cantik sama kontak lensa mata mahal lo itu, hidupnya lebih merana dibanding elo.

Bisa tidur tanpa takut angin kencang bakal membuat mereka kedinginan saja mereka sudah bersyukur. Bisa makan dengan lauk telur balado tanpa sayur saja rasanya sudah sangat mewah dan merasa seperti mereka adalah keluarga yang berkecukupan.

Jadi, kenapa cuma gara-gara cowok brengsek atau cewek resek yang nggak tahu gimana caranya ngehargain hati lo yang berharga itu, lo ngerasa bahwa langit sudah runtuh dan hidup lo berakhir?

Well, lo mau bilang kalo gue nggak pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta? Pernah kok.

Sekarang, lo mau bilang kalo gue nggak tau gimana rasanya di PHP-in? Jatuh cinta sendirian? Cinta bertepuk sebelah tangan? Ditinggalin pas sayang-sayangnya?

Jawaban gue, Pernah. Pernah. I was there. Dan rasanya memang semenyesakkan itu. Tapi bukan berarti langkah kehidupan gue bakal berhenti sampai sebatas rasa sakit itu. Bukan juga gue bakal berhenti percaya sama cinta.

Saat lo tanya kenapa? And How?

Karena gue tahu, mereka yang hidupnya lebih melarat dari gue bahkan nggak akan peduli soal kisah patah hati itu. Mereka justru sibuk mengumpulkan sen demi sen rupiah untuk bertahan hidup hari demi hari. Jadi, saat orang-orang lain di luar sana sedang berjuang untuk bertahan hidup, kenapa lo, gue, justru merasa pengin hidup ini berakhir saja? Kalo gue sih, bakal malu pastinya.

Jadi, seharusnya lo bersyukur lo pernah patah hati. Karena, saat ada cowok atau cewek brengsek yang nge-deketin lo lagi, lo tahu kalau mereka nggak seberharga itu untuk menerima hati lo yang harganya lebih mahal daripada sebutir berlian.

-salam damai dari gue yang suka cari ribut.

~Be strong

Be StrongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang