Chapter 1: Saling Menyalahkan

170 11 2
                                    

     Sanskar dan pria itu beradu permainan ular tangga, kemudian bercerita kala kuda kecil mainan berhenti di suatu angka dan logo-logo. Beberapa kali di kuda mereka turun kala berhenti di atas ekor ular, dan naik kala berhenti di bawah tangga. Ini menguji mereka untuk siapa yang paling jujur, karena Sanskar mengepung pria beruban itu di saat tengah berjalan santai di pinggir jalan. Namun, pria itu tak berlari. Diam, seolah-olah tak punya masalah terhadap pria yang mengenakan pakaian serba hitam ini. Ambring-ambringan dengan apa yang Sanskar lakukan.

“Sejak kejadian itu terjadi, semua orang menyalahkan Keluarga Sheikh. Membenci, menfitnah mereka sampai ke dalam-dalamnya, dan membuat hati mereka jadi amat hancur. Ya, hancur sehancur-hancurnya. Kedua pihak mempelai kehilangan anak–menantu hanya karena ulah satu orang.” Sanskar tersenyum sinis sembari mengambil dadu, memasukkannya ke dalam gelas kecil, lalu mengocoknya secara antusias. Keluarlah angka lima. Memajukan kudanya lima langkah. Kena di gambar satu hati yang patah dan di tengahnya ada panah yang menusuk hati itu.

Pria beruban itu mengkelai di kursinya sambil tersenyum, mempijat-pijat pelipisnya. Tampak malas sekali. “Itulah di mana saat pertama kali aku memandang wajahnya. Cantik sekali. Tak sia-sia juga aku mencintai Swani-ku.”

“Maka aku juga tak sia-sia dengan apa yang kulakukan; menyulap diri dari seorang CEO menjadi detektif konyol hanya untuk mengepung orang sepertimu ini.” Sambil tersenyum, Sanskar mengambil koin yang ada di meja, kemudian melemparkannya ke atas, lalu antusias menangkap koin itu saat mendarat ke bawah.

🌳🌳🌳

       Swara berlari secepat kilat di tengah jalan yang di seberang jalan kanan-kiri merupakan jalan pasir yang ditumbuhi rerumputan besar nan hijau. Ia menangis histeris karena kejadian yang menimpa keluarganya. Ia gadis periang, jarang mengalami kesedihan. Namun, sekali ada kesedihan seperti ini, hatinya hancur lebur seolah habis terbakar. Allah selalu memberinya cobaan, rasa sedih untuk orang yang selalu bahagia, juga ikhlas apa pun untuk-Nya.

“YA ALLAH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“YA ALLAH ...!” jerit Swara sekuat tenaga, kedua tangan memegang pelipisnya. Tengah berlari, gadis itu jatuh tersungkur sampai tangannya lecet memanjang lantaran menahan agar ia tak menyentuh jalan lintas. Ia mengubah posisinya, memandang tangan yang banyak goresan luka. Sangat sakit. Swara meringis kesakitan, kemudian melanjutkan tangisannya. Ia amat mencemaskan kakaknya. Berharap dia baik-baik saja.

🌳🌳🌳

       Kaan Sanskar Baş, seorang pria yang dipuji banyak para wanita di sekitarnya. Ia seorang CEO ternama di Turki. Tujuannya ke Baku karena ingin menemui kekasihnya, Ragini. Sanskar merupakan orang yang cerdas, berlidah tajam, mampu mencekik semua orang dengan omongannya. Ia juga berpikiran mesum; suka bermain dengan wanita malam saat sedang bosan, tapi apakah sampai berhubungan seks? Tidak. Ia lebih suka menjamah beberapa tubuh wanita yang ia mainkan daripada berhubungan seperti itu. Ini lebih sensasional menurutnya. Selalu mudah jatuh cinta.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unway (Searching Their Without Road)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang