9. jadian

171 17 34
                                    

Galen terusik dari tidurnya karena cahaya matahari.

Dia mengecek ponselnya dan banyak sekali notif yang masuk.

Dari sekian banyak pesan, ada satu pesan yang menarik perhatiannya.

Bisma

Len?

Galena

Iya ada apa?

Bisma

Lo sibuk nggak?

Galena

Gak kok, kenapa emang?

Bisma

Gue mau ngajak lo jalan. Mau nggak? Kalo nggak juga nggak papa kok:)

Berhubung hari libur dan tidak ada pekerjaan apapun, Galen menyetujui ajakan Bisma.

Galena

Iya udah boleh deh, daripada gue gabut dirumah

Bisma

Iya udah nanti gue jemput lo jam 10

Lo send loct rumah lo aja

Galena

Oke

Setelah membalas pesan Bisma, Galen segera beranjak ke kamar mandi.

Selesai mandi, Galen segera ke bawah untuk sarapan.

"Tumben sepi" gumamnya.

Galen tidak melihat kedua orang tuanya di meja makan, dia hanya melihat kakaknya sedang menyantap sarapan sendirian.

"Bang, mama sama papa mana?" Tanya Galen pada kakaknya.

"Pergi dari tadi. Katanya mau ke acara temen papa"

"Oh, gue ijin sama lo ya, nanti gue mau pergi sama temen"

"Sama temen-temen cewek rempong lo itu?"

"Ih mereka bukan rempong! Lagian gue juga bukan pergi sama mereka kok"

"Sama siapa?"

"Temen gue lah" ucap Galen acuh dan memakan sarapannya.

"Ya siapa temen lo? Emang gue tau semua temen lo?"

"Kepo lo!"

Adhit memutar bola matanya malas mendengar ucapan Galen dan memilih untuk melanjutkan sarapannya.

Setelah selesai sarapan, Galen kembali ke kamar dan bermain ponselnya.

Tiba-tiba ponselnya bergetar dan menandakan ada notif baru.

Galen mengernyit bingung, tidak biasanya Gavin mengirim pesan.

Gavin

Len lo bisa jemput gue dari rumah sakit nggak?

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang