2

8 3 0
                                    

Sakit, itulah yg Ahra rasakan, bagaimana tidak?setiap hari ia memakan makanan yg tak layak untuk dimakan.

Dia berniat akan pergi ke klinik sepulang sekolah dan setelah mengambil uangnya.

Begitu sabar dan tabahnya Ahra, menghadapi realita hidupnya yg sangat mengenaskan.Apalagi nanti ketika dirinya akan diserahkan kepada orang yg tidak ia kenal.

Dijual.

Apakah itu pantas untuk manusia?

Sungguh,sebenarnya Ahra sangat ingin pergi dari rumah itu.Tapi orang suruhan Ibunya akan mencarinya,dan pastinya mereka tahu dimana Ahra akan pergi.

Bel sekolah berbunyi itu tandanya semua siswa dan siswi dibolehkan untuk meninggalkan gedung sekolah itu.

Ahra berlari menembus rintikan hujan yg jatuh dari awan yg sudah berubah menjadi abu abu.Ahra hanya mengenakan sweater berhoodie untuk menutupi seragamnya supaya tak basah karena hujan.Tak seperti dua bulan yg lalu,dia akan diantar dan dijemput menggunakan oleh supir pribadinya.

Kali ini Ahra tak langsung menuju rumahnya tapi dia pergi ke ATM terlebih dahulu untuk mengambil uangnya.

Ahra mengambil sekitar 2 juta won karena yg lainnya akan diberikan kepada Ibunya.

Setelah ia keluar dari ATM dia langsung keluar karena melihat ada bus yg menuju rumahnya jadi dia tak mau tertinggal oleh bus itu.

Ketika ia berlari tiba tiba...

Brukkk!!!

Ahra menabrak seseorang.

"Ah,jeonseonghamnida,aku tak sengaja karena aku sedang terburu buru,kumohon maafkan aku tuan"Ahra berkali kali membungkukkan tubuhnya dan mengucapkan kata maaf tetus menerus.

Yang ditabrak hanya diam.Tapi wanita di sebelahnya melihat Ahra dengan tampang sinis dan melihat Ahra dari kaki sampai ke wajahnya.

"Makanya kalau berjalan itu hati hati!"ucap wanita itu.Ahra hanya menunduk dengan perasaan cemas takut dirinya akan dilaporkan polisi karena telah menabrak seseorang.

"Ayo kita pergi"ucap pria itu lalu berjalan meninggalkan Ahra yang masih menunduk.

Ahra mengintip dari celah rambutnya dan menghela nafas lega karena dirinya tak dilaporkan ke polisi.

********

"Aku pulang"ucap Ahra dan masuk ke rumah dengan lantai berwarna kuning kecoklatan itu.

"Ah,pas sekali kau sudah pulang, cepat kau ganti baju dan pergilah bersama tuan Yoon."ucap sang ibu tiri."Ah!jangan pakai gaun yg kau pakai saat pemakaman nenekmu kemarin!pakai ini!" Ucap sang ibu dan melemparkan paperbag berwarna biru.

"Nee"

Ahra hanya bisa pasrah dengan semua yg ibunya lakukan kepadanya, bagaimanapun dia adalah ibunya.

Ahra POV

Aku berjalan menuju ke kamar dan berganti baju setelah tadi mematung karena perlakuan ibu yg tak biasanya,kali ini dia lebih terlihat perhatian.Aku bersyukur karena ibu juga masih sedikit perhatian kepadaku.

Mungkin jika sekarang Ayah masih hidup,aku akan dijodohkan dengan sepupuku yg kini masih berada di Jerman. Sungguh,aku merindukan Ayah, walau kami tidak terlalu dekat karena Ayah selalu sibuk dengan kantornya tapi aku selalu mengingat setiap perhatiannya kepadaku.

Terkadang aku sedih ketika mengingat hari ini,hari dimana aku akan diserahkan kepada seseorang yg tidak aku kenal,dan pasti juga akan melakukan sesuatu kepadaku.Aku tak mau jika nanti aku harus meninggalkan sekolahku,karena ujianku juga sudah dekat.

Aku keluar kamar setelah mengenakan pakaian yg tadi diberikan ibu padaku.

Pakaiannya berwarna biru pastel dengan bunga renda di seputaran pinggang,dan juga ada bunga mawar biru menempel di dada kiriku.Aku memutuskan untuk memakai sepatu yg simple saja,karena mengingat pakaiannya juga simple.Aku sengaja membiarkan rambutku tidak diikat,karena hari ini tak terlalu panas.

Aku berjalan ke ruang tamu yg disana terdapat tuan Yoon dan ibu.

Aku hanya bisa tertunduk,air mataku hampir lolos tapi aku berhasil menahannya untuk tidak terjun dari tempatnya.

"Wah ternyata putri tuan Park MukJae cantik juga"ucap tuan itu dan berjalan menghampiriku.Dia menyentuh daguku dan mengangkatnya.

Sungguh aku tak suka dengan caranya berbicara,itu membuatku ingin menendang batu ke laut.

"Ah,tentu saja tuan"ucap ibu dengan senyum yg lumayan lebar,itu mengekspresikan bahwa dia bahagia.

"Baiklah ini uangnya dan aku akan membawa gadis cantik ini bersamaku"ucapnya lalu meletakkan beberapa kantung besar yg berisi uang.

Tanpa basa basi ibuku langsung menyergap kantung itu dan melihat isinya.Matanya melebar kagum,seperti melihat surga datang secara tiba tiba di depannya.

"Silahkan kau bisa membawanya dan dia seutuhnya milikmu"ucap ibu tanpa mengalihkan pandangannya dari kantung uang yg berada didepannya itu.

"Baiklah,selamat tinggal dan nikmatilah harimu"ucapnya dan menarikku ke dalam mobilnya.

Kini aku sudah di dalam mobil, aku sangat ingin menangis,aku memang pasrah akan keputusan ibu tapi ini lebih dari yg namanya korupsi,ini melanggar hak asasi manusia.Tapi apa daya, walaupun aku bisa melawan Ibu tapi aku takkan pernah melakukannya, karena Ibu kandungku tak pernah mengajarkan untuk melawan atau menentang orang yg lebih tua dariku.

Sungguh sakit mengingat kenyataan bahwa aku sudah tak dianggap manusia lagi dirumah itu.Aku terlalu lemah dan tak punya alasan untuk melawannya.

Entah aku yg terlalu bodoh atau Ibu yg terlalu cerdik,aku selalu kalah melawannya.

TBC

Since:[Wednesday.24.04.2019]

Im Fine:')  -JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang