Arlan membuka pintu rumahnya pelan. Keadaan rumahnya sangat gelap, cahaya bahkan tidak terlihat. Baru saja Arlan ingin menaiki tangga, terhenti oleh lampu yang tiba-tiba menyala.
Arlan menoleh mendapati Danu-Ayahnya yang kini duduk di sofa ruang tamu. Tatapan tajam Ayahnya menyiratkan Arlan untuk segera duduk di depannya. Arlan berjalan tanpa ragu dan segera mendaratkan pantatnya di sofa depan Ayahnya.
"Dari mana saja kamu?" Suara tegas Danu terdengar.
"Rumah teman" Arlan terlihat santai bahkan tidak merasa takut dengan kemurkaan ayahnya yang bisa terjadi kapan saja.
"Jam berapa sekarang?"
"Setengah sebelas" jawab Arlan melirik sekilas jam tangannya.
Danu menghela napas panjang, "Bunda masuk rumah sakit lagi. Penyakitnya kambuh"
Arlan menatap ayahnya tidak percaya, mencari kebohongan di manik hitam ayahnya sama persis dengan manik miliknya. Arlan menunduk, tangannya mengepal.
"Di mana Bunda?" Tanya Arlan menahan rasa khawatirnya.
"Bunda di rumah sakit Medika. Datanglah besok jika kamu ada waktu, nak" jawab Danu melangkah keluar dari rumahnya. Arlan hanya bisa menatap kosong punggung ayahnya.
Lima belas menit telah berlalu semenjak Danu membahas tentang bundanya. Arlan termenung, menatap langit-langit kamarnya memikirkan sesuatu hal yang baru saja ayahnya bahas.
Wajah Feli yang tertawa ceria melintas di benaknya. Memikirkan Feli membuatnya kembali merasa tenang. Arlan mengambil ponsel di tas hitamnya.
Arlan menelusuri kontak di ponselnya. Setelah Arlan mendapatkan kontak Feli dengan cepat ia mengirimkan pesan pada Feli.
Arlan : Yuhuu!
Tidak cukup dua menit Arlan menunggu. Ponselnya bergetar dan notifikasi balasan pesannya terlihat di layar ponselnya.
My Feli : Siapa ya?
Arlan terkekeh pelan, "gue kerjain lo cewek bar-bar" gumamnya menampilkan seringai jahilnya.
Arlan : kamu lupain aku beb? Apa salah aku bebeb? 😢
My Feli : Drama lo kurang bagus Arlandio Kusuma bego. Emot lo bikin jijik.
Arlan membulat tidak percaya. Kok dia bisa tau gue ya? Itu pertanyaan di pikiran Arlan yang harus di jawab oleh Feli.
Arlan : kok lo bisa tau sih? Lo dukun ya?
My Feli : Jelas gue tau. Lo nyimpen nomor lo sendiri di kontak gue, pikun. Kalau gue dukun udah lama gue nyantet lo.
Arlan : hehe, Pantes gue lupa akan hal itu. Eits, slow ajalah Fel. Entar nyesel lo nyantet cowok seganteng gue😎
My Feli : njir. Ganteng darimana coba😛
Arlan : dari dulu gue emang ganteng kali lo nya aja yang nggak nyadar.
My Feli : lo kenapa nggak tidur?
Arlan : cieee, perhatian. Nggak bisa tidur gue. Lo sendiri kenapa nggak tidur?
My Feli : biasa aja. Gue baru selesai belajar, ini mau tidur.
Arlan : tugas lo kayaknya numpuk. Belajarnya ampe kemaleman gini.
My Feli : nggak juga sih. Udah gue mau tidur. Gue nggak mau telat besok.
Arlan : ok. Good night Felicia Angeline. Have a nice dream.
KAMU SEDANG MEMBACA
ArFel
Teen FictionIni tentang aku dan kamu. Tentang kisah kita yang sudah berlalu. Masihkah kamu mengingatnya? -Rain