13

2.1K 194 8
                                    

Semenjak pengakuan Donghyuk kemarin tentang semua kejadian yang menimpa sang Ayah Suho merasa sedikit lega.

Namun berbanding terbalik dengan fikiran dan hatinya yang terus saja memaki karena kebodohannya dengan asal menuduh appa Jisoo dalam kasus kematian sang ayah hingga membuat wanita tersebut menghilang entah kemana dengan kesalah pahaman yang belum terluruskan.

Sudah beberapa kali Suho berusaha mencari keberadaan wanita yang telah berhasil menarik hatinya tersebut. Bahkan dirinya juga sudah beberapa kali kembali ke villa tempat terakhir dirinya bersama Jisoo, namun tetap saja hasilnya nihil. Bahkan orang-orang kepercayaannya juga belum berhasil menemukan Jisoo.

Suho memang sangat terpuruk karena rasa bersalahnya terhadap Jisoo. Bahkan akhir-akhir ini dirinya enggan mengurusi urusan perusahaannya, semua urusan perusahaan ia serahkan kepada sang tangan kanannya.

Hari-hari Suho hanya berada di atas ranjang king sizenya. Melamun memikirkan nasib Jisoo diluaran sana dan tak jarang pula Suho melampiaskan rasa bersalahnya dengan minuman beralkohol.

Fikirannya kacau dalan otaknya hanyalah Kim Jisoo dan Kim Jisoo. Ia bertekat untuk mencari Jisoo sendiri tanpa bantuan orang lain karena dia merasa bersalah dan inggin meminta maaf kepada Jisoo langsung namun itu semua tidak bisa ia lakukan dengan kondisi terpuruk seperti ini.

Matanya menatap benda persegi panjang yang berada di atas nakasnya.Diambilnya benda pintar tersebut. Kedua ibu jarinya sibuk menari-nari di atas layar benda tersebut.

"_"

"Aku inggin menemuimu" Ucap Suho datar berbicara dengan seseorang diseberang sana.

"_"

"Aku akan mengambil penerbangan sore ini"

"_"

"Aku membutuhkan udara segar" Ucapnya sebelum mengakhiri sambungan tersebut dengan sepihak.

BIB

Suho memutuskan sambungan tersebut lalu kembali menghubungi seseorang.

"Siapkan penerbanganku ke Busan sore ini juga" katanya datar dan langsung memutuskan sambungan

Ponselnya ia lempar kesembarang arah matanya menatap langit-langit kamarnya
Kemudian menutup kedua matanya dan menarik nafas dalam-dalam mencoba menghilangkan sedikit bebannya.



Jenni menatap nyonya Kim yang terbaring di atas brangkar rumah sakit kota Seoul dengan sendu.

Sudah seminggu lebih ibu dari sahabatnya tersebut sakit. Setiap hari menanggis karena putrinya yang tak kunjung kembali kerumah. Selama ini Jenni dan Jongin lah yang menjaganya. Jenni bahkan memutuskan untuk tinggal sementara di rumah ibu sahabatnya tersebut untuk menemaninya dan berusaha menghibur ibu sahabatnya tersebut.

Jenni dan Jongin juga sudah melakukan semua cara untuk mencari keberadaan Jisoo. Mereka juga sudah mengetahui tentang kejadian Jisoo yang kabur saat bersama Suho.

"Jenniya sebaiknya kau makan dulu dari pagi kau belum makan" ucap Jongin dengan lembut sambil mengarahkan sendok bubur ke mulut Jennie.

Jenni tak menjawab ucapan Jongin sekatapun. Matanya tetap menatap nyonya Kim yang terbaring lemah diranjangnya. Tangannya tidak berhenti menggengam dan mengelus dengan lembut tangan kurus yang sedikit pucat milik ny.Kim

Jongin hanya menghela nafas menatap Jennie yang sejak tadi mengacuhkannya. Di tatapnya Jenni dengan tatapan sendu.

"Aku tak mau kau juga ikutan sakit" ucap Jongin yang kembali memaksakan sesendok bubur ke mulut Jennie

LOVE MAZE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang