Pagi Jum'at, pagi yg Hoamm😴. library lama di open.
pak penjaga apa masih ma'em ?, atau malah lagi e'em ?.karena bosan menunggu, aku pergi ke gedung sebelah aja, gedung sekretariat. cari yg adem-adem.
sampai disana, aku ketemu pak dosen. dia baca koran, katanya untuk hilangin bosan. dengan dosen itu, aku