06

2.6K 248 21
                                    


Jk pov

7:00

Aku memutuskan terbangun karena bunyi alarm yang dari tadi berbunyi sejak pukul 5 pagi.
Semalam.. apa yang terjadi semalam. Rasanya aku hanya sedikit mengingat.
Rasa ingin bunuh diri itu kembali namun lagi2 aku terbangun diatas tempat tidur. Jadi apakah aku hanya bermimpi.

Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku dengan sedikit gerakan mengusap keningku.

Ah.. aku ingat. Aku hanya memutari jalan menunggu momen untuk bunuh diri hingga aku kehabisan bahan bakar.
Konyol.

Badanku lemas sekali, rasanya badanku demam.

Aku bangun dan duduk ditepi kasur meraih ponselku lalu mematikan alarm yg dari tadi mengganggu pendengaranku. Setelah mematikannya aku mengecek snapgram. Bnyak fans disana, mungkin karena aku tampan dan gayaku yang seperti bajingan.

Tapi mereka hanya menyukai fotoku, setiap aku mengpost teks hanya beberapa yang merespon. Banyak. Tp tak sebanyak saat aku mengunggah foto.

Banyak pesan masuk juga disana. Tp aku tak pernah mau membukanya.

Sedang apk untuk chat pribadi kosong. Sama sekali tidak ada yg mengirimiku pesan.
Sebelumnya hanya 1 orang, park jimin. Tapi aku mengeblok kontaknya. Aku terganggu dengan pesan yang dia kirim.

Aku menaruh ponsel kembali ke tempat semula. Aku beranjak dari kasur lalu berjalan ke kamar mandi yg berada di dalam kamarku. Aku melihat wajahku disana, sedikit lebam tapi masih terlihat tampan.
Disini aku tak pernah kesulitan materi. Si tua itu tiap bulan rajin mentransfer sejumlah uang yang banyak ke rekeningku. Dan setiap ibu berkunjung juga akan memberiku uang tunai.
Aku bisa saja setiap hari pergi ke bar atau klup malam agar aku tidak terlalu bosan.
Uang itu tidak akan habis jika hanya membeli minuman dan jalang disana.
Tapi apa aku orang yang mampu melakukan itu.
Aku kembali melihat wajahku lewat pantulan cermin.
Aku menatap rendah diriku disana.
Dibalik tatapan sinis aku melihat sorotan kesepian yg sangat mengganggu. Bagaimana bisa orang yang lebih pantas disebut pecundang menjadi bajingan.
Aku membuka kran air dan segera membasuh wajah ku yang tampak lusuh.

-

Pukul 9.00
Saat ini aku berdiri dibelakang jendela kamarku. Aku melihat pemandangan luar dari sini.
Aku tak ingin beranjak dari tempat ini. Aku tak ingin pergi ke sekolah.
Image ku sudah buruk disana.
Dan mungkin seokjin percaya dan juga berfikir demikian.

-

Pukul 11.00

Saat ini aku masih berbaring dikasurku. Badanku tak kunjung membaik, aku merasa pusing dan rasa lapar mendominasi perutku. Rasanya aku sudah tidak bisa menahannya.

Aku pergi ke dapur.

Aku tidak punya pembantu disini. Aku tidak nyaman saja ada orang lain berada disekitarku.
Dan aku juga tidak ingin bergantung kepada orang lain. Aku juga tidak mudah percaya kepada seseorang. Bisa saja dia hanya berpura2 baik atau suruhan ibu atau si tua itu untuk mengawasiku.

Pekerjaanku sehari-hari selain belajar adalah membersihkan rumah dan mengurus diriku sendiri. Tak ada waktu bermain. Aku anak bajingan yang rajin. Haha.
Aku sama sekali tak ada niatan mengubah image bajingan yg terlanjur melekat pada diriku. Lagipula tak ada yang perduli.

Aku duduk di kursi ruang makan.
Aku mengambil selembar roti lalu mengolesinya dengan selai kacang.

