002-Menjadi Teman

38 2 0
                                    

Nica dan Lia nggak telat nyampe kampus. Berkat Tante Elis, ibunya Lia. Yah namanya naluri ibu, pasti sudah terbiasa sama segudang aktivitas yang membuat dirinya disiplin. Sudah pasti jadi pelajaran berharga juga buat Nica dan Lia.

Secara logika, panitia seharusnya udah ngumpul di lapangan karena acara bakal dimulai pukul 07.00. Tapi ternyata, ekspektasi tak sesuai realita. Lapangan masih sunyi.

"Panitia kayaknya perlu banget dapet pelajaran dari Tante Elis nih, biar ikutan displin" batin Nica dalam hati.

"Kayaknya kita dateng kepagian deh" celetuk Lia sambil celingak-celinguk mengamati kondisi pagi itu.

"Nyaris telat sih" jawab Nica berusaha mengikuti kemana kaki Lia melangkah.

"15 menit lagi maksudmu?" timpal Lia yang agaknya mulai kesal juga karena ia belum melihat seorangpun yang datang selain mereka berdua.

Dengan nada innocent pun Nica menjawab, "Hehe iya, kalo dalam 15menit kita ngga dateng kan bisa telat"

"Gini nih kalo temenan sama anak yang terlalu tertib aturan"

Nica cuma membalas senyum ke arah Lia. Lalu kemudian Lia berkata, "Yaudah daripada kesel sendiri, mending kita sarapan dulu. Cari tempat yuk"

"Oke setuju" jawab Nica

Nica dan Lia akhirnya duduk di pinggir lapangan. Mereka menikmati sandwich kemasan dan minum susu yang dibeli dari Indomat tadi. Tidak lama setelah itu, satu per satu panitia bermunculan dan berjalan menuju lapangan.

---

Kebetulan barisan anak baru yang dipandu Lia deketan sama barisan Nica. Cuma jeda 3 kelompok. Jadi mereka berdua tetep bisa saling mengobrol walaupun agak jauh juga jangkauannya😜

"Anak-anakmu udah diambilin makan?" tanya Lia.

"Udah dong, tadi yang ambil konsumsinya si Faldo"

"Oh yaa bagus, Faldo emang partner ter-the best. Cocoklah kamu sama dia. Sama-sama sipit" celetuk Lia sambil tersenyum mengejek.

"Wlee rasis sih mbaknya" jawab Nica dengan nada selow.

"Haha becanda lohh"

"Ya baguslah Faldo mau ambilin makan, biasanya juga kalo dibutuhin ga tau pergi kemana. Sukanya ngilang" begitu kata Nica yang agak curcol (curhat colongan).

Partner Nica yang bernama Faldo emang suka ngilang tiba-tiba tanpa pamit. Bikin Nica harus ekstra sabar. Gegara kelakuan dia, Nica dapet julukan dari panitia lain sebagai kakak pemandu single parent sekaligus tersabar. Soalnya cuma dia yang sering ditinggal partnernya buat ngurusin anak-anak maba tanpa ngeluh sedikitpun ke panitia OC.

Tapi kali ini Nica banyak bersyukur. Si Faldo fulltime berperan jadi kakak pemandu dan nggak mlipir kemana-mana.

Buru-buru Nica mengakhiri percakapan dengan Lia di sela makan siangnya karena Faldo, sang partner melambaikan tangan dari jauh. Sepertinya dia butuh bantuan. Faldo memberi isyarat Nica suruh cek hp dan ternyata memintanya mengantar mahasiswi yang sakit ke divisi kesehatan. "Eh udahan dulu ya Li, ku dipanggil Faldo buat anter anak yang sakit nih".

---

"Gimana kondisi anak yang tadi?" tanya Lia ketika Nica balik ke barisan kelompok.

"Penyakit asmanya kambuh, butuh oksigen tambahan. Tadi aku temenin dia sampe dia tidur"

"Terbaik memang Nica nih"

"Ya donggg..oh ya, jadi siapa cowok tadi?" tanya Nica dengan rasa penasaran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seperti PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang