asap (sisi changbin)

633 173 28
                                    

Changbin bangun pagi dan naik ke kafe untuk cari croissant tapi yang dilihatnya sekarang Chaewon berdiri di ujung tangga. Mereka sama-sama buang muka saat sadar keberadaan masing-masing.

"uh, kak mau ke radio sama aku?" Chaewon yang pertama bertanya. Mengabaikan telinganya yang sudah penging karena panas tidak normal di wajahnya.

"buat apa?" Changbin balas bertanya.

"kan aku bilang bakal ajak kakak ke radio," tukas Chaewon, "lupa ya?"

Changbin cuma mengiyakan dan meneruskan berjalan ke atas. Lewati Chaewon yang hampir jatuh tersenggol tangan Changbin yang besar itu.

"aduh hati-hati dong kak," pekik Chaewon.

Changbin mau tanya apa Chaewon baik tapi dia terlalu malu soal kejadian semalam. Jadi dia cuma berjalan masuk dan duduk setelah pesan croissant.

Chaewon yang jadi sebal.

"kak, beneran deh aku jadi ngerasa dimainin kalau kakak gini?" sungut Chaewon sambil ambil tempat di depan Changbin.

"kak, yang kemarin itu beneran kan?"

Changbin mau buat Chaewon diam karena ingatkan dia soal semalam. Padahal dia mau lupa saja dan bertingkah biasa. Tapi mana bisa?

Dia ingat semalam, setelah dia menangis di pundak Chaewon.

🔻

"kak jangan nangis," kata Chaewon pelan. Tangannya menepuk pucuk kepala Changbin.

Changbin hanya terlalu emosional. Dia jadi berpikir macam-macam setelah hanya diam di markas. Dia berpikir soal Jeongin, soal pekerjaannya, soal Chan, dan soal Chaewon.

Dia tidak bisa memungkiri kalau gadis itu terus muncul di pikirannya sejak mereka bertemu.

Chaewon yang jatuhkan kunci, mereka yang berbagi bagian kursi yang sama, Chaewon yang main-main dengan busa saat cuci piring di kafe, Chaewon yang bingung di depan laptop, dan senyum Chaewon saat mereka bicara.

"Aku bingung," ucap Changbin. Wajahnya masih tenggelam di rambut Chaewon.

"pegangan dong kalau bingung," kata Chaewon. Tangannya juga masih setia mengelus rambut Changbin.

"bercanda mulu," Changbin sedikit tersenyum mendengar kata-kata Chaewon.

"kakak nangis sih," jawab Chaewon, "katanya kalau sedih-sedihan jadi bikin tambah sedih."

Changbin menjauhkan dirinya dari Chaewon. Chaewon bisa lihat mata Changbin yang sembab. Tangannya bergerak untuk usap jejak air mata Changbin yang masih tertinggal.

Tangan Changbin menahan telapak Chaewon di pipinya.

"aku lagi mikir," Changbin mengarahkan tangan Chaewon ke bawah hidungnya. Mencium sisa parfum yang masih tersisa dari pagi.

"apa?"

Changbin bisa lihat mata Chaewon yang berkedip sejak tadi. Wajahnya kelihatan gugup.

"aku kayaknya suka," Changbin menggeleng, "nggak, aku jatuh buat kamu."

Chaewon sudah mau buka mulut tapi Changbin mendahuluinya.

"jangan jawab, aku nggak bisa. Aku nggak mau dengar jawaban apapun."

🔺

"beneran," jawab Changbin sambil lalu.

"kalau beneran jangan diemin aku dong," Chaewon marah-marah, "kayak lupa aja kemarin yang nangis-nangis siapa, cih."

CANDRAMAWA | Seo ChangbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang