1. Sekolah

195 19 7
                                    

Bel istirahat sekolah berbunyi begitu nyaring. Begitu guru keluar, kelas seketika menjadi tidak terkontrol. Mayoritas langsung lari ke kantin. Sebagian anak-anak perempuan bergerumul membawa foto-foto para idola tampan dan mulai saling pamer. Beberapa lainnya melanjutkan topik tadi pagi. Sisanya membahas soal dan tugas yang tadi diberikan. Dan sebagian dari beberapa sisanya itu baru saja sadar dari dunia khayalnya, Kim Hanbin contohnya.

Ketika suara terikan Yunhyeong atau aksi heroik Bobby bahkan tidak membangunkannya. Maka bel sekolah adalah kunci segala kesadaran di dalam dirinya. Tidak perduli apakah itu bel tanda masuk, istirahat atau pulang. Dimana ada suara bel sekolah, maka saat itu juga Hanbin akan membuka kedua matanya lebar dan terlihat sehat seperti mendapat suntikan vitamin.

Hanbin merapikan rambutnya yang berantakan, ia meraih lipbalm pemberian Yunhyeong dari tas warna abu-abu miliknya. Sambil mengolesnya dibibir, fokusnya yang lain pergi ke kartu makan. Ia tidak sempat sarapan tadi pagi, makanya perutnya terus meronta meminta makanan sejak ia menginjakkan kaki di sekolah.

Lima menit sudah ia membuat semua isi di dalam tasnya tergeletak di meja belajarnya. Namun tanda-tanda dari kartu makan miliknya tidak terlihat. Hanbin meraba tubuhnya sendiri, berharap kartu makan itu terselip diseragamnya. Biasanya saat mencuci, ibunya rajin berteriak-riak kalau ia menaruh kartu makan itu diseragamnya. Hanbin mencoba mengingat-ingat lagi suara teriakan ibunya saat itu.

Ah dia ingat, waktu itu dia mengambil itu dari ibunya, lalu ia letakkan di kasurnya sembarangan dan pergi menuju kamar Chanwoo untuk bermain Playstation 4 terbaru milik Chanwoo. Hanbin menepuk dahinya sendiri mengingat kebodohannya. Mampus, sekarang kartu itu bukan hanya ketinggalan di rumah, tapi bisa saja hilang untuk selamanya.

Masa bodo ! dia punya tiga adik kembar yang masing-masing punya kartu makan. Ia yakin Donghyuk dan Chanwoo masih memilki banyak sisa saldo di kartu makannya. Jangan tanya June, nafsu makannya yang luar biasa tidak bisa menjamin ketersediaan saldo di kartu makannya.

Hanbin berjalan santai menuju kantin, dan mencoba mencari keberadaan tiga adik kesayangannya. Tak butuh waktu lama bagi matanya yang setajam elang untuk menemukan mangsa empuknya. Mereka disana sedang makan satu meja bersama teman-teman mereka. June yang paling terlihat jelas karna ia yang paling tinggi dan kebetulan duduknya menghadap ke arah Hanbin.

"Yey, kalian disini. Nice timing !" Hanbin segera menggeser tempat duduk June tanpa peduli tatapan aneh dari mata kecil June.

"Lah tumben nggak main sama Mino hyung," celetuk Donghyuk

"ah, dia lagi sibuk latihan. Lagipula kita jarang familytime begini kan ?

Chanwoo melirik Donghyuk merasa ada yang tidak beres dengan bahasa Hanbin. Donghyuk ikut meliirik balik Chanwoo menyetujui itu dengan kedipan matanya beberapa lagi. Dengan kompak, mereka berdua melirik ke June. Namun June sepertinya lebih suka melirik ke makanannya daripada ke arah mereka berdua. June dan makanan, dua insan yang tidak ada satu orangpun bisa memisahkan.

"Ya chanuyaa .. "

Chanwoo otomatis menoleh ke arah Hanbin, memutus eye contactnya dengan Donghyuk. Alisnya bertautan dan otaknya mulai memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi saat Hanbin menyebutkan namanya. Kemungkinan pertama yang paling besar adalah minta dibelikan es krim rasa cokelat. Kemungkinan kedua, memintanya memijit punggungnya karna ia sering sakit punggung. Dan kemungkinan terkecil adalah memintanya membuatkan kopi disekolahan.

"pinjemin aku kartu makanmu, ya... ya... "

Mampus salah semua

Nggak hyung,"

"ah..ah ayolah chanuuu," dan Hanbin kembali beraksi dengan menggerak-gerakan tubuhnya tidak jelas seperti ulat bulu yang mencoba bergerak meraih daun diatasnya. Bergerak ke atas, ke bawah, ke kanan, ke kiri, ke depan dan kebelakang.

"aishh ah.. jinjja !"

Chanwoo menjauhkan tubuhnya dari meja, dan bersandar pada Donghyuk berusaha menutupi matanya dari pemandangan menggelikan itu. June mengikuti jejak yang sama dengan Chanwoo, ia menggeser tubuhnya perlahan menjauh dari Hanbin yang terus saja bergerak tidak jelas seperti itu dengan mulut Hanbin yang menggumamkan nama Chanwoo terus menerus. Dan Donghyuk memanfaatkan telapak tangan pemberian Tuhan untuk menutupi matanya dari kejadian ini.

Hanbin meraih tangan Chanwoo, ia bangkit dari duduknya dan menggerak-gerakkan tubuhnya melompat-lompat kecil seperti anak kecil yang sedang minta balon kepada ibunya "ayolah Chanwoo, aku kelaparan .. uh.. uh... rasanya mau lepas perutku.. uh ..uh"

"aish ! Iya iya  !"

Hanbin meraih kartu makan Chanwoo lalu pergi meninggalkan mereka untuk memesan makanan

"Oi ! Ayo cepat habisin makanannya !" titah Donghyuk

Kedua adiknya menuruti ucapan Donghyuk. Pokoknya saat Hanbin berbalik, saat itulah mereka sudah harus melangkah meninggalkan kantin. Bisa saja ini jadi bahan olok-olokan kakak kelas. Atau mungkin, masuk ke koran sekolah dengan judul "pemaksaan gaya baru ala Hanbin,". Ada banyak kemungkinan buruk yang bisa dicegah saat mereka keluar kantin sebelum Hanbin berbalik dari memilih makanannya.

Tbc~

Karena genrenya slice of life, jadi author updatenya sedikit-sedikit ya.

Yang mau kasih saran cerita kayak apa selanjutnya, boleh komen dibawah. Kalau ada adegan yang cocok, nanti aku buatin. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ikon's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang