Click .
Suara kunci kemudian diikuti pintu yang perlahan terbuka. Menampakkan sesosok wanita cantik berusia paruh baya yang dapat ditebak bahwa dialah yang membuka pintu.
“Loh Re?” heran, perempuan cantik itu bertanya. Tidak biasanya putranya yang kini sudah memutuskan untuk tinggal sendiri itu pagi-pagi sudah berkunjung.
“Assalamu’alaikum Ma”, Rayhan segera mengambil tangan kanan Mamanya untuk bersalim dan dijawab pelan oleh sang Mama. Kebiasaan kecil yang sudah jarang dilakukan oleh kids jaman now kalau tidak dibiasakan.
“Papa menyuruh Re untuk ambil berkas tadi. Katanya ketinggalan karena tadi malam disimpan terpisah dari tas yang biasanya Mama siapkan dan Papa lupa memberitahu Mama”, Rayhan menjelaskan maksud kedatangannya seraya menampilkan senyum meski tampak sedikit keringat dan keterburuan di raut wajahnya.
“Oh itu. Papa tadi sudah menghubungi Mama tapi menolak ketika Mama yang menawarkan untuk mengantarnya ke kantor. Rencananya sekalian mau bawain bekal Papa yang ketinggalan, juga Mama pengen ketemu Kamu. Eh, gak tahunya Mama dapat kejutan Kamu di depan pintu”, Mama Rayhan tersenyum geli sambil menarik oh lebih tepatnya menyeret lengan Rayhan untuk mengikutinya masuk menuju ruangan yang diketahui adalah ruang kerja Ayahnya.
“Sudah sarapan Re?”, Mama Rayhan bertanya seraya memberi sebuah map coklat yang bertali setelah sebelumnya mencari map bening sebagai wadah praktis juga aman.
Rayhan meringis. Sebenarnya tadi dia hendak menolak ketika Papanya menyuruh untuk mengambil berkas karena dia tahu sang Mama akan bertanya demikian. Bukan karena apa, bahan makanan di tempatnya habis, dia lupa untuk berbelanja bulanan karena kerjaan kantor saat ini sedang padat-padatnya. Ini sudah mendekati akhir bulan sekaligus akhir tahun. Bayangkan saja bagaimana hecticnya kantor saat ini. Dia harus mencari jawaban aman agar tidak mendapat ceramah seperti yang biasa dilakukan oleh Ibunya.
“Tidak sempat Ma. Kerjaan banyak banget. Papa juga kan, sampai lupa bekalnya”, bingung mencari jawaban akhirnya dia memutuskan jujur saja, kecuali bahan makanan habis. Bisa-bisa izin tinggal sendiri dicabut oleh Mamanya.
Mama Rayhan menghela nafas pelan, tahu betul persamaan sang putra dan suami kalau sudah berhadapan dengan pekerjaan. Membuatnya sering khawatir. Untungnya Rayhan tidak memiliki magh seperti suaminya.
“Ya sudah, semoga kamu gak keasyikan dengan kerjaan sampai lupa makan. Tunggu bentar Mama bawain sekalian bekal buat kamu. Jangan nolak atau mulai besok tinggal di sini lagi sama Mama”, Rayhan tidak berkutik ketika kalimat pamungkas Mamanya terdengar.
“Omong-omong, Mama udah dandan cantik gini mau kemana?”, Rayhan bertanya karena Mamanya sudah siap dengan abaya hitam lengkap dengan kerudung segiempat merah hati yang terpasang cantik dengan bros kecil putih berbentuk bulat di sebelah kiri dadanya. Meski hanya riasan tipis sebagai pelengkap tampilan tentu saja tetap mampu menampilkan rona segar pada raut wajahnya. Rayhan saja jatuh cinta apalagi Papanya. Sungguh beruntung, kapan dia mendapatkan? Eh, kok ngelantur.
“Tadi rencannya kan Mama yang mau nganterin berkas, tapi nggak jadi karena seperti yang Mama bilang, Papa nolak. Karena Mama tahu pasti ada yang ngambil berkas ke sini jadi Mama belum lepas. Mama kira staff perempuan Papa yang bakal ambil, eh tahunya kamu.”
Kini giliran Rayhan yang mendengus. Khas Papanya, tidak akan mengirimkan staff laki-laki ke rumahnya. Dari dulu. Alasannya jangan ditanya, Papanya takut ada yang kepincut sama Mamanya dan ninggalin dia. Pikiran kekanakan yang entah kenapa selalu dia beserta kakaknya sukai.
“Oiya Re, sekalian Mama minta anterin ke Florist Kakak ya. Dia lagi hamil tua, gak mau disuruh libur dulu. Kan pegawainya sudah banyak. Andre udah kehabisan akal buat rayu Kakakmu itu supaya libur makanya minta bantuan Mama. Tunggu bentar ya, Mama ke kamar bentar, pasang kaos kaki habis itu kita cuss.” Mama Rayhan melangkah ke kamarnya setelah dua bekal tersaji di depan Rayhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Once in a day
Short StoryPertanyaan akan mengantarkan pada pencarian Penasaran akan mengantarkan pada petualangan