Besok udah senin.
Iya, lalu?
Ada kelas nirmana.
Iya, tahu. Kita sekelas.
Aku tidak suka.
Tidak suka apa?
Senin.
Kenapa?
Tugas nirmana.
Tidak suka sama tugasnya, nirmananya, atau apanya?
Pokoknya aku tidak suka senin.
O, harinya? Tidak apa-apa.
Bukan harinya.
Nirmananya?
Bukan!
Tahu tidak? Senin itu satu-satunya hari yang ada seninya.
Seni apa? Seni tugas? Seni sibuk? Seni nirmana?
Bukan. Coba perhatikan lagi. Senin itu memang satu-satunya hari yang ada seninya.
Emang hari lain enggak ada?
Enggak ada.
Sial. Setelah aku tulis, aku baru paham.
Haha
Haha. Dasar!
Sana siap-siap. Kita berangkat sekarang saja. Keburu malam.
Yaudah matiin, ya!
***
Percakapan kami di telepon selesai. Tapi, kurasa, dari sinilah nirmana kami dimulai.
YOU ARE READING
Nirmana
RomanceSudah sejak lama aku jatuh cinta pada cinta. Jangan tanya kapan tepatnya. Aku sendiri tidak tahu. Tapi, aku yakin perasaan yang berhasil mencuri seluruh hal milikku dan dengan suka rela aku serahkan itu adalah cinta. Cara cinta bekerja, sungguh meny...