Sebuah proses #2

34 6 1
                                    

Pukul 04:00 Sudah jelas terdengar suara dari aktivitas yang dilakukan dini hari tersebut, setiap hari Jesii selalu menyiapkan segela kebutuhannya sendiri dan sekaligus kebutuhan dari Nadin. Mulai dari mencuci, sampai memasak dilakukan gadis malang tersebut, agar kebutuhan sehari hari terpenuhi . Sepanjang berjalannya kegiatan yang dilakukan jessi , dia selalu memikirkan apa isi buku itu dan sepenting apa isi didalamnya sehingga dilindungi oleh sebuah peti kecil lalu disembunyikan di tempat yang menyeramkan. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 05:30 sudah waktunya bagi jessi untuk berangkat sekolah , walau matahari belum menunjukkan jati dirinya sebagai penerang seluruh bumi , tapi apa boleh buat perjalanan kurang lebih 1km harus di lalui gadis berkacamata itu dengan berjalan kaki agar sampai disekolahnya. Lagi pula Nadin tidak memberi seluruh aset yang dimiliki suaminya kepada jessi dengan alasan agar gadis malang itu bisa disiplin. Tapi seperti yang diketahui banyak orang bahwa itu semua adalah basa basi Nadin saja agar bisa lebih puas menikmati kekayaan Andre (Ayah jessi ) . Setelah seluruh perlengkapan selesai Jessi segera berangkat tanpa berpamitan dengan wanita bak penyihir dihidupnya , Soal uang saku gadis malang itu dengan bijak mempergunakan uang yang diberikan ayahnya sebelum pergi beberapa bulan lalu . Waktu menunjukkan pukul 06:00 sementara satpam yang bekerja disekolah akan menutup pagar pada jam 06:30 . Langkah jessi semakin dipercepatnya namun tiba tiba terdengar suara teriakan yang memanggil namanya dari belakang."jes!" ketika menoleh kebelakang , ternyata yang memanggilnya adalah Hakim sang ketua osis yang menurutnya sangat bijak dan berwibawa . "Barengan yuk , udah mau telat nih " kata Hakim memulai percakapan diantara keduanya . "Mmmm... Gk usah deh kk , aku masih kuat jalan kok " Balas jessi untuk memperpanjang percakapan. Tanpa membalas perkataan jessi , pedal rem mobil mewah kemudian di injaknya dilanjutkan dengan membuka pintu mobil dan menghampiri jessi lalu berkata "Udaahhh gk usah canggung , come on pretty girls nanti kamu telat lagi ". Sang ketua osis merangkul gadis cupu tersebut lalu membukakan pintu mobilnya untuk jessi. Gadis cupu yang masih terlihat polos itu tampak diam dan tidak bisa berkata kata , detak jantungnya berdenyut cepat dan hanya bisa menuruti apa kata Hakim . Agar tidak terasa boring Hakim bertanya kepada jessi " jess , kamu kenapa sih selalu jalan kaki kalau mau pergi sekolah , kan keluarga kamu tajir , rumah mewah , mobil banyak , motor sport juga ada" . " Bukan soal itu kak , aku sekalian mau olahraga, itung itung hemat biaya juga :v " balas jessi yang terlihat berusaha menyembunyikan segala hal yang terjadi di rumahnya . segera Hakim membalas untuk memperdalam percakapan diantara keduanya . " yaa, gk segitunya juga kali jess , nanti kamu telat gmana " . Namun tanpa menggupris perkataan hakim , tiba tiba Jessi teringat dengan buku misterius yang berada di tasnya, sembari berpikir kalau dia harus mencari buku yang bisa memberi petunjuk baginya di perpustakan sekolah . Tibalah mereka di gerbang sekolah , ketika keduanya keluar dari mobil sontak mata orang orang tertuju pada jessi , mungkin orang beranggapan bahwa bagaimana mungkin orang terpopuler disekolag bisa berangkat bareng dan satu mobil dengan orang paling benci disekolah . Kedua bola mata jessi menyusuri wajah wajah disekitaran mereka , ternyata Shara dan geng nya pun ikut serta menyaksikan kehadirannya dengan sang ketua osis , tatapan tajampun menyambut jessi seolah menjadi hadiah akan kehadirannya . Tapi entah kenapa , jessi tidak takut lagi akan ancaman itu . Mungkin jessi mulai berpikir bahwa kalau di diam dia akan semakin di injak . "Aku ke kelas yah kk , makasih tumpangannya" kata jessi seolah mengakhiri pertemuan mereka dipagi hari itu "Ahh gk papa kok , sering sering yahh ". Seluruh siswa memasuki kelas masing masing dan pelajaran pun dimulai. Untuk pertama kalinya sepanjang pelajaran Jessi tidak mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru yang memasuki kelas pada hari itu .Pikirannya masih di teror oleh buku misterius itu dan berharap bel istirahat segera berbunyii . Beberapa menit kemudian bel istirahat berbunyi , langsung jessi berjalan menuju perpuss " Hee cupuu ,lo mau kemana...! " . kata shara melihat gadis cupu itu berjalan tergesah gesah ."Bukan urusan lo." balas jessi sembari berlari untuk menghindari salah satu benalu dihidupnya itu . Tibalah dia ke perpustakan sekolah yang cukup luas itu , kartu pelajar diberikannya kepada pengawas perpustakan lalu segera mencari buku yang diharapkannya bisa memberi petunjuk baginya. Blog demi blog perpus disusurinya , sampai jessi menemukan buku yang berjudul "wade defish" yang merupakan nama dari ahli virus ternama dari amerika . Menurut jessi ,mungkin buku ini bisa memberinya petunjuk . Segeralah dia keluar dari perpustakan dan menuju kelas , tepat didepan kelas Shara,Endi dan Rizal beridir dengan menatap jessi dengan tatap tajam sementara yang di lakukan gadis yang mulai takut itu berusaha menyembunyikan buku yang tadi dipinjamnya. Jessi hanya menunduk dan berusaha memasuki kelass . Namun tiba tiba.......

"Akhirnya part 7 selesai juga , btw ini isinya terbanyak guyss ,, tetap tunggu update an dari saya yaa... Sampai jumpa di part selanjutnya teman temann..... :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dendamnya si cupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang