Revenge Sevenfold ✅

157 You Know Me?

Mie spesial dari restoran ini adalah buatan sendiri, dan dapur berada di depan para pelanggan sehingga mereka dapat melihat bagaimana makanan mereka disiapkan.

Lu Shen dalam perhatian penuh ketika dia melihat pemiliknya menguleni dan memutar adonan, sebelum mengulurkannya seperti tali. Dia melakukan ini berulang-ulang sampai mencapai konsistensi yang tepat. Tepung disemprotkan ke udara saat adonan ditumbuk kembali ke meja, membuat siapa pun yang melihatnya merasa kagum.

Bagi sebagian besar orang yang tinggal di sini, mereka telah melihat tampilan ini ribuan kali. Jadi mereka lebih puas untuk mengalihkan perhatian mereka kepada pemuda tampan yang mempelajari proses bagaimana mie dimasak.

"Aiyo, lihat wajah itu. Dia bahkan lebih tampan daripada Andy Lau-ku! [1]

"Wanita tua, bukankah kamu malu? Dia cukup muda untuk menjadi cucumu!"

"Bah! Tidak bisakah aku menghargai pria yang lebih muda sekarang karena aku sudah tua? Bahwa He Shang [2] telah merayu simpanan muda kiri dan kanan, tetapi aku bahkan tidak bisa mengagumi seorang pria lajang? Haruskah aku menjadi istri yang baik bahkan di akhir hidupku, ah? "

"Dia pasti salah satu aktor yang pergi ke sini untuk syuting film. Aku tidak mengenali wajahnya."

"Bukankah Xiao Tang Yuan kamu seorang shengnu? [3] Kenapa kamu tidak memperkenalkannya padanya?"

"Apakah kamu pikir Xiao Tang Yuan-ku bahkan punya peluang? Lihatlah gadis yang duduk di sampingnya!"

Hui Yin tidak peduli tentang bisikan di sekelilingnya dan dengan tenang memakan mie nya. Lu Shen juga dengan rakus makan di sampingnya, gerakan sumpitnya kabur ke mata. Tapi tangan satunya masih memegang lengan mantelnya, seolah dia takut dia akan kabur dan meninggalkannya.

Setelah mereka selesai makan, Lu Shen kembali menjadi waspada terhadap lingkungannya. Saat Hui Yin membayar, dia bertanya padanya, "Apakah kamu kenal orang-orang ini?"

"Tidak."

"Kamu pikir aku tinggal di sini?"

"Tidak."

Kepalanya terkulai. "Dan kamu juga tidak kenal aku."

Hui Yin ragu-ragu sebelum dengan hati-hati berkata, "Tidak ... aku kenal kamu."

Kepalanya terangkat dengan cepat. Ekspresinya tampak terkejut.

"Anda kenal saya?"

Hui Yin menariknya keluar dari restoran dan menjauh dari mata para penduduk desa. "Ya, benar."

"Kamu? Sungguh? Apakah kamu tahu namaku?"

Dia menatapnya. Itu di ujung lidahnya, nama yang dia berikan padanya. Tetapi pada akhirnya, dia menjawab, "Namamu Lu Shen."

"Lu ... Shen?" Dahinya berkerut. "Lalu siapa namamu?"

"Hui Yin."

"Hui Yin." Dia tampak lebih tertarik mendengar tentang namanya daripada namanya. "Namamu cocok untukmu."

Hui Yin tidak tahu bagaimana memahami itu. "Terima kasih."

Kantor polisi terletak di pusat desa, dan agak jauh. Saat mereka berjalan, Hui Yin bertanya apakah dia tahu lokasi di mana dia menabrak mobilnya. Tapi Lu Shen berkata bahwa dia tidak ingat. Segala sesuatu yang terjadi setelah kecelakaannya dan sebelum dia menemukannya adalah kekosongan baginya.

"Kenapa kamu tidak bertanya padaku tentang siapa kamu? Tidakkah kamu ingin tahu?"

Hui Yin agak terkejut bahwa dia tidak meminta informasi lebih lanjut setelah dia menyebutkan namanya. Bukankah seharusnya dia ingin belajar tentang identitasnya?

Lu Shen tampak agak kosong sebelum dengan penuh pertimbangan bertanya, "Kamu bilang kamu kenal aku?"

Dia mengangguk.

Cara dia memandangnya sedikit berubah, dan ini membuat Hui Yin mundur selangkah.

"Apakah kamu istriku?"

Nada suaranya yang hampir menyenangkan membuatnya tercekik. Istri, pantatmu! Saya mencoba segalanya karena saya tidak ingin menjadi istrimu!

"Tidak!"

Dia tampak kecewa. "Kamu bukan?"

"Kenapa aku akan membawamu ke kantor polisi jika aku istrimu ?!"

Lu Shen tampaknya merenungkan kata-katanya.

"Hm-mmm, kamu benar," katanya, dan dia meliriknya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Pandangan sekilas ini membuat semua rambut di tubuh Hui Yin berdiri. Dia punya firasat buruk tentang ini.

Untungnya, mereka sudah tiba di kantor polisi. Hui Yin menyeret Lu Shen yang enggan ke pintu masuk dan menghadapi petugas polisi di belakang meja depan.

"Tidak mau, aku tidak mau ..."

Lu Shen mencoba menggali tumitnya di tanah untuk menariknya pergi, tetapi Hui Yin meraih tepi meja dan berhasil berdiri di tanah. Polisi itu menatap mereka dengan bingung.

"Petugas, saya ingin melaporkan orang hilang yang saya temukan," kata Hui Yin tanpa basa-basi.

"Orang hilang?" Petugas polisi mengangkat telepon di sampingnya. "Apakah kamu nama mereka? Atau lokasi mereka?"

"Namanya Lu Shen, dan dia ada di sini ..."

Tetapi ketika Hui Yin berbalik, tidak ada orang lain di belakangnya. Dia melihat ke bawah.

Lu Shen berjongkok di tanah, lengannya erat memeluk kakinya. Jelas sekali pada pandangan pertama bahwa dia berusaha bersembunyi dari petugas polisi. Dia memberinya pandangan yang menunjukkan putih di sekitar iris gelapnya, sementara kepalanya bergetar bolak-balik.

Dia menghela nafas putus asa dan menarik tangannya. "Berdiri."

Tetapi lengan di sekitar kakinya semakin kuat, dan matanya yang lebar sekarang dipenuhi dengan air mata yang ditekan. Hui Yin pada akhir kecerdasannya.

Mengapa pria ini membuatnya merasa seperti penjahat? Ini untuk kebaikan mereka sendiri! Jika dia kembali ke masa kejayaannya, dia tidak perlu memakai pakaian murah seperti ini. Dan dia tidak perlu khawatir tentang dia mengancam Jiang Xu ...

"Kehilangan?" Petugas polisi batuk, dan dia memberi isyarat padanya bahwa orang lain di ujung telepon sedang menunggu. "Lokasi orang yang hilang?"

Lu Shen menggelengkan kepalanya lagi, tampak sangat ketakutan. Hui Yin ragu-ragu.

[1] Aktor Hong Kong yang terkenal yang merupakan salah satu aktor film paling sukses secara komersial sejak pertengahan 1980-an.

[2] Pria dengan rambut botak.

[3] Diterjemahkan langsung ke 'sisa perempuan.' Ini merujuk pada wanita yang belum menikah dan sudah berusia akhir dua puluhan atau tiga puluhan. Ini adalah stigma sosial di Tiongkok, di mana sebagian besar keluarga melecehkan anak perempuan mereka yang masih lajang untuk menikah dini atau mereka akan berisiko disebut 'shengnu'.