Saat Angin Membelai Telingaku

2 1 0
                                    

Di dalam kamar yang temaram
Mata yang seakan mengantuk tak dapat terpejam
Hati seperti resah enatah mengapa
Kudengar suara hujan perlahan turun
Hawa dingin menyusup melalui sela sela kain selimutku
Sebuah bayangan muncul di depan cermin di kamarku yang sedikit retak
Berwarna putih, bergerak gerak, kupikir hanya lah cahaya yang terpantul dari luar
Kuberanikan diri untuk mendekati
Saat aku bercermin, lalu menyisir rambutku yang sesikit kusut
Tiba tiba telingaku seperti disentuh sesuatu,
Ahh angin. Pikirku
Lalu kututup jendela yang masih sedikit terbuka tadi
Saat aku menoleh ke arah kaca, sebuah gigi terlihat diantara senyum misterius dari wajah yang tak kuketahui
Lututku mulai lemas tak berdaya
Namun wajah itu tak mau pergi dan tetap tertawa
Apa itu lucu bagimu? Pikirku
Mengapa kau bahagia sekali saat aku ketakutan melihat kedatanganmu yang tiba tiba
Kuputuskan untuk menarik selimut dan memejamkan mata
Meski telinga ini seakan disentil oleh tangan tak kasat mata
Itu angin! Kata ku tegas.
Lalu aku pun terlelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Memasuki pukul 1:00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang