Jisoo bergumam tidak jelas saat berjalan cepat menuju pintu rumah. Ia membuka dengan tidak sabar, memaksa sahabatnya masuk ke dalam rumah, melirik ke jendela yang dia bisa lihat melalui kamarnya.
"Ayo, Jennie-ya!" katanya nada kesal ketika Jennie berjalan lambat. "Kamu sudah terlambat, aku tidak mau ketinggalan ini!"
Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya Jennie berjalan masuk melewati sahabatnya yang sudah gelisah.
"Sejujurnya, Jisoo Eonnie, kita masih punya waktu, dia tidak akan selesai secepat itu walaupun aku sudah berjalan beberapa meter!"
Jisoo menutup pintu depan rumahnya dengan keras, bergegas melewatinya dan tidak peduli untuk menunggunya.
"Kamu tahu ini adalah hal yang paling kutunggu terjadi hari ini jangan merusak kesenanganku."
Jisoo membalas candaan Jennie dengan sinis setelah itu bergegas ke masuk ke kamar menuju jendela kamarnya.
***
Dengan muka cemberut Jennie mengikuti Jisoo dari belakang. Dia tidak yakin mengapa dirinya harus berada di sana.
Jisoo sudah sering mengatakan kepadanya tentang pria seksi ini yang tinggal di seberang jalan, sehingga akhirnya memutuskan untuk menyaksikan sendiri pertunjukan itu.
Fakta bahwa Jisoo telah mengatakan hal-hal hebat tentang pria itu adalah bagian penting dari keputusan akhirnya, gadis mana yang akan menolak mendapat tontonan gratis tubuh pria setengah telanjang?
Ketika dirinya sampai di kamar, Jisoo sudah duduk di tempat tidurnya menghadap ke jendela, sebuah teropong sudah menutupi kedua netranya.
Ia benar-benar sangat berkonsentrasi sampai-sampai tidak menyadari Jennie sudah duduk di sampingnya.
Jisoo memperhatikan tetangganya muncul. Dia bernafas lega ketika pria itu menyisir rambut oranye-nya, yang cukup aneh untuknya, dan mengikat bagian rambutnya menjadi konde kecil sebelum memulai beberapa latihan pemanasan.
"Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Berikan teropong itu, Eonnie," keluh Jennie sembari mengulurkan tangannya mengambil benda itu.
Dengan enggan Jisoo memberikannya.
Jennie kemudian menutupi kedua netranya dengan teropong itu dan tersentak melihat bentuk yang sempurna milik tetangga itu.
"Damn!!!!" Jennie menghembuskan nafasnya saat dia melihat pria itu berganti latihan.
"Aku tahu." Jisoo sependapat sembari menyunggingkan senyum kemenangan.
Ternyata kamu sependapat denganku kan?
Sambil tiduran dengan posisi miring Jisoo menyaksikan tontonan itu sebaik mungkin tanpa teropong. Tapi Ia segera bosan dengan jarak yang membuat tidak nyaman penglihatannya.
"Kembalikan, Jennie!" Ia memaksa mengambil teropongnya kembali.
Melalui kaca teropong terlihat jelas bulir-bulir keringat mengalir deras dari punggungnya.
Hingga akhirnya pria itu memutuskan untuk membuka kaosnya yang sudah basah bermandikan keringat.
Woww..... Jisoo dan Jennie saling bertatapan dengan mulut mereka terbuka.
Jisoo selalu tergelak setiap melihat dadanya yang telanjang seperti yang Ia lakukan selama ini setiap melihatnya bertelanjang dada.
Jika pria itu bukan pria yang menggairahkan, Jisoo tidak tahu lagi apa julukan yang pantas untuknya.
Jisoo menghela nafas lagi, memperhatikan dengan jelas tubuh setengah telanjang itu seakan bersinar karena cahaya matahari.
Seandainya saja Ia bisa melihatnya dari jarak depan. Jisoo tahu tindakannya salah dengan mengintip pria itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
* Window Watchers * [SehunxJisoo 21+ Series]
RomanceAwalnya tidak sengaja melihat tapi lama-kelamaan menjadi kesengajaan. Ketika ketidaksengajaan itu menjadi kebiasan bahkan telah berubah menjadi kecanduan. Tanpa disadari telah membuat mereka menjadi seorang P E N G I N T A I.