Setelah melewati perang es antara Jun dengan Ara, seluruh kelas berteriak kegirangan. Mereka mendapatkan couple baru.
"Wah, beruntung banget tu si anak baru bisa tatap-tatapan dengan Jun. Padahal aku udah kenal Jun lebih lama, tapi gak pernah sekalipun dia mau tatap-tatapan lama kayak gitu." Salah satu anak perempuan di kelasnya berbisik-bisik dengan sahabat seperjuangannya.
Suasana kembali gaduh setelah Jun membalaskan dendamnya terhadap Ara dengan menyuruhnya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sulit. Kecanggungan terasa sesaat setelah Ara maju ke depan untuk menjawab pertanyaannya.
"Sial banget! Kenapa juga harus pas-pasan sama si cowok berandal ini?" Ara mengumpat-ngumpat dalam hatinya. Jun melirik ke arah Ara lalu membuang mukanya.
Jam pelajaran telah berlalu, dan bel istirahat terdengar sehingga membuat seluruh siswa langsung berlari untuk menyerbu makanan di kantin. Namun, ada beberapa siswi di kelas Ara yang mendatanginya. Mereka nampak sepeti 1 genk yang sangat dipuja para cowok-cowok, bukan karena prestasi. Melainkan karena mereka memiliki body yang semok, baju seragam mereka sengaja dibuat ketat agar menambah kesan sexy, mereka juga memiliki kulit yang sangat mulus.
"Heh, kenalan dong. Kok kayaknya lo berbakat banget. Baru aja pindah tapi udah ada nyali buat ngobrol sama si Jun. Coba deh hati-hati ya lain kali, dia itu pacarku. Gak boleh ada yang deket-deket dia selain gue. Walau cuma tugas kelompok, ijin sama gue. Oh ya, sampe lo berlutut nangis juga gak bakal gue ijinin deket dia." Salah satu perempuan itu berbicara dengan nada tinggi dan diikuti tawa seluruh temannya, cewek tersebut tampak seperti ketua genk nya.
"Haha, sorry. Tapi dia gak mungkin mau pacaran sama cewek kayak kamu. Badan & harga diri aja gak bisa dijaga, apalagi pacar. Lagian aku juga gak tertarik sama cowok berandal itu. Kalau kamu suka ya ambil aja, gue gak peduli oke." Ara menjawab mereka dengan cuek sambil merapikan semua alat tulisanya.
Namun, kejadian tidak seperti yang diharapkan. Ketua genk yang bernama Yeri melempar semua alat tulis tersebut sehingga membuatnya berserakan. Lalu dia menarik Ara menjauh, dan mulai memojokkannya. Suasana tersebut membuat heboh seluruh angkatan, karena Yeri adalah idaman para cowok di seluruh angkatan.
"GAK USAH GAYA DEH. ANAK BARU AJA SOMBONG BANGET!" Suara teriakan Yeri membuat Ara kaget dan semakin emosi dengan cewek itu. Untungnya Ara sedang tidak mau mencari gara-gara. Sehingga emosinya dapat ditahan dengan sangat sempurna. Ara tersenyum kepada Yeri dan menepuk pundaknya.
"Ngomong baik-baik aja bisa kan? Beruntung banget lo, hari ini aku lagi bisa tahan emosi. Lain kali, kita ngomong ber-2 aja ya." Ara tersenyum sinis kepada Yeri dan melaluinya begitu saja.
Namun, Yeri belum menyerah. Dia mengejar Ara dan menarik roknya. Sehingga membuat rok yang pendek itu sobek di bagian pinggir dan membuat Ara tidak dapat mengendalikan emosinya. Ara beruntung hari ini, karena rok itu adalah rok kakak perempuannya yang pernah bersekolah di sana, sehingga dia mempunyai cadangan rok.
"HEH! GAK SOPAN BANGET JADI CEWEK! HARGA DIRI DI MANA? GUE LAGI NGOMONG MALAH DITINGGAL PERGI!" Yeri berteriak Ara dan mencengkeram salah satu tangannya dengan sangat keras sehingga membuat Ara lebih terkejut. Yeri sudah menyiapkan tangan untuk menampar Ara, tampak bersemangat dalam hal tersebut dan—
Jun, menahan tangan Yeri sambil melirik dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
Teen FictionSeorang gadis remaja bernama Ara berpindah sekolah ke SMA Cemerlang karena ingin menemukan teman kecilnya, dia bertemu dengan seorang laki-laki dari kelas F yang bernama Jun. Pada awalnya Ara mengira bahwa kehadiran Jun di dalam hidupnya adalah seb...