Ketika senja harus berkemas dari hatiku, dan aku menunggu fajar esok akan tiba.
Itu adalah pilihan! Ingin senja atau fajar?Prilly masih memandang foto dirinya, bersama Ali, mantan kekasihnya. Peristiwa itu sudah lewat hampir setengah tahun lalu, tapi air matanya tak kunjung kering saat teringat kekasihnya berciuman dengan gadis lain dihadapannya. Sejak saat itu, hubungan yang sudah terjalin hampir tiga tahun lamanya harus kandas. Prilly memilih pergi dari sisi Ali.
Hari-hari Prilly hampa tanpa Ali, tapi Ia masih beruntung karena AL, sahabatnya, selalu setia menghiburnya meski tidak semudah menghibur anak kecil yang kehilangan mainan, yang jika diberikan mainan baru akan kembali ceria. Tapi menghibur Prilly sangatlah sulit.
Prilly menghabiskan hari-harinya bersama AL. Pergi kuliah bersama, makan bersama, mengerjakan tugas bersama. AL selalu ada disampingnya.
Sebetulnya, AL memang menyukai Prilly, sejak mereka duduk di bangku SMA. Tapi saat itu Ia mengurungkan niatnya untuk menyatakan cinta kepada Prilly, karena pada saat itu, Prilly mempunyai prinsip, tidak akan pacaran sebelum lulus SMA. Dan saat mereka di tingkat Universitas, AL pun harus menelan rasa kecewanya, dan menyimpan perasaan nya kembali, karena Prilly jatuh cinta kepada seniornya yang berada dua tingkat diatas mereka. Pria itu adalah Ali, cinta pertama Prilly.
Prilly memang sangat mencintai Ali, perkenalan nya dengan Ali memang sangat singkat, dan terkesan klasik. Di perpustakaan kampus, saat itu mereka sama-sama ingin meminjam buku karya William Shakespeare, yang berjudul, The two Gentlemen of Verona, ternyata buku itu hanya ada satu di perpustakaan, dan mereka memperebutkan buku itu hingga akhirnya Ali pun mengalah. Sejak kejadian itu, Prilly dan Ali saling bertukar kontak dan menjadi semakin dekat. Ali yang pada saat itu merupakan mahasiswa semester 3 jurusan Hukum, sementara Prilly, mahasiswa baru dari fakultas ekonomi, mereka intens bertemu dan hanya butuh waktu satu bulan, hingga akhirnya mereka mengikat cinta.
Ali merupakan Pria idaman Prilly, Ia selalu membuat Prilly merasa nyaman disampingnya, dan karena itu, Prilly amat terpukul saat melihat Ali berselingkuh dengan gadis lain. Bulan lalu, ketika Ali resmi menjadi sarjana hukum, keberadaannya tidak lagi Prilly ketahui.
Sore, sepulang kuliah, seperti biasa, Prilly dan AL mampir ke café langganan mereka untuk bersantai sejenak.
“Nanti malam kita nonton yuk?” Ajak AL dan Prilly mengiyakan.
#####
“Prill, aku cinta sama kamu, kamu mau, jadi pacar aku?” Tanya AL seraya memberi mawar putih untuk Prilly.
Prilly kaget mendengar pernyataan AL. Ia memang merasa nyaman dengan AL, tapi selama ini, ia hanya menganggap AL sebagai sahabatnya. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya bahwa AL, mencintainya.
Prilly tidak lantas menjawab pertanyaan AL, Ia meminta waktu untuk berfikir. Biar bagaimanapun, Ia tidak ingin melukai AL, karena AL adalah satu-satunya sahabat terbaiknya yang selalu ada saat ia butuhkan. AL pun mengerti keputusan Prilly dan tak masalah memberi Prilly waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Aliando Prilly
Short StoryShort story about Aliando Syarief dan Prilly Latuconsina. Story by : Indy Salim Find her on Twitter : @A_indyS