Sudah sejak lama aku bersama dan begitu menyukainya, namun aku ragu bagaimana aku menyatakan perasaanku kepadanya, gadis ceria yang telah membuatku jatuh cinta.
.
Dia yang selalu membuatku menemaniku dikala diriku kesepian, ia yang selalu menceramahiku dikala aku putus asa, dan dialah yang selalu ada untukku di kala aku sudah tak memiliki harapan pada dunia ini, seolah ialah yang telah membuatku bersinar dalam bayang-bayang gelap kehidupan.
.
Dalamnya perasaan ini yang telah terpendam pada diriku sejak jatuh cinta padanya, begitu membuatku ragu untuk kuungkapkan tetapi, aku pun memberanikan diriku lalu menyatakan perasaanku padanya dan ia begitu terkejut dan senang, ia dengan tulus menerima perasaanku dan menjawab rasa cintaku, semuanya melebihi harapanku sehingga aku tak percaya akan jawaban yang kuterima darinya yang bagaikan mimpi.
.
Kami pun sangat dekat sejak saat dan hubungan kami yang semakin erat dengan perasaan kami yang saling terikat. Kami begitu saling mencintai dan begitu menyayangi hingga akhirnya aku memutuskan untuk menikahinya.
.
-Namun semua itu tak pernah terjadi...
.
Di suatu ketika saat kami berdua sedang berpergian menggunakan motor, terjadi sebuah kecelakaan dimana aku tak bisa mengendalikan laju motorku karena jalanan yang licin hingga akhirnya kami terjatuh dijalan dan tertabrak truk. Seketika aku tak sadarkan diri dan semua pandanganku menjadi gelap gulita.
.
Ketika aku bangun aku telah terbaring di rumah sakit. Kulihat gadis yang kucintai duduk di samping tempat tidurku dan ia menangis, aku heran mengapa ia menangis dan tak lama aku terkejut karena diriku sama sekali tak dapat merasakan kaki kiriku dan setelah kubuka selimut, aku dapati kaki kiriku yang telah diamputasi karena kecelakaan itu.
.
Aku sangat terkejut seakan tak percaya dengan apa yang kulihat, nafasku tak teratur dan kucuba menghela nafas perlahan-lahan untuk menenangkan diri dan tak lama gadis yang kucintai keluar sambil menangis tersedu-sedu, meratapi pedihnya kenyataan yang telah menimpa namun anehnya ia keluar tanpa melalui pintu, sekarang aku sadar dan perlahan air mataku menetes. Aku merasa begitu bersalah setelah melihatnya, aku sadar akan sesuatu yang berharga telah hilang karena kecelakaan itu, aku mengambil sebuah tongkat kemudian beranjak dari tempat tidurku untuk mengejarnya.
.
Sesampainya aku keluar, aku berhadapan dengannya yang berdiri membelakangiku sambil menatap terbenamnya matahari kemudian ia menoleh padaku dengan wajah yang berusaha tersenyum ria memendam kesedihan, aku terdiam tak dapat berbicara padanya sedangkan ia tersenyum.
.
"Maafkan aku...!" ucapku.
"Kau tak perlu meminta maaf.."ucapnya.
"Tapi...karena diriku..kau--" ucapku.
.
Aku tak sanggup berbicara lebih lagi, aku menangis melihat dirinya yang didepanku adalah sosok dirinya yang telah menjadi arwah. Ia kehilangan nyawanya di kecelakaan itu sedangkan aku kehilangan kaki kiriku.
.
Aku menangis menanggung rasa bersalah yang tak dapat kutebus, aku kehilangan orang yang sangat ... kucintai. Yang telah menyadarkan dan mengisi kehidupan kosongku namun, apa yang telah kulakukan justru membuat dirinya kehilangan segalanya.
.
"Janganlah engkau menangis, itu semua bukanlah kesalahanmu... Walau sekarang aku tiada tapi .... Tolong .... Ingatlah diriku baik-baik sepanjang .... Hidupmu..." ucapnya dengan senyuman yang meneteskan air mata.
"Ini tak seharusnya terjadi! Mengapa harus engkau yang pergi!? Mengapa tidak aku!!?" tegasku.
"Apa yang telah terjadi biarlah terjadi, masa lalu tak dapat diubah. Tolong terimalah ini semua meskipun begitu berat. Jangan kau sesali apa yang telah terjadi, jangan kau salahkan apa yang telah diperbuat, jangan kau pendam perasaan yang kau rasakan. Hidup memang begitu berat namun bukan berarti tak bermakna. Aku yang telah tiada di kecelakaan itu bukanlah kesalahanmu namun memang itulah takdirku, biarkan roda takdir berputar dan terimalah kenyataan ini meski menyakitkan." ucapnya.
.
Aku terdiam dengan kepedihan pahit yang begitu mendalam, sulit untuk menerima kenyataan bahwa ia tiada karena kesalahanku. Dia menatapku dengan senyuman air mata, mengungkapkan rasa gemilang diantara kami yang berakhir pedih.
.
"Lihatlah langit itu, tampak indah seperti di hari kau melamarku. Ku teringat dengan dirimu yang saat itu begitu gugup dan malu dihadapanku namun kau membuatku begitu kagum dan terpesona dengan perasaan cintamu padaku dan melamarku di hari itu, di kala matahari indah terbenam di hari yang tak terlupakan." ucapnya.
.
Aku terkejut kemudian melihat dirinya setelah mendengar perkataannya lalu aku melihat langit, ku terdiam karena teringat di hari diriku melamarnya.
.
"Ingatkah engkau pada hari dimana dirimu membuatku merasakan kebahagiaan yang teramat sangat membahagiakan dalam hidupku, yaitu menyatakan cintamu padaku. Kau begitu mengerti apa yang ada didalam perasaanku, kaulah yang telah membuatku bahagia, kaulah yang telah membuatku merasakan arti dari cinta dan kaulah ... Pria yang kucintai sampai akhir hayatku..!" ungkapnya.
.
Aku terdiam lalu tertawa dengan iringan tangisan, aku begitu senang mendengar ungkapan dirinya tetapi, itu tak menghapus rasa bersalah yang telah membuat dirinya tiada. Aku terus tertawa dan kemudian menangis, aku menangis tersedu-sedu dan berhenti menangis lalu tersenyum pada dirinya
.
Ia terkesima pada senyumanku, ia tersenyum seraya air mata padaku kemudian lenyap bagaikan serbuk bunga yang berterbaran seperti cahaya. Aku menangis dan mencoba merangkulnya tetapi ia menghilang dan pergi ke alam sana, kini aku sendirian dan aku hanya dapat menangis dengan rasa bersalah dan hati yang patah karena orang yang kucintai tiada.
.
-Bertahun-tahun kemudian-
.
Di bawah hujan yang menggelora, aku datang dan duduk disamping makamnya lalu menaburkan bunga-bunga indah dan tersenyum sembari mengatakan... "Aku datang menjengukmu, sayang....".
KAMU SEDANG MEMBACA
Itu bukanlah kesalahan mu
RomanceTapi maaf sebelumnya saya baru pertama membuat cerita seperti dan tidak pandai merangkay kata jadi maklum jika ada kesalahan dan kata kata yang kurang atau tidak cocok. Happy reading☺