one

27 2 0
                                    

"Kita bertemu lagi."

---------------------------------------
------------------------

"Kau terlihat cantik, Yona." Sepupuku memujiku dengan mata membelalak segera saat aku berjalan keluar dari ruangan. Aku terhuyung sedikit karena heels yang aku gunakan tidak nyaman, dan mulai menggeliat sekitar di dress renda berwarna hitam yang ketat di tubuhku.

Dia mengubah rambutku yang tadinya berantakan, menjadi indah. Bibirku melengkung tersenyum, sedikit terkesan pada rambut keriting yang membingkai sisi wajahku.

"Kau terlihat sangat seksi, tapi jangan rebut priaku. Kau tau aku adalah pecinta pria tampan." Dia tertinggal, menari di sekitar kursiku lalu memikirkan selebritas yang akan datang ke pesta nanti. Anna sangat menyukai pria seksi. Kecuali yang pernah ia pacari semuanya ternyata berengsek. Dan bahkan setelah semua itu, dia masih tidak membutuhkan saranku.

"Dan apakah kau tau Park Jimin yang terkenal adalah tuan rumah pesta itu? Dia tidak pernah muncul, tapi aku yakin dia adalah seorang panty dropper pastinya dan apakah kau bisa mendengar ovariumku meledak? Ya Tuhan."

Aku otomatis menyelaraskan suaranya, membaca melalui majalah dimana ada foto Jimin disana. Dari foto itu, aku bisa bilang kata-kata yang Anna ucapkan benar. Dia menarik, mengintimidasi, dan sangat seksi. Apalagi, dia mungkin punya mobil sport lebih banyak daripada mobil mainan yang aku punya.

"Aku tau, disana banyak pria seksi. Tapi aku disini hanya untuk membuatmu terhindar dari masalah Aku tidak mau kau berakhir seperti Anna dari film Frozen yang mencoba untuk menikahi seorang pangeran sembarangan." Aku memaharinya.

Sejak SMA aku merasa harus melindungi Anna yang polos. Para pria yang mendekatinya memang lumayan tampan, tapi kebanyakan bajingan yang hanya mengejar uangnya.
Itu membunuhku melihat ia terluka.

"Oke. Aku tidak akan menikahi pria asing besok. Aku janji." Anna melingkarkan jari kelingkingnya di jariku, dan aku mengangkat alisku bingung.

••••

Segera, kami sampai di pesta yang terletak di sebuah vila yang indah. Diriku yang miskin mulai merasa tidak cocok dengan atmosfernya, menempel pada sepupuku untuk bantuan. Kegelisahanku semakin memburuk ketika pria dengan jas seharga ribuan dolar memulai percakapan dengan kami, meninggalkan jiwaku mati di dalam.

"Aku akan mengambil segelas anggur, jadi pergilah dan bergaul, pumpkin." Anna langsung pergi, membalikkan punggungnya padaku. Aku ditinggalkan sendirian diantara para orang kaya, seperti seorang anak kecil yang tersesat di sebuah toko walmart.

Seolah-olah itu tidak cukup buruk, pria yang sama sebelumnya memutuskan untuk mengobrol denganku, bertanya dari keluarga mana aku berasal, dan bagaimana aku bisa diundang. Kegugupan di dalam diriku memuncak.

"Aku harus bilang, walaupun ini pertama kalinya aku bertemu denganmu, Aku terpesona..." Dia melingkarkan tangannya di pinggangku, dan aku bergegas mendorongnya tetapi tidak berhasil. Dia terus mengangguku sampai aku akhirnya melepaskan kemarahanku.

"Jangan sentuh aku, kau bajingan!" Aku menyiramkan anggur ke wajahnya. Dia menatapku tidak percaya, tidak bisa berkata-kata lagi. Rasakan itu, bajingan.

Aku mundur ke balkon yang berada di luar karena beberapa pasang mata melotot padaku. Apapun yang mereka gosipkan, itu bukan urusanku. Aku harus pergi dari sini secepatnya. Dimana Anna?

"Sial, dingin sekali." Aku menggigil kedinginan karena hembusan angin dingin yang menerpaku langsung, membuat kulitku merinding. Diluar sangat dingin, dan aku memakai gaun renda tanpa apapun diatas. Aku sangat kacau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 26, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinderella ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang