1

55 6 2
                                    

Seorang cowok dengan hoddie putih dan celana jeans pendek sedang menuruni tangga di rumahnya.

Saat ia berada di lantai bawah,lalu disambut oleh wanita paruh baya yaitu bundanya.
"Lho,Raffa mau kemana? udah rapih saja"ucap Raya Bunda Raffa.

"Raffa mau...cari angin Bun"jawab Raffa sambil berjalan dan membawa kunci motornya.
"Tapi ini sudah jam 11 malam,nggak ba.."ucap seseorang di belakang mereka yaitu Tristan,Papahnya Raffa.

"Raffa cuman sebentar kok pah,biasa keliling komplek"potong Raffa dengan menyalakan mesin motornya.

"Nggak,Papah bilang nggak ini sudah jam 11 malam kamu mau keluar? Bukannya belajar? Untuk persiapan ulangan kamu?"tanya Tristan, mengikuti langkah Raffa yang sedang mengambil helm nya.

"Pah,Raffa udah besar,Raffa tau mana yang bener buat Raffa dan Raffa juga bisa mengatur waktu untuk belajar" Jawab Raffa yang sedang memakai jaket nya dan memutar tubuhnya 180°.

"Sudah besar?sudah bisa mengatur waktu?mana buktinya?bisa buktikan ke papah?beri yang terbaik untuk papah,seperti adikmu"

"PAH,bisa nggak sih?nggak usah samain Raffa sama Refan?Raffa beda nggak bisa disamain sama Refan"emosi Raffa menaik saat Papahnya menyebut nama adiknya.

"KAMU!NGGAK SO.."ucapan Tristan terhenti karena merasakan sakit di bagian dadanya.

"Pah,udah"Raya mengusap bahu Tristan.
Selagi Tristan memijit pelipisnya dan dadanya yang sakit,dan berdetak dengan ritme cepat tidak kunjung berhenti.Tristan hanya mampu melihat Raffa yang sedang mengeluarkan motornya putihnya dari dalam gerasi.

"Oh,gue lupa belom pamit sama nyokap dan bokap"lupa Raffa.
Karena malas balik ke dalam rumahnya "Pa Rudi titip salam ke papah sama mamah Raffa keluar dulu"suruh Raffa pada satpam rumahnya.

"Siap,den Raffa nanti saya sampaikan"jawab Pak Rudi tegas.
Saat Raffa akan menjalankan motornya,pesan Raffa pun disampaikan dengan tepat pada orang tuanya.

Pendek banget:(
Maap baru pertama nulis jadi y gni:".
Janlup vomment nya😭


-TasteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang