pintu yang rusak (sisi changbin)

741 227 23
                                    

"Char, Charlian!" Changbin tersentak kaget menoleh ke arah Minho yang terlihat kesal menatapnya, "dengerin saya nggak?"

"oh," Changbin mengangguk, "denger kok."

"coba tadi saya bilang apa?"

Changbin meringis, "hehehe."

"dasar," Minho mengangkat kertasnya ke depan wajah Changbin, "ini, kamu sudah boleh pulang besok. Tapi jangan aneh-aneh dulu dan jangan lepas kruk juga."

"Kak Minho,"

"hsstt, profesional tolong aku nggak mau diburu musuh Christopher cuma gara-gara kamu sok kenal," bisik Minho.

tolong ingatkan Changbin kalau dia baru pasang pen di bahunya atau dia akan pukul Minho.

"ya ya ya," jawab Changbin malas.

"sekarang Chris mau ketemu," kata Minho, "meja nomor lima di kafetaria bawah."

"ok."

"bisa jawab yang panjang nggak sih?" sergah Minho kesal.

"ribet kayak cewek," balas Changbin, "sudah sana pak dokter pergi katanya jangan sok kenal."

"oh iya juga," Minho melangkah keluar ruangan Changbin, "anda jangan lupa ya meja nomor lima."

Changbin tertawa mendengar Minho memberi penekanan pada kata anda kepadanya.

"Nathan akan tinggal di tempatku," ucap Chan final ketika mereka berdua bertatap muka.

Mata Changbin melotot protes mendengarnya. Jeongin bahkan tidak pernah mau menatap mata Chan dan sekarang Chan mau membawanya.

"bos, tahu sendiri kan Nathan nggak nyaman di tempatmu?"

Chan menghela napas, "tapi tempatmu keamanannya nol. Orang-orang itu sudah tahu tempatmu, sebaiknya kamu juga pindah."

"lalu aku harus kemana?" Changbin memijit pelipisnya mendengar perintah Chan.

"terserah," jawab Chan acuh, "kamu bisa pergi yang jauh sekalian pemulihan tubuhmu."

"jangan bilang ini cuma maumu agar aku nggak ikut misi?" tanya Changbin menatap Chan tidak percaya.

"memangnya kamu masih bisa ikut misi sekarang?" Chan mendesah. Perlu tenaga ekstra untuk meyakinkan anak buahnya yang satu ini, "kamu juga sebaiknya istirahat dari jalanan. Street fighting bukan hal bagus untuk pemulihanmu."

Changbin frustasi. Diacak-acak rambutnya hingga tatanannya berantakan.

"terus aku harus ngapain kalau nggak boleh ini itu!" teriak Changbin meloloskan stres.

"Charlian, sadar!" bentak Chan, "masalahmu bukan cuma patah tulang atau otakmu yang geser itu. Polisi datang ke atas kemarin, untungnya aku ada di sana."

"apa masalahnya denganku?"

"masalahnya mereka datang karena kamu yang potong jalan saat lampu merah."

Ah, hati Changbin mengumpati Chan dan semua musuhnya yang mendatangkan banyak masalah itu.

"markas masih aman, kamu bisa ambil tempat di sana," ucap Chan final, "Nathan tetap aku bawa."

Nyatanya Changbin mendapati kepala Jeongin menyembul dari balik railing tangga menuju markas ketika dia pulang dari rumah sakit. Menyambutnya dengan senyum yang sangat lebar. Memamerkan deretan gigi putihnya yang baru lepas kawat tahun lalu.

CANDRAMAWA | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang