09

4K 231 54
                                    

Pukul 8 malam.

Jungkook masih terbaring lemas diatas kasurnya. Samar2 mendengar suara agak gaduh diluar.

Apa jimin. Fikirnya

Jungkook memaksakan kakinya untuk turun dari kasur. Dengan sempoyongan dia berjalan keluar kamar.
Tiba ditangga pandangannya kabur seakan kepalanya jatuh kebawah membuat bulu kuduknya merinding sebentar.
Dengan berpegangan seadanya jungkook duduk.
Dalam keadaan tenang dia mendengar suara seokjin membuat dia ingin sekali keluar.
Jungkook menuruni anak tangga dengan ngesot. Namun juga harus berhenti beberapa kali karena efek mabuk kemarin tidak kunjung membaik.
Sampailah dia di anak tangga terakhir.
Dia berdiam sejenak mengistirahatkan perut dan kepalanya yg bergejolak seakan ingin mengambil alih dirinya.

"aku tau jungkook sedang mabuk berat. Entah bagaimana aku ditelfon dengan ponsel jungkook oleh seorang bibi jika temanku mabuk sampai teler.
Aku bingung namun aku kesana. Dan keadaan jungkook memang sudah seperti mau mati"

Suara mereka jelas terdengar dari tempat dia duduk.

"bagaimana jika itu jebakan. Seharusnya kau menelpon aku, biar aku yang kesana"

"sudah malam dan aku tidak mau terus2an merepotkanmu"

"merepotkan katamu ?
Aku memilih untuk mengurus segala urusanmu ketimbang harus melihatmu dekat dengan laki2 lain"

"Anjing. Dia mendahuluiku" gumam jungkook.

"lain?"

Jungkook mencoba berdiri sekuat tenaga.
Dia berjalan menuju pintu yg jaraknya 8 kaki. Dekat memang, namun dengan keadaan yang seperti itu membuatnya berjalan layaknya siput.

"aku menyukaimu"

Ceklek
Suara pintu dibuka

"hei kunyuk. Mana minumanku"
Ucap jungkook sengak dengan muka pucat.
Dia kesal setengah mati dengan taehyung sekarang.

"huh" taehyung tersenyum kecut melihat jungkook, membuatnya buang muka sebentar. "seokjin sudah membawakannya. Aku pulang. Cepat sembuh gilanya biar tidak merepotkan orang"

Tanpa aba2 taehyung berjalan mengambil helm lalu mengendarai motornya.

"seokjin-ah. Mendekatlah"

"kenapa aku harus mendekat"

Jungkook memejamkan matanya. Gelagat tubuhnya seakan ingin ambruk. Dan benar saja. Saat tubuh tegap itu mulai goyah seokjin dengan sigap menahan badan jungkook agar tidak jatuh.
*Posisi mereka seperti sedang pelukan.

"jeon jungkook. Jawab aku"

"em..."

"apa kau mampu naik ke punggungku. Kedua tanganku kerepotan"

"em"

Ishh..
Dengan sedikit frustasi seokjin memindahkan badan jungkook ke punggungnya.
Untung ruang tamu tidak jauh dari mereka berdiri. Jin menggendong dengan sedikit menyeret kaki jungkook. Ini seperti de javu.

Seokjin menidurkan badan jungkook di sofa.

" Apa kau belum makan ?" Tanya seokjin.

Dengan mata terpejam jungkook menggelengkan kepalanya.

"apa kau gila. Bisa2 kau mati konyol" ucap seokjin dengan mengomel.

"dengan keadaan seperti ini dan isi kulkas kosong aku bisa makan apa. Seharian aku tidak tiduran saja "

"kau bisa pesan makanan bodoh"

"aku baru bangun jam 3 sore dan perutku sudah tidak karuan rasanya. Badanku lemas sekali"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad boy (kookjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang