03. Guess What

203 11 9
                                    

"Gaku sakit." Ucapan Taka spontan menghentikan Menjo yang sedang peregangan. Langsung beralih pada lelaki rambut belah tengah meminta penjelasan lebih, lainnya pun melakukan hal sama. "Iya, tadi dia bilang kalau hari ini telat datang karena sedang sakit."

"Sakit apa?" Tanya Yuusuke penasaran, baru beberapa hari kemarin mereka makan Yakiniku bersama sekarang dapat kabar kalau Gaku sakit tentu saja mengagetkan semuanya terutama member Six Gravity.

"Hmm.. Katanya sih demam, tapi nanti sore dia kesini."

"Hah? Ngapain? Dia kan sedang sakit, kenapa datang?" Ujar Doi sedikit komentar, lainnya mengiyakan ucapan sang 'ayah'. Meski sebutan itu kadang membuat risih Doi Kazumi namun sama sekali tidak pernah dia protesi.

"Menurut Kazumi-san?"

Menjo tak mendengarkan sisa pembicaraan Taka dan Doi yang mulai membicarakan hal tidak penting semacam Doi makin gemukan atau rambut Taka tumbenan berantakan. Pasangan baru, kata Shuuto seperti biasa menjadi komentator hal sekitarnya.

Menyelinap diantara orang-orang yang sibuk pada urusan masing-masing, kakinya berjalan membawa ke ruang rias tempat dimana peralatannya diletakan, diraih sebuah HP hitam kemudian menekan kontak, memutuskan menghubungi langsung. Dia butuh klarifikasi dari yang bersangkutan.

10 detik kemudian saat Menjo mulai frustasi saking lamanya, panggilan itu akhirnya diangkat. Bukan suara sapaan dari si penerima malah grasak-grusuk risih menyapa telinga Menjo. "Hello, Menjo-san?" Akhirnya, batin Menjo.

"Kau kenapa?" Tanya Menjo tanpa basa-basi, menjawab sapaan saja dia tidak.

"Taka sudah bilang kan?"

"Iya tapi aku butuh jawaban langsung darimu."

"Astaga Menjo-san," Gaku terdengar menghela nafas berat. "Nanti aku ke tempat latihan."

"Mau apa datang kemari? Sebaiknya kau istirahat, bukan malah kelayaban."

"Tidak apa-apa, aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya, Menjo-san. Sudah dulu ya. Jaa."

Sambungan terputus sebelum Menjo sempat protes. Dia menyerah, tidak mau mencari tahu lagi. Kalau tidak mau bicara ya mau bagaimana? Yah toh bukan urusannya.
.
.
.
Sore harinya, Gaku benar-benar datang di tengah-tengah latihan koreo untuk Tsuki no Uta. Dia menyapa semua aktor dan staff di ruangan sambil bersiap, Ryuu berteriak memanggil namanya yang ditanggapi Gaku dengan tawa. Memang dasar Ryuu adalah orang yang mudah beradaptasi dia juga orang pertama yang dekat dengan Gaku. Jadi, dialah dan juga Jounin yang paling dekat dengan Gaku di backstage. Yah, bukan Menjo.

"Gakkkuuuunnn..." Rajuk Ryuu memeluk pinggang Gaku.

"Ah Ryuu aku bawa cheesecake, kau mau?" Tawar Gaku mengeluarkan satu kardus besar berisi cheesecake, Ryuu menanggapinya riang. Satu persatu potongan dibagikan untuk para aktor dan staff, hingga sampai Gaku berhadapan dengan Menjo. "Selamat sore Menjo-san."

"Jangan 'selamat sore' padaku. Dasar! Kau membuat Jounin dan Ryuu khawatir."

"Hehe maaf.. ah aku---"

"Ya, aku butuh penjelasan."

Disinilah mereka dengan dua botol ocha dan dua potong cheesecake, duduk di belakang gedung theater. Gaku masih mengenakan maskernya, katanya debu bisa membuatnya bersin terus-terusan.

"Kau mau menjelaskan dulu atau kuhukum dulu?"

"Hee?" Seolah tau apa maksud perkataan Menjo, dia mundur beberapa senti dari posisi awal. Takut jika Menjo benar-benar melakukannya. Nyatanya itu hanya sekedar gertakan dan godaan tapi Gaku menelannya bulat-bulat, sesuai perkiraan Menjo. Belum berubah. "Hentikan, Menjo-san. Kau ini... Aku sudah bilang kan pada Taka kalau aku sakit dan bisanya datang sore. Lalu apa lagi yang harus aku jelaskan?"

Gaku segera menghindari pukulan Menjo di bahunya, tahu pasti walau tidak serius tapi pukulan Menjo itu sangat menyakitikan. Dan kenapa juga dia dipukul?

"Kenapa tidak bilang langsung padaku?"

Oh itu.

"Apa bedanya bilang pada Menjo-san dengan Taka?"

Kedua kali Gaku bisa menghindar lagi meski tangannya tidak, dia ditarik mendekat pada Menjo secara paksa dan dalam kondisinya yang tidak fit dengan mudah Gaku menurut. Sebaiknya memang begitu daripada membuat si senior marah.

"Menjo-san berhenti menggunakan kekerasan. Aku bisa resign dengan alasan, Menjo Kentaro-san suka melakukan tindak penganiayaan----iyaaa ampun."

"Aku tidak menyangka kau ini cerewet, ya." Ujar Menjo hampir memukulnya lalu pindah ke kepala Gaku untuk mengacak rambutnya sampai si empu mengerang risih.

"Menjo-san sendiri kenapa marah pada hal semacam itu?"

"Aku kan----" kata-katanya menggantung, memikirkan lagi lanjutan yang Menjo sendiri tidak yakin apakah pantas untuk dia katakan. Akhirnya dia diam, tak melanjutkan apa yang dia mulai.

Helaan nafas Menjo keluarkan. Lelah. Tidak tahu harus menanggapi apa karena apaa yang diucapkan Gaku benar adanya dan Menjo sadar, dia bukan siapa-siapa.

"Menjo-san, kenapa?"

"Tidak." Tanggap Menjo berlalu. Botol sebelahnya dia buka kasar lalu menenggak isinya hingga tandas. Berniat untuk bangkit meninggalkannya hingga sebelah tangannya dipegang oleh Gaku, menghentikan pergerakan apapun yang berniat Menjo lakukan.

"Menjo-san, apa aku harus memperjelas semuanya sekarang? Disini?" Tanya Gaku menatap tepat pada mata lelaki didepannya.

Menjo seketika menyeringai, tertawa ringan. "Oh.. ayo."
.
.
.
"Dimana Menchan?" Tanya Doi melihat sekitar, mencari sosok pendek dengan aura yang dikatakan mirip 'Hajime' (oleh Ryohei).

"Aku tadi lihat dia pergi dengan Matsuda-san." Sahut Ryoki dari pojok ruangan, sibuk bermain 'siapa paling tinggi di nenshou' dengan Ryuu, Lui dan Yuusaku.

"Oh." Jawab Doi singkat berniat mencari keduanya karena ada perlu sebelum panggilan Taka menghentikannya. "Kazumi-san mau kemana?"

"Mencari Menchan dan Gakkun."

"Jangan," larang Taka ambigu, dia melangkah mendekati Doi. "Nanti Kazumi-san menyesal."

"Kenapa menyesal?"

Taka tak menjawab dengan kata-kata tapi berupa senyum yang dianggap Doi manis itu (dengan lekukan pipinya yang makin menggemaskan). Doi sungguh tak mengerti. Sampai ketika keduanya kembali dalam keadaan berantakan dan Gaku yang terlihat lebih bugar, Doi tetap tidak mengerti.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kayanya aku ketagihan bikin mereka deh.. dang it!

Yeay tambahan DoiTaka. Aku butuh DoiTaka TwT oiya maaf ya atas bikin salty hehe.. kupersembahkan masterpiece pasangan ini. (Btw kalau mau diliat tolong pencahayaannya ditambahin ya kalau mau liat agak jelas. Soalnya gelap, serius)

Oiya aku gak tau sikap Menchan kalau sama Gaku gimana taunya cuman sifat mereka jadi aku menyesuaikan doang...

Thanks for reading~

ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang