Miss You

1K 165 4
                                    

Ekor Daichi bergerak gelisah, berbanding terbalik dengan wajahnya yang datar seperti biasa. Musim panas sudah dimulai semenjak satu minggu yang lalu dan itu berarti Daichi harus rela ditinggal Koushi selama satu minggu kedepan.

Tidak, Daichi sama sekali tidak mengkhawatirkan makanannya sama sekali. Toh, Koushi sudah menitipkannya pada Nakagawa-san--bibi yang tinggal di samping kanan rumah dan sudah pasti Daichi akan diberi makan seperti biasa. Hanya saja kucing itu pasti akan sangat rindu belaian Koushi.

Apa?

Jangan salah paham! Daichi tidak akan pernah mengakui dia merindukan majikannya. Dia hanya rindu untuk menjahili Koushi--dengan mencakar tangannya atau mengacak-acak barang-barang Koushi yang sudah tertata rapi.

Daichi memang tidak pernah menyukai musim panas.

Pertama, Daichi tidak menyukai Koushi yang menitipkannya kepada orang lain. Kedua, Daichi tidak menyukai suasana rumah orang lain. Dan yang terakhir, Daichi tidak menyukai rasa sepi karena tidak ada Koushi.

Tidak ingin musim panasnya sia-sia, Daichi berniat untuk berkeliling kompleks agar tidak terlalu bosan. Kucing hitam itu melompat dari atas pagar rumah Nakagawa-san, lalu berlari secepat mungkin.

***

"Sugawara-san, sedang memikirkan apa?"

Koushi menoleh, mendapati sosok Hinata yang mengambil tempat di sebelahnya. Adik kelasnya itu menatap penasaran Koushi, menerka raut wajahnya yang mungkin saja terlihat tidak bersemangat. 'Apa sebegitu jelasnya?' batin Koushi.

"Mengapa kau menanyakan hal itu?"

Hinata setengah merengut menjawab. "Aku dan yang lainnya mengkhawatirkan Sugawara-san lho. Soalnya Sugawara-san terlihat tidak fokus saat berlatih. Jarang sekali aku melihat Sugawara-san seperti ini."

Koushi menatap Hinata terkejut, tetapi sesaat setelahnya dia kembali murung. Iris hazel-brownnya hampir saja menitikkan air mata kalau saja dia tidak menyadari keberadaan Hinata. "Aku mengkhawatirkan Daichi," aku Koushi.

"Huh? Kucingnya Sugawara-san? Memangnya Daichi kenapa?"

"Aku baru saja mendapatkan pesan kalau Daichi belum pulang ke rumah selama tiga hari." Koushi meremat jarinya, gelisah. "Aku khawatir jika dia tersesat dan diambil orang lain."

Melihat Koushi yang gelisah dan murung seperti ini membuat Hinata ikut gelisah juga. Dia mengerti kalau Daichi sangat berharga untuk kakak kelasnya itu.

"Sugawara-san," panggilnya. "Kalau Sugawara-san sangat mengkhawatirkan Daichi, izin saja. Aku rasa Asahi-san akan paham."

Untuk sesaat Koushi merasa pikirannya jernih kembali.

***

Menjelang jam makan malam Koushi baru tiba di kediamannya. Dia memutuskan untuk pulang lebih awal dari latihannya setelah mendapat izin dari Asahi. Dengan segera ia merogoh saku untuk mengambil kunci rumah.

'Astaga, berantakan sekali.'

Mendadak Koushi sangat lemas. Dia ingat sebelum berangkat latihan rumah sudah dalam keadaan rapi dan bersih. Tapi sekarang ... rumahnya seperti habis diterjang angin puting beliung.

Srak!

Suara gemerisik itu membuat Koushi penasaran. Dia dengan yakin melangkah menuju dapur setelah mendengar suara kaleng tumpah yang berasal dari sana. Saklar lampu dinyalakan, keadaan dapur sama berantakannya seperti ruang depan.

"Daichi, kaukah itu?"

Tepat di atas lemari penyimpanan yang terbuka, ekor hitam menyembul keluar. Disusul dengan kepala Daichi yang melongok keluar dan menatap tepat ke arah Koushi. Kucing berbulu hitam itu langsung saja melompat turun dan menghampiri kaki sang pemilik, mengeong keras sembari menggigit main-main jari kaki Koushi.

"Daichi? Darimana kamu masuk ke dalam rumah, hm?" Koushi mengangkat kucing hitamnya ke dalam gendongan. Lalu mengelus bulunya yang tampak kusut dan kasar karena belum dimandikan.

Daichi hanya balas mendengkur, matanya terpejam erat-erat. Diusakkan hidungnya di dada sang pemilik sembari mengendusi aroma khas yang dikenalnya.

"Jangan jadi sok manja begini! Aku tahu kau sedang merayuku dan aku tidak akan terpengaruh lagi, oke. Tidak setelah kau berhenti membuatku cemas astaga! Kamu membuat susah Nakagawa-san!"

"Meow?"

"Daichi, kamu tahu kan aku sangat marah sekali padamu. Tolong jangan buat aku begitu saja mengampunimu."

"Meow~"

"ARGH!"

.

.

.

Hai! Sorry ya telat banget. Semoga chapter kali ini nggak bikin kalian kecewa ya ;)

The Cat's Name is Daichi || DaiSuga - Shounen-AiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang