Destiny in Venesia

9.6K 96 1
                                    

"Naples im coming !! " seruku begitu menginjakan kaki di Naples salah satu kota yang ada di Italia. Ya aku memutuskan berlibur ke Italia untuk mencari suasana baru yang aman melupakan sejenak rutinitas di Negara kelahiranku Indonesia, sekaligus melupakan gadis itu dari pikiranku.....

Awal tiba di Negara Italia aku mengunjungi kota Roma dan setelah dua hari di Roma aku memutuskan untuk mengunjungi Naples. Jarak Roma ke Naples tidak terlalu jauh. Awalnya aku mengira kota Naples adalah kota melankolis melihat berbagai film-film klasik yang tak jarang berlatar belakang Naples kerap menggambarkan pria-pria dimabuk cinta bersenandung di bawah jendela untuk mendapatkan perhatian dari pujaan hatinya.

Tapi ternyata aku salah ! Naples adalah kota yang penuh dengan kejahatan dimana jika berjalan-jalan di kota Naples kita harus berhati-hati dan selalu waspada dengan barang bawaan kita. Banyak juga pembunuhan yang sering terjadi karena Naples kota tempat bersarangnya "Mafioso" (anggota mafia).

Naples juga kental dengan nuansa "sex sales !". disini sex bukan saja di jual tapi di obral. Tidak ada kata malu-malu, semua serba transparan. Ketika aku berjalan-jalan di kawasan Quartiere Spagnolo, para pekerja sex sudah memajang diri dengan bergerombol sambil melirik ke pelalu lalang sambil mengedipkan mata padahal ini baru pukul lima sore.

Aku terperenjat kaget ketika motor melaju kencang dihadapanku hampir saja ingin menabrakku, sesaat kemudian aku mendengar teriakan minta tolong,

"Help me ..... Help me..... !!"

Aku melihat gadis di sebrangku yang berteriak dan betapa terkejutnya saat aku mengenali sosok gadis itu.

"Prilly ?....... kamu ngapain disini"Tanya ku panik

"Ali ?...... kamu ?...... barusan tas aku dijambret sama preman yang kabur dengan motornya kencang" isaknya

Peristiwa ini bukti betapa kejamnya kota Naples. Aku menenangkan gadis dihadapanku dalam pelukku. Tidak dapat berbuat apa-apa, toh penjahat tersebut sudah lari dengan motornya tidak bisa dikejar lagi.

"apa aja yang ada di tas mu ?" tanyaku padanya.

"hanya dompet yang berisi uang dan beberapa alat make up. Kebetulan paspor dan tanda pengenal ku tinggal di dalam hotel"jawabnya

Syukurlah pikirku, karena yang terpenting adalah paspor dan tanda pengenal , jika masalah uang aku bisa meminjamkannya nanti.

Aku mengajaknya menepi ke suatu tempat untuk mengobrol dengan nyaman dan mengisi perut. Dan kami memutuskan berhenti di kedai pizza, ya pizza adalah ikon kuliner negeri Italia, dan pizza terbaik di buat hanya di Naples tutur warga Italia.

Kami mengobrol cukup banyak tentang bagaimana kami di Italia, dan ternyata tujuannya sama sepertiku ingin liburan. Prilly yang sebetulnya merupakan gadis yang ingin aku lupakan dari pikiranku yang juga menjadi alasan aku memilih untuk berlibur, yang sudah hampir dua bulan kami tak bertemu. Dan ku tahu kini ia juga berlibur untuk melupakan seseorang, ya melupakan mantan kekasihnya yang sudah mencampakkannya sebulan lalu. Entah harus berduka atau bersedih mendengar ceritanya tentang kekasihnya yang berselingkuh, disudut hatiku ada tawa bahagia. Mungkin ini yang di namakan takdir, kami dipertemukan di Italia. Ini kesempatanku untuk merebut hatinya, pikirku.

Kami menikmati pizza dengan lahap, ia memesan pizza Quattro Stagione yang secara literal berarti "empat musim" katanya kejunya enak. Dan aku memesan satu pizza klasik yang simple,basic namun lezat dan wajib dicicipi yaitu pizza Margherita, pizza yang namanya di ambil dari seorang ratu di kerajaan Itali.

Karena kami sama-sama sendiri berlibur ke Italia tanpa teman hanya dengan bantuan peta dan google akhirnya kami memutuskan untuk menghabiskan waktu liburan kami berdua.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short Story Aliando PrillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang