epilog.

4.8K 505 10
                                    

"hati-hati, taehyun!"

meski diperingatkan seperti itu, tungkai mungilnya masih saja bergerak tanpa batasan. lengannya terbuka lebar selagi meraup udara banyak-banyak ke dalam mulut. angin pun betah membelai pipi tembamnya, berikut sejumput yang dibawa berkibar.

taehyun mengayunkan kaki dan tangannya, begitu antusias sampai tubuhnya terjerembap di antara segar aroma rumput dan basahnya lumut.

"nah, kan. papa bilang apa?" taeyong bersungut-sungut, mendekati anak semata wayangnya itu. "ada yang lecet, tidak?"

perih di lutut mendesak airmata keluar. taehyun menangis keras-keras, lumrahnya anak kecil yang terpeleset.

"sudah, sudah. jangan menangis." taeyong menyiram luka sang buah hati dengan air minum dari botol, lalu menempelkan perban. "nah, sementara ini dulu. hati-hati kalau bermain, ya?"

aliran di pipi gembilnya dengan cepat mengering. taehyun mengangguk dan kembali bermain dengan anak-anak lain yang bahkan tak dikenalnya.

"hei."

taeyong terkejut kala menemukan jaehyun yang sudah bersila sembari meneguk minuman kaleng. padahal, lima menit lalu pria itu izin hendak membeli jajanan ringan.

"jae, bukankah aku sudah bilang? minuman dan makanan seperti ini tidak baik untuk tubuh." taeyong bersungut-sungut ketika memeriksa isi tas plastik yang dibawa jaehyun. "kau juga membeli bir ... kita tidak sedang di rumah, tahu. kau tidak bisa membaca situasi dan kondisi, ya?"

jaehyun membungkam celotehan taeyong dengan kecupan singkat. pasangan hidupnya itu langsung memerah di tempat, persis kepiting rebus.

"ah. papa dicium appa!" taeyong lebih kaget lagi saat dipergoki oleh taehyun. ia tersenyum lebar sekali, menampilkan deretan giginya yang putih bersih. "papa wajahnya jadi merah! hehehe."

TRES LECHES / JAEYONG.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang