Episod 5

3K 92 0
                                    

Bunda Prilly dan Perry duduk diruang keluarga menonton sinetron di televisi tiba-tiba Prilly pulang dengan wajah ceria menghampiri mereka. Perry dan bundanya lantas menoleh ke arah Prilly yang duduk di sofa samping bundanya, "bunda entar malam teman aku mau datang boleh gak?" tanya Prilly mengusap-gusap punggung tangan bundanya tersipu malu kerana itu baru pertama kali dia mengajak temannya makan malam dirumahnya. 

"ya boleh la sayang..masa bunda ngelarang kamu ngajak teman kerumah" jawab bundanya membelai lembut rambut anak gadisnya yang semakin panjang mengurai. Prilly tersenyum senang mendengar kata-kata bundanya mengambil hpnya lantas menghubungi temannya itu. Perry masih tertanya-tanya dengan tingah laku Prilly yang masih baru baginya tapi dia hanya berpikiran postif demi kebahagian adiknya.

Malam mulai menjelang, segala sajian terhidang dan tersusun rapi di atas meja makan menunggu untuk di santap, Prilly keluar dari kamar menghampiri bundanya yang mengatur segala hidangan di atas meja "teman kamu tuh siapa sih Illy?" tanya bundanya penasaran tanpa melihat wajah anak gadisnya itu kerana sibuk memastikan tiada yang kurang.

"nama nya Digo bunda, anaknya baik, ramah terus cakep bunda pasti senang deh sama dia" jawab Prilly mengukir senyuman bahagia diwajahnya, Bundanya menoleh kearah Prilly kerana baru pertama kali mendengarkan nama itu. "teman sekolah kamu Illy?" tanya bundanya penasaran menatap wajah anak gadisnya. Prilly hanya mengeleng-geleng kepalanya baru sahaja bundanya ingin bertanya lebih lanjut tentang Digo tiba-tiba Prilly langsung menuju pintu depan.

"masuk Digo" ajak Prilly mengukir senyuman yang paling manis didepan Digo, Perry yang baru muncul dari ruangan keluarga kelihatan sedikit bingung melihat Prilly dan Digo berjalan seiringan menuju ruangan makan. 

"kenalin Digo ini bunda aku dan kaka aku Perry" ucap Prilly menunjukkan bundanya dan Perry kepada Digo yang menghulurkan tangannya untuk bersalam dengan mereka tapi hulurannya tidak disambut membuatkan Prilly sedikit bingung dengan sikap aneh bunda dan kaka. Digo hanya tersenyum mengatakan tidak apa-apa dan mengambil tempat duduk di samping Prilly berdepanan dengan Perry.

"Illy..itu piring buat siapa?" tanya Perry binggung melihat Prilly meletakkan piring di atas meja kosong disampingnya, "ini buat Digo Ka, masa dia gak dikasih makan" ucap Prilly menoleh ke samping meminta maaf kepada Digo tentang kata-kata Perry tadi takut dia terasa hati tapi Digo tetap tersenyum,

Sepanjang makan malam, langsung tiada suara yang keluar dari mulut masing-masing semuanya hanya dia membisu kecuali Prilly sesekali menoleh disampingnya bercakap dengan Digo. Bunda dan Perry hanya diam melihat tingkah Prilly yang aneh sehingga Prilly mengatakan Digo ingin pamit pulang, Prilly menghantarnya hingga ke depan pintu rumahnya "maaf ya Digo, keluarga aku kaya aneh gitu hari ini" ucap Prilly rasa bersalah tentang sikap keluarga yang membuat Digo seolah tidak wujud.

"Bunda dan Ka Perry kenapa sih?" cetus Prilly menghampiri mereka yang masih berada diruang makan kesal, "maksud kamu apa Illy? kamu bilang teman kamu mau datang" kata Perry bingung dengan sikap Prilly yang tiba-tiba muncul dan memarahinya. 

"maksud Ka Perry apa? tadi tuh ada Digo tapi bunda dan Ka Perry buat dia seolah gak wujud" kata Prilly kesal menatap wajah kedua orang yang disayanginya, "mana Illy? tadi tuh gak ada Digo yang ada cuma kamu, kaka dan bunda di meja makan" balas Perry tegas, melihat wajah bundanya yang sudah berubah suram Perry tahu pertelingkahannya dengan Prilly membuat bundanya sedih. 

Prilly yang tidak mengertti dengan ucapan Perry langsung masuk ke kamarnya, menekup wajahnya ke bantal berteriak sepuas-puasnya bengang dengan sikap Perry dengan mengatakan Digo tidak ada diruang makan bersama mereka tadi, sedangkan terang-terang Prilly bercakap dan menjemput Digo masuk kerumahnya.

"kalau Ka Perry dan bunda gak suka sama Digo, gak perlu sampai ngomong begitu tentang dia" ucap Prilly menitis kan bebola kristal dari matanya, sedih mengingati sikap keluarganya melayan Digo dengan tidak selayaknya. "maafin aku Digo.." batin Prilly penglihatannya mula menghilang dia seolah meliat Digo berdiri didepan pintu kamarnya sambil tersenyum kepadanya, kerana kelelahan Prilly lantar terlelap.

Hitungan CintaWhere stories live. Discover now