Mendaki semua rasa

192 23 4
                                    


Sunyi nya pagi ditemani kotak 14 inc sambil terus berfikir,matanya yang bulat berwarna coklat sangat fokus demi terbentuknya setiap rangkaian kata yang ada di otaknya.

Tak disangka ternyata setiap kata yang ia uraikan dan ia tuangkan melalui jari jemarinya kedalam si kotak 14 inc itu semua atas kerja kerasnya dalam mengembangkan semua idenya.

Aku adalah seorang gadis yang berusia 17 tahun yang selalu menanamkan pada dirinya setiap perubahan dalam jejak langkah hidupnya,terbilang fanatik sih dalam setiap apa yang ia anggap cinta. Wajar bukan? selalu menginginkan istimewa dalam setiap yang ia rasakan.

"Astiii apa yang kau lakukan saat kejadian tadi malam?" Bergumam dalam hatinya dan terus memikirkan apa yang telah ia lakukan kepada orang yang ia cintai.

"Tak habis fikir,aku telah membuatnya berfikir bahwa aku tidak mencintainya sepenuh hati dan membuatnya merasa cinta nya tak bisa ku terima apa adanya" sambil terus berbicara pada dirinya Asti yang tak berhenti dihantui rasa yang bersalah telah berfikir tidak dewasa pada dirinya dan terhadap orang di sekelilingnya.

Sambil terus berfikir aku menenangkan fikiran dari rasa yang tak karuan tersebut dan mencari tempat yang sangat ku cintai untuk menemukan kesunyian yaitu perpustakaan. Bukan berarti aku tidak beribah dan mengingat yang maha kuasa ya jika aku mencari sebuah ketenangan. Hanya saja aku mempunyai kesukaan untuk tenang seperti itu.

"Apa sebaiknya aku meminta maaf kepadanya? apa yang harus ku lakukan agar semua terjalin tak canggung seperti ini? apa dia masih menerimaku dengan sifatku yang terbilang sudah memperlihatkan bahwa aku tak berfikir dewasa."  Sambil kutarik nafasku perlahan-lahan dan memandang keluar jendela sambil terus merasa malu pada diriku dengan apa yang telah aku lakukan.

Malam itu aku hanya merasa bahwa aku kehilangan rasa keistimewaan pada hatiku yang terbentur rasa cemburu pada jiwaku. Hatiku terisak-isak seperti ingin membuat air mataku tertetes tak karuan. Memang aku tak pernah bercerita tentang isi hatiku tentang semua rasa kesal yang berbalut tak karuan seisi hatiku. Ya Allah aku tak ingin berharap pada makhlukmu.

Saat kejadian malam itu aku merasa aku tak bisa menjaga segala perkataan yang ada pada fikiranku,entah mengapa. Mungkin Allah sedang memberiku petunjuk akan semuanya,aku percaya jika memang dia jodohku sampai kapanpun tak bisa dipisahkan walaupun ada badai yang amat kencang.

Hp ku bergetar terlihat notif dari bundar WhatsApp,ternyata pesan singkat yang terkirim darinya untukku,aku merasa ia membalas pesan ku dengan tidak enak atau badmood.

"(Tarik nafas) aku harus tenang agar semua tak ku ucapkan asal seperti malam itu" pekikku dalam hati.

Perlahan ku balas Dengan tidak membuatnya semakin merasa tidak enak untuk membalas pesan singkatku.

Hp ku bergetar lagi. Aku tahu itu notif darinya. Tapi aku sengaja untuk tidak membalas nya dengan cepat sambil ku terus fokus terhadap kotak 14 incku ini.

Aku merasa pusing entah mengapa,apa karna kurangnya tidurku akibat kejadian Malam itu. Akupun bergegas pulang dengan si merah yang selalu menemaniku kemanapun aku pergi.

Sesampainya dirumah aku sempatkan membalas pesan darinya. Lalu aku mematikan data di hpku. Aku merasa lelah siang itu. Setelah itu aku membersihkan diri dan makan siang. Aku membuka hp ku kembali dan membalas pesan darinya. Tapi setelah itu aku tidak mau ada percakapan dulu dengannya siang itu. Aku pun ibadah karena sudah terdengar suara adzan,dan aku pikir untuk tidur siang sebentar membuatku merasa lebih nyaman.

"Apa aku harus cerita dan bilang apa yang tidak ku suka dan merasa takut kehilangan dirinya?" Aku terus memikirkan pesan darinya yang memintaku untuk bercerita apapun dan bicarakan jika aku merasa ada suatu hal yang mengganjal.

"Ahh tak usah kau pikirkan dulu astiiii!!!" Sambil berbicara pada diriku sendiri aku pun memejamkan mataku dan perlahan terlelap tertidur.

Setelah terbangun dari tidurku aku merasa kepalaku semakin pusing Entah kenapa. Jam 3sore itu aku langsung makan dan setelah makan aku buka hp ku dan ada pesan darinya bahwa ia tak mau aku diam saat merasa sesuatu.

Tapi aku tidak ingin cerita dan bicara kepadanya panjang lebar. Karna aku merasa apa yang harus ku mulai dari semua nya? Apakah aku harus basa basi menceritakan yang merujuk pada inti yang kurasakan? Tapi aku enggan untuk bicara kepadanya.

Treng...
Treng...

2 pesan darinya yang menanyakan apakah selama ini ia tak pernah peka dalam situasi yang ia hadapi kepadaku.

Aku semakin merasa tidak teristimewa didalam hidupnya.
Aku mengalihkan semuanya dan agar hatiku tak berfikir akan hal lain tentang semua yang sedang kurasakan. Aku menyuruh nya untuk mendownload salah satu aplikasi yang bagiku ia mampu membacanya dan mengerti tanpa langsung keluar dari dalam mulutku.

"Bisa dibilang tak ada orang lain yang mengerti semua perasaanku terkecuali yang menciptakan diriku!" Aku bergumam sambil mengetik didalam kotak 14 incku.

Apa karna selama yang kurasa bahwa dirinya lebih seperti orang yang merasa waw akan setiap semua hal yang terjadi pada orang lain atau aku yang merasa memiliki rasa yang terlalu berlebihan.

"Ahh!!!!!semua menguras pikiranku!!" Aku merasa tidak ingin memikirkan hal itu dulu.

Oh yaa tadi aku menyuruhnya untuk mendownload aplikasi,apa dia mau?hehe.
Biarlah yang terpenting suatu saat ia membaca dan menyadari semuanya.
Aku masih belum berani memulai semua rangkaian kata jika harus melontarkan semuanya kepadanya secara langsung.

***
"Hati ini terlalu merasa terisak-isak oleh kesyahduan rasa yang kurasakan dan terlalu terbelenggu egoku sendiri"
***

Segitu dulu yaa teman teman ^^ jangan lupa vote dan komen,kasih saran dan kritiknya karna itu berharga buat aku. Salam manis dari aku^^ ❣❣aku masih tahap belajar yaaa❣😆

Jejak RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang