SPRING DAY [Two]

18 2 0
                                    

Innafanka Erlangga, remaja periang 17 tahun. Inna memiliki tubuh mungil untuk ukuran anak kelas 12 SMA.

Tinggi badannya sekitar 150 cm padahal jika dilihat dari keturunan, kedua orangtua Inna memliliki postur tubuh yang tinggi.

Mungkin karena sejak kecil dia tidak suka minum susu, membuat Inna kekurangan kalsium yang begitu penting untuk pertumbuhannya.

Terkadang saat ia ikut kedua orang tuanya bertamu kerumah teman bisnis orang tuanya, Inna dikira masih SMP padahal sebenarnya dia malah akan lulus SMA tahun ini.

BIP BIP BIP BIP BIP BIP

suara alarm digital mengacaukan mimpi indah Inna. Ia menendangi selimut tebalnya lalu bertelungkup menutupi kedua telinganya dengan bantal. Sayangnya itu tak cukup.

Dengan mata sayup Inna meraih alarm digital yang berada di atas nakas sebelah ranjangnya dan mematikannya dengan segera. Setelah itu dia kembali mencari posisi tidur yang enak.

Sudah menjadi kebiasaan gadis itu setiap pagi. Ia tak akan mempan dibangunkan oleh alarm digital manapun, satu-satunya yang bisa membangunkannya adalah panggilan dari mamanya.

Entah apa alasanya, yang pasti setiap mamanya memanggil namanya sekali saja. Dia pasti langsung bangun dan terbirit-birit menuju kamar mandi.

Seperti pagi ini gadis itu hanya bangun untuk mematikan alarm dan kembali meringsuk mencari posisi nyaman.

Belum sempurna memejamkan mata, mama nya berseru dari luar kamar membuat gadis itu langsung membuka mata lebar-lebar dan segera berlari ke kamar mandi.

Tak lama Inna sudah berdiri di depan cermin untuk memeriksa penampilannya. Rambut kuncir kuda, lipbalm tipis dibibir, bedak bayi yang tak begitu tebal.

Perfect

Setelah dirasa lengkap, gadis itu beralih memeriksa buku mata pelajaran untuk hari ini.

Walau Inna tidak terlalu cerdas tetapi dia selalu disiplin dalam mata pelajaran dan tugas-tugas yang diberikan guru untuk dikerjakan dirumah. Ya walaupun hanya 25% saja yang dia kerjakan sendiri. Sisanya? Mencontek teman sekelasnya.


Hari ini hari senin, hari setelah hari minggu dan hari sebelum hari selasa. Eum, sepertinya sekua orang sudah tahu ya.

Hari senin itu hari yang cukup menyenangkan bagi Inna. Berbeda dengan siswa lain yang selalu menggagap hari senin sebagai hari yang berat.

Setelah dirasa sudah lengkap semuanya, Inna lekas pergi ke bawah untuk sarapan bersama dengan kedua orangtuanya.

"Pagi papa" sapa gadis itu riang saat turun dari tangga.

"Pagi juga sayang" balas sang papa sambil mengecup kening Inna saat gadis itu duduk disebelah papanya.

Mereka lalu menikmati sarapan pagi bersama dalam diam, kecuali mamanya yang sedari tadi belum juga muncul.

"Pa, Mama kemana?" tanya Inna saat tidak melihat keberadaan mamanya dirumah.

"Mama sudah berangkat duluan, katanya ada sedikit masalah di kebun bunga" kata sang papa sambil menyiapkan suapan nasi goreng.

"Pagi-pagi gini?"

“Iya. Kata penjaga, kebun bunga di sana ada masalah dengan beberapa tanaman bunga. Makanya Mama kamu langsung berangkat tadi pagi setelah memanggil kamu yang susah banget dibangunin" ejek Angga –Papa Inna.

SPRING DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang