3.Wrong for me

13 0 0
                                    

        Setelah menjauh dari kantin, Vailee tetap saja menarik tangan sahabatnyaitu, tiba tiba Tara berhenti berjalan dan melepas tangannya. Vailee yang merasa bingung dengan sikap Tara yang tiba tiba, memutar badannya dan melihat sahabatnya itu tertunduk dalam dengan bahu yang bergetar 

Paham dengan perasaan sahabatnya kali ini, Vailee merangkul sahabatnya dan mengajaknya ke taman belakang sekolah. Mereka berdua duduk di kursi kecil di pinggir taman. Vailee berkata "nangis aja gak papa" Tara mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Vailee yang tetap saja datar. Ia pun terkekeh pelan dan memeluk Vailee lalu menangis tersedu sedu dan berkata "lee, lo bilang "nangis aja gak papa" sambil senyum kek! Kayak patung hidup tapi perhatian tau gak?"lanjutnya seraya tertawa di sela sela tangisnya

setelah tangisnya lumayan mereda, Tara melepaskan pelukannya dan menatap ke hamparan bunga didepannya, dia berkata "2 tahun lee...dari gue SMP gue cinta sama dia, tapi dia gak pernah peka dan selalu aja nganggep gue adiknya, dia perhatian banget sama gue lee...dia nganterin gue pulang, nemenin gue nonton, kadang jadi tempat curhat gue, kalo gue sakit, mesti dia jengukin, walaupun dia sering banget jahilin gue, gue kira dia punya perasaan sama gue, karena dia perhatian banget sama gue" ucapnya dengan mata yang berkaca kaca, Tara tersenyum lalu berkata lirih "gue gak tau harus bilang apa tadi lee, gue mati kata lee, hati gue sakit banget..."lanjutnya dengan air mata yang mulai mengalir lagi."saat itu juga gue mikir 'kalo dia bahagia sama orang lain gue bisa apa?' gue cuma pengen dia bahagia, makanya gue bersedia membantu...,memang gue keliatan kayak gadis bodoh yang masih aja mau mikirin orang yang udah nyakitin gue, tapi apa rasa sakit ini sebanding dengan apa yang udah pernah dia lakuin buat gue? Dan jelas gue lebih pengen liat dia bahagia, merasakan cinta, walau bukan sama gue lee..." tangan Vailee bergerak untuk mengelus punggung sahabatnya. Dan tara menangis lagi.

      Saat Tara dan Vailee berjalan dilorong, mereka berpapasan dengan Valeen, Tara menunduk takut terlihat habis menangis, sedangkan Vailee tak acuh dan terus menatap lurus kedepan tanpa peduli dengan Valeen yang terus saja menatapnya sedari tadi.

      Saat melewatinya, Valeen berhenti dan menahan lengan Vailee, Vailee menghentikan langkahnya tapi tak berbalik sedikitpun. Akhirnya Valeen mundur dan berhadapan dengan Vailee "lo kenapa marah marah tadi?" Vailee menjawab tergagap "seb- sebelumnya...tolong lep- lepasiiinn...." Valeen mengikuti arah pandang Vailee "oh ah iya maaf"  Vailee hanya meliriknya sebentar, lalu menjawab dengan ketus "gue gak ngomong apa apa"dan Valeen berkata "gue paham maksud lo, gue tau, karena gue juga satu SMP sama Reno, jadi kalo gue liat dari gimana cara Reno merlakuin Tara, wajar kalo Tara baper, bahkan gue juga sempet ngerasa kalo Reno suka sama Tara, tapi pas denger dari dia waktu awal masuk SMA kemaren.., gue kaget, gue nanya ke dia"bukannya lo suka sama Tara ya?" Reno jawab "gue itu sama Tara udah--" decakan dari mulut Vailee menginterupsi, Vailee berkata sinis "gak bisa peka ya?!" jawabnya dengan dingin, lalu menarik tangan Tara, meninggalkan Valeen yang masih terkejut dengan sikap dan ucapan Vailee.

      Ya. Valeen masih belum terbiasa dengan sikap dinginnya Vailee, lalu seakan ia tersadar oleh kesalahannya, Valeen mengusap wajahnya kasar "sial!!" "Bisa bisanya gue ngomong kayak gitu, mana Vailee lagi yang nampar gue" dia tertampar diingatkan oleh seorang Vailee dengan kata kata pedasnya, dan bodohnya Valeen, dia baru menyadarinya, merasa malu seorang yang berwibawa bisa mengatakan hal yang bisa menyakiti seseorang, apalagi seorang wanita dan merasa dipandang rendah untuk pertama kalinya oleh seorang wanita yang biasa biasa saja.


Tapi tak biasa bagi Valeen.

Can I Reach You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang