PROLOG
PROLOG.
Sekolah sedang ramai sekali oleh murid-murid yang sedang berbincang-bincang dengan topik yang berbeda-beda, Alenza Zoya Raveena wakil ketua osis SMA Nusa Bangsa yang banyak di kenali oleh kalangan siswa-siswi lainnya dan mempunyai sikap peka terhadap lingkungan sekitar.
Ketika ia sedang menuju perpustakaan ia melihat segerombolan anak laki-laki yang sedang melempar botol ke salah satu guru dan membuatnya marah tetapi, yang terkena imbasnya bukan laki-laki segerombolan tadi melainkan dua anak laki-laki yang sedang berjalan sambil tertawa, guru itu pun langsung menghampirinya.
"Heh sini kalian," ujar guru itu dengan nada keras.
"Ada apa pak," jawab Laki-laki tersebut.
"Kalian kan yang lempar saya pakai botol ini ngaku kalian," ucap pak Maman guru itu sambil menunjukan botol yang mengenai kepalanya.
"Hah bukan kita pak, kita aja cuman lewat sini doang," jawab laki-laki tersebut.
"Gaush alasan kalian,sekarang bapak hukum kalian," tegasnya kepada kedua laki-laki itu.
"Tapi----," jawab laki-laki itu terpotong dengan kehadiran perempuan yang menghanpirinya.
"Maaf pak saya tidak sengaja mendengar, sebenarnya yang melakukan itu bukan mereka pak tapi anak-anak segerombolan itu yang tadi lempar botol itu ke kepala bapa," ucap Alenza dengan jelas.
"Emang kamu ada buktinya Alen?," tanya pak guru.
"Nih pa saya tadi langsung foto pelaku nya pak silahkan di liat," ujar Alenza sambil mengulurkan handphone kepada pak maman yang sedang berdiri di depanya.
"Keterlaluan masih kelas 11 saja udah kurang ajar, nih Alen makasih," ucap pak Maman kepada Alenza.
"Yaudah bapa minta maaf ya sudah menuduh kalian," sambung pak Maman dan langsung meninggalkan tempat itu.
"Thank's yo," ujar salah satu laki-laki tersebut dengan ramah dan Alenza hanya membalasnya dengan senyuman.
Tiba-tiba sebuah tangan yang besar menarik pergelangan tangan Alenza dan membawanya pergi dari tempat itu.
"Aw sakit kaa," keluh Alenza kepada kaka kelasnya yang satu ini.
"Denger ya gua ga suka sama anak osis jadi gausah cari perhatian dan ikut campur urusan orang," bentak laki-laki itu kepada Alenza.
"Engga ko ka tadi aku cuman ngeliat apa yang aku liat aku ga cari perhatian sama sekali ka," jawab Alenza sedikit gemeteran.
"Tapi gua gabutuh belaan dari lu ngerti!," ucap Laki-laki itu dengan nada membentak sontak membuat Alenza kaget dan menundukan kepalanya.
Setelah itu laki-laki tersebut pergi dan Alenza pun masih berdiri kaku tubuhnya gemetaran dan keringat pun mulai menetes, ia langsung menarik nafas dalam-dalam dan beranjak pergi ke taman lalu mengeluarkan selembar kertas menuliskan sesuatu.
Aliran semu;
Hujan telah mereda.
Hingga daun pun mengering berguguran.
Ketika kesepian menyelimuti ruang bak mati suri.
Semua terjadi dengan seiring nya waktu berganti.Ketika hujan meninggalkan jejak.
Ketika senja meninggalkan sendu.
Tetapi hanya bulan yang tidak meninggalkan bintang.-pengaggum senja-
Bismillah, jadi ini cerita kedua yang aku bikin semoga kalian sukaa!!!
Jangan lupa tinggalin jejak kalian ya, silahkan coment💙Sampai ketemu di part selanjutnya🖐
KAMU SEDANG MEMBACA
ALENZA
Teen Fiction"Alen gua tau kita bagaikan musim yang berbeda tapi itu bukan alasan untuk kita ga bisa bersatu,Alen lu harus tau musim itu bakal ada saatnya berganti tapi perasaan gua ke lu gaakan pernah berubah walau sekali pun lu pergi dari hidup gua," ujar Danz...