Selesai makan aku membuka kulkas, mengambil susu lalu meneguk dari kemasan.
Walau aku tinggal sendiri aku tidak ada niatan untuk mengkonsumsi alkohol karena usiaku belum mencapai 20 tahun.
Aku hanya ingin menjadi warga negara yang baik.

Setelah sarapan aku kembali ke kamarku untuk melanjutkan tidur.

Petang, 6:20

Aku menonton tv di kamarku.
Rasanya bosan sekali.
Apa aku harus pergi ke bar.

Tbc

Flasback
Kemarin seokjin side

Pulang sekolah.

Seokjin pov

Aku selesai mengemasi buku.
Waktu aku hendak beranjak dari tempat dudukku, tiba2 saja taehyung berdiri dari bangkunya dan menimbulkan sedikit suara gaduh dari bangku yg bergeser kasar.
Sepertinya dia marah kepadaku, apa karena karena aku terlihat memihak jungkook.
Sejak pagi dia selalu berjalan mendahului ku.

Tapi kenapa dia bertindak gegabah dan menuduh jungkook berbuat yang tidak2.
Terserahlah.
Aku akan menunggui jungkook untuk meminta maaf. Aku masih merasa bersalah kepadanya.

Aku diberi tahu oleh seseorang jika jungkook dan taehyung sedang membersihkan kaca di lantai 2.
Mungkin mereka sedang dihukum, maka aku akan menunggunya disini saja. Dekat tangga. Mungkin dia akan melewati tangga ini.
Tidak mungkin jika aku ikut keatas. Nantinya hanya akan memperumit keadaan.

Pukul 7 lewat 10 menit aku masih berdiri di koridor dekat tangga.
Sesekali aku duduk karena lelah.

Sekolah ini tampak seram pada malam hari, terlebih aku yakin hanya tinggal kami ber 3 dan 2 satpan di depan yang berada di sekolahan ini.

Aku mendengar suara langkah kaki dengan cepat menuruni anak tangga.
Terdengar tergesa2.

Langkahnya semakin mendekat lalu aku melihat sisi tangga itu, menunggui orang tersebut.

Jungkook, dia menunduk. Kenapa dia berjalan dengan menunduk.
Aku berjalan mendekat dan tanpa sadar aku memegang pundaknya.

Greb

Jungkook menoleh ke arahku. Namun wajahnya nampak tidak baik2 saja.
Apa mereka bertengkar.
Tapi tidak terdengar suara gaduh apapun.

"apa kau baik2 saja" Ucapku

Dia langsung memalingkan wajahnya dan menoleh ke arah ku lagi.

"aku selalu dalam keadaan baik" Jungkook tersenyum namun matanya jelas berair.

"apa kau sudah mengobati luka2mu ?" tanyaku lagi.

"sudah. Luka2 seperti itu sudah biasa. Tanpa diobatipun akan sembuh dengan sendirinya"

"ish"

"kenapa kau belum pulang"

"aku menunggu seseorang"

"seseorang?"

"dia menungguku". (suara lain)

Aku langsung menoleh ke asal suara itu. Suara berat yang tak asing bagiku.
Taehyung.
Dia berjalan tenang menuruni anak tangga.
Dia berjalan melewati jungkook lalu berdiri disampingku.

"apa kau sudah lama menungguku" Ucap taehyung. Tangannya merangkul pundakku.

"ap--apa ?"

Aku yg terkejut melihat wajah taehyung. Namun pandangannya lurus melihat ke arah jungkook.
Lalu aku juga ikut melihat ke arah jungkook. Jungkook langsung memalingkahkan wajahnya.
Ada apa dengan mereka.

"ayo" Ucap taehyung dengan menarik pundakku.

Akupun berjalan mengikuti arahan taehyung dengan terus melihati jungkook yang masih menghadap tembok. Dia sama sekali tak bergeming.

Bad boy (kookjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang