Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
jaemin baru saja selesai mandi dan mencuci pakaian jeno yang kotor. masih dengan rambut yang basah karena baru saja keramas, jaemin yang sudah berganti pakaian dengan kaus usang miliknya juga celana selutut keluar membawakan kaus untuk jeno. karena bagaimana mungkin jaemin sanggup bertatap muka dengan manusia setampan jeno dalam keadaan setengah telanjang. matanya tak akan bisa fokus nanti.
saat kembali ke ruang tengah jeno sedang menonton acara komedi di salah satu channnel favoritnya. jaemin melangkah mendekat dengan sangat pelan. saat jeno menoleh jaemin langsung mengalihkan pandangan dan mengusap tengkuknya dengan canggung.
"sepertinya bajumu baru akan kering besok. ini aku pinjamkan pakaian. kau bisa memberitahuku alamat rumahmu. biar besok kuantarkan sebelum berangkat sekolah."
jeno tersenyum tampan sekali hingga matanya menyipit membentuk eye smile yang indah. dia menerima kaus yang jaemin pinjamkan lalu memakainya.
"terima kasih." kata jeno dengan mata yang terus saja tertuju pada jaemin.
"kau tidak perlu berterima kasih, aku melakukan ini sebagai bentuk permohonan maafku." cicit jaemin yang kini menunduk di hadapan jeno.
"baiklah, kalau begitu aku pulang dulu. untuk alamat rumahku, aku tinggal di daerah yongsan. kita bisa bertemu di stasiun seoul besok pukul delapan."
jaemin mengangguk kemudian mengantar jeno menuju pintu keluar.
"aku pulang dulu." pamit jeno.
"ya." jaemin menjawab kaku, saat dia mencoba membalas senyuman jeno rasanya aneh sekali. jeno yang melihatnya tertawa kecil. "jeno..."
jeno menunggu jaemin menyelesaikan kalimatnya. dia menatap tepat ke wajah jaemin yang memerah. "hati-hati di jalan." sambung yang lebih muda pelan.
kini giliran jeno yang menjawab dengan anggukan. "sampai jumpa besok."
entah kenapa rasanya berat sekali untuk jeno meninggalkan rumah jaemin. dia memandang jaemin sekali lagi dalam beberapa detik sebelum berbalik dan melangkah menjauh.
"jeno!"
baru beberapa langkah yang jeno ambil, jaemin memanggilnya. jeno menoleh menatap jaemin yang berlari masuk ke dalam rumah sebelum keluar membawa sebuah jaket. "pakai jaketku juga. pasti dingin sekali di jalan nan--
bruk
"akhh!" jaemin tersandung dan jatuh telungkup tepat di depan jeno. dengan panik jeno bergegas membantu jaemin bangun.
"jaemin, kau baik-baik saja?" tanya jeno khawatir. alih-alih kesakitan, jaemin justru merasa malu sekali. dia segera beringsut menjauh dan menyodorkan jaket yang dia bawa.
"aku tidak apa-apa! kau pulanglah sebelum malam makin larut, hati-hati di jalan!" dengan telinga yang makin merah jaemin bergegas berdiri dan berlari ke dalam rumah. dia hampir jatuh lagi karena tersandung undakan di teras rumahnya. jeno menatapnya khawatir namun pada akhirnya dia tersenyum begitu jaemin memasuki rumahnya dan menutup pintu dengan kencang.