Dua Lima - -

6.3K 627 63
                                    

Sorry for Typo 🙏🏻








Jimin berlahan-lahan membuka matanya, ada perasaan yang menganjal ketika ia berusaha duduk.

"Sayang akhirnya kau sadar" Jimin berhenti ketika seseorang memeluk tubuhnya dengan erat.

Bau ini?

"J-Jungkook?"

"Iya ini aku sayang"

Jungkook tersenyum lembut, kedua tangannya terangkat untuk mengusap wajah cantik sang istri.

"Aku merindukanmu" Bisiknya sebelum memberi banyak kecupan di wajah itu.

Jimin hanya menutup matanya, menikmati bibir tipis sang suami yang menyerang kedua kelopak matanya, pipinya, keningnya, dagunya, hidungnya dan terakhir memberi kecupan beserta sedikit lumayan di bibirnya.

"A-aku j-juga Kookie" bisiknya lirih

"B-berapa lama a-aku di s-sini?" Kedua mata sayunya memandangi ruang itu, Jimin melihat sebuah tas lumayan besar. Dari sedikit celah yang tebuka, ia dapat melihat beberapa baju yang bersembunyi.

Jungkook menghela nafas "Empat hari" Jawabnya

Jimin tertegun 'Selama itu kah?'

"Melihatmu kesakitan membuatku hampir menghancurkan rumah sakit ini, pelayanan mereka sangat lamban" Jungkook mengeluh, tapi tangannya terus mengusap surai sang istri.

"Tapi aku s-sudah sehat"

"Tidak sayang, jangan membela mereka. Empat hari ini yang mengurusmu adalah dokter Jhom, beliau berasal dari Australia"

Salah satu alis Jimin menukik. Apa dokternya memang harus dari luar negeri?

Bukankah ia hanya keracunan biasa?

"K-Kenapa berlebihan s-sekali?" masih dengan suara lirihnya Jimin bertanya. Menurutnya Jungkook sangat berlebihan.

Jungkook mendengus "Zat Arsenik sangat berbahaya Jimin-ah, salah sedikit saja maka kau akan_" Tidak, ia tidak dapat melanjutkan perkataannya lagi. Mengingat Jimin kesakitan dan sering muntah membuat emosinya kembali memuncak. Rasa marah mulai memenuhi dirinya. Jungkook hampir saja akan melempar gelas didekatnya jika saja Dokter Jhom tidak tiba-tiba masuk.

"Mr. Jeon, bisakah anda keluar sebentar? Saya akan memeriksa Istri anda" Ujarnya disambut dengan anggukan Jungkook. "Baiklah, aku akan keluar"


Cup


Sebelum keluar Jungkook sempat-sempatnya mengecup sebentar bibir sang istri.

Wajah Jimin memerah, apalagi ketika beberapa perawat di belakang dokter Jhom melempar tatapan menggoda ke arah nya.

"Nah, sekarang Mrs. Jeon silahkan anda berbaring"












°__👠_🔫__°












Matahari mulai meninggalkan bumi, tapi tidak membuat beberapa orang untuk menghentikan aktivitas mereka.

Apalagi beberapa anak muda. Mereka akan dengan sigap menguasai sore hari. Baik itu dengan kencan, olahraga, jalan-jalan dan lainnya.

Namun sangat sayang untuk seorang Tuan Jeon Jungkook, biarpun sang istri termasuk ke dalam golongan itu tapi tetap saja Jimin tidak mau untuk berkeliaran di sore hari. Padahal Pria manisnya ini sudah dinyatakan sembuh dan di izinkan untuk melakukan aktivitas seperti biasa.

"Ayolah aku ingin jalan-jalan" Mendengar rengekan Jungkook membuat Jimin menggelengkan kepala, ia lumayan jengah melihat tingkah kekanakan Pria yang duduk di kursi kemudi itu.

"Aku ingin pulang Jungkook" Jawabnya sudah kesekian kali.

Jimin sangat capek sekarang, ia ingin segera pulang. Tapi entah kenapa, sejak dua hari ia sadarkan diri tingkat Jungkook semakin aneh saja. Terkesan manja dan kekanakan, oh jangan lupakan juga kalau kelinci bongsor itu selalu menempeli dirinya kemana saja.

Jimin juga curiga jika Suaminya ini tengah menyembunyikan sesuatu?

Pasalnya Jungkook Cuma mengatakan soal keracunannya tanpa menjelaskan kronologis peristiwa tersebut secara menyeluruh, begitu pun dengan Ibu dan Mertuanya.

Apakah dia ketinggalan sesuatu?

Jungkook menghela nafas. Ia memutuskan untuk menyerah karena sepertinya Jimin memang memerlukan istirahat di rumah.

"Oke, kita pulang"












°__👠_🔫__°












Sesampainya di apartemen, sepasang suami istri tersebut memutuskan untuk langsung pergi ke kamar.

Sekarang, Jungkook duduk di atas ranjang. Mengawasi Jimin yang sedang membuka koper bajunya. Yahh, baju yang ia bawa untuk menginap di rumah sakit.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Jungkook membuka suara, memecahkan keheningan yang menyelimuti mereka.

Tangan Jimin berhenti memasukkan beberapa pakaian ke dalam lemari "Lumayan baik" Jawabnya seraya menoleh sebentar.

Jungkook menghela nafas, kenapa Jimin mejadi pendiam?

"Sayang kemarilah" Suami Jimin itu menepuk-nepuk tempat kosong di sebelahnya. Memberi isyarat untuk duduk disampingnya.

Jimin tidak menjawab, tapi setelah pekerjaannya selesai ia menurutinya juga.


Greb


Tidak menunggu waktu lama untuk Jungkook memeluk Jimin dengan sangat erat.

"Berjanjilah untuk tidak meninggalkanku" Jungkook berbisik di perpotongan leher sang istri, suaranya meyiratkan ketakutan jika Jimin meninggalkannya lagi.

Jimin tersenyum kecil, diusapnya punggung lebar itu sebelum mengecup pelipis Jungkook dengan lembut.

Di dalam pelukan sang istri Jungkook tersenyum. Ah, ia sangat merindukan sensasi hangat ini.

Keduanya saling berpeluang lumayan lama, sampai tiba-tiba Jungkook berbuat ulah.

"Nghmm, Jangan digigit Kookie"

"Ahh,,,  hentikan kelinci nakal" Jimin berusaha memberontak. Jungkook tidak peduli, Pria itu malah mengangkat tubuh mungil sang istri kemudian melemparkannya ke singgasana mereka.

"Ahks, sakit bodoh" Jungkook terkekeh mendengar umpatan Jimin.

"Aku ingin Jatuh ku"

Mata Jimin terpejam. Ia yakin malam ini Jungkook akan menggempurnya habis-habisan.

"Tapi Jungkook, aku masih sak_ Ahhh,,, mgh,,, jangan dihisap"






TBC




Warnaing Yorobun di chap depan aku ingin kalian ngoreksi umur masing-masing....  Karena 🔞⛔

Btw, Yon rindu kalian 😆♥️





Salam cinta
Yeon / Yon

[END ]✓ Prince Mafia & Cinderella? ° KM 👠🔫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang