Part 1

54 7 0
                                    

Malam mulai larut, Zahara yang berulang kali berusaha fokus dengan tugasnya menyerah dengan kegalauan hatinya.
Tangannya mengambil foto yang sudah dibingkainya selama tiga tahun silam yang melukiskan wajah dua orang insan yang dibalut bahagia, yang bertuliskan

Untuk selamanya Rafan dan Zahara

"Huh !" Zahara menghela nafas beratnya. Hatinya masih berat untuk melepaskan. Akan tetapi dia yakin apa yang dia lepaskan karena Allah pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik.

Zahara menatap keluar jendela kamarnya. Gadis berusia 20 tahun itu memeluk tubuhnya sendiri. Air mata tanpa sungkan membasahi wajah manisnya.

" Ya Allah kalau ini jalan terbaik bagiku kuatkan aku sesungguhnya engkau maha perkasa lagi maha penyayang " Gumam Zahara lembut.

" Tok tok tok , Zahara boleh aku masuk ?" Suara dibalik pintu memaksanya untuk menghapus air mata dipipinya.

"Masuk aja, nggak dikunci kok Kinan !" Zahara segera mengambil posisi di meja belajarnya yang tersusun rapi.

Terlihat pintu terbuka, masuk seorang wanita tanpa yang sangat rapi ke dalam kamarnya.

" Udah malem Zahara masih belajar aja !" Tegur Kinan sambil meletakkan tasnya diatas ranjang Zahara.

" Oh iya, soalnya besok aku ada tes Kinan jadi belajar nya agak larut gini !"

"Iya iya !" Kinan menghempaskan tubuhnya diatas ranjang Zahara.

" Zahara yang cerdas, kalem, tidak pernah bolos, Alim, rajin dan suka menabung mana mungkin mau nilai nya turun sedikit ya kan ?"
celoteh Kinan.

Zahara hanya tersenyum, dan memutar kursi belajarnya
" Setidaknya saya sudah melakukan perintah Allah dan rasulnya, Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan loh Kinan, sampai kapan mau males malesan !"

"Iya ustadzah... paling juara deh !"

Zahara tertawa kecil, "Kamu dari mana Kinan kok rapi sekali ?" Zahara menyadari penampilan Kinan.

"Dari rumah Rafan !"

Zahara menggenggam erat pulpen yang ada di tangannya.

"Kamu ngapain kesana Kinan?"

"Ngerjain tugas, numpuk banget " Kinan segera menarik selimut menutupi seluruh badannya. Zahara mengambil foto yang ada di atas mejanya. Zahara menghela nafas lega.

" La tahzan innallaha ma'ana, Kamu bisa Zahara !"

***

Zahara bangun lebih dulu dari Kinan yang masih tenggelam dalam mimpi.

"Kinan!" Zahara menguncang-guncangkan bahu Kinan agar perempuan itu terbangun.

"Kinan!" Panggilnya lagi karena tidak mendapat respon dari Kinan.

"Kinan bangun!! Sholat subuh duluu!"

Kinan menggeliat kecil kemudian kembali tertidur lagi.

"Subhanallah, Kinaaan!!" Zahara menarik selimut yang masih membungkus tubuh sepupunya itu dengan kencang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prahara Cinta ZaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang