Don't Say Good Bye

16.1K 168 8
                                    

Kali ini langit tidak lagi malu-malu. Gerimis yang sejak tadi sore mengguyur kini berubah menjadi hujan deras. Raja Guntur mengeluarkan senjata pamungkasnya. Langit seakan runtuh dengan suara yang sangat memekakan telinga.

Bersamaan dengan itu, air mata Prilly terus mengalir. Hati nya seakan tak sanggup menerima keputusan papanya yang akan menjodohkan nya dengan Pria lain.

Padahal baru tadi pagi, Ia dan Ali, kekasihnya yang selama tiga tahun Ia pacari, merencanakan masa depan untuk menuju ke pernikahan. Ali sudah melamarnya di taman tempat biasa mereka menghabiskan waktu berdua.

"Prilly, kamu adalah wanita terindah yang akan selalu hadir dalam hembusan nafasku. Kamu seperti butiran embun di pagi hari. Embun yang akan memudar seiring datangnya siang, seiring angin dan daun hijau yang membawamu jatuh ke tanah. Tapi biarpun engkau hilang, aku akan melihat embun itu esok pagi dan seterusnya. Dan aku menginginkanmu menjadi embun yang akan selalu menyejukan hari-hariku hingga tua nanti"

Mendengar Kata-kata Ali saat itu, Prilly hanya bisa tersenyum bahagia tak percaya. Awalnya ia hanya berfikir bahwa Ali sedang berpuitis ria hingga saat Ali melanjutkan perkataannya sambil bersimpuh dihadapan Prilly.

"Boleh ku ambil tangga? Kan kutaruh hati di langit tertinggi. Bolehku minta pengeras suara? Kan kudengarkan hatiku ke semua penjuru. Dan boleh ku pinjam hatimu juga? Kan kusatukan dengan hatiku menuju cinta sejati di pelaminan. Prilly, will you marry me?"

Kali ini Prilly benar-benar tak percaya, sungguh bahagianya mendengar ucapan Ali barusan. Ia pun segera memeluk Ali dalam-dalam dan berkata bahwa ia bersedia menikah dengan Ali.

Rasanya baru tadi pagi Prilly bahagia, tapi sore harinya Ia harus bersedih saat mendengar berit perjodohan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya baru tadi pagi Prilly bahagia, tapi sore harinya Ia harus bersedih saat mendengar berit perjodohan itu. Saat papanya berkata akan menjodohkannya dengan Justin, yang ternyata putra dari seorang jutawan asal Malaysia Robert Kuok. Pemilik Kuok Group yang menguasai bidang beras dan gula di Malaysia. Bukan hanya itu, keluarga Justin juga memiliki aset Wilmar International, perusahaan property Hongkong, Kerry Properties dan Hotel Shangrila. Sejak mendengar kabar perjodohan dari papanya, Prilly mengunci dirinya dikamar.

"Prilly, sayang, buka pintunya nak. Mama mau bicara, sayang"

Mama Prilly berusaha menjelaskan hal tersebut terhadap putri semata wayangnya. Prilly pun membukakan pintu kamarnya lalu memeluk mamanya dengan tangis.

"Mah, Prilly gamau di jodohin sama Justin mah. Prilly gak kenal dia, dan Prilly udah punya Ali, orang yang Prilly cinta"

"Mama ngerti sayang, tapi ini sudah keputusan papamu, Om Robert itu teman papamu ,dan beliau juga banyak membantu bisnis papamu sayang. Kamu gak perlu khawatir, pasti kamu juga dapat menerima Justin karena dia pria yang baik"

"Tapi mah, Prilly Cuma cinta sama Ali!"

"Cinta bisa kamu bangun dari awal lagi bersama Justin. Ini sudah keputusan papamu sayang, dan kamu tahu kan seperti apa papamu? Kami sangat menyayangimu, dan ingin yang terbaik buat kamu"

Short Story Aliando PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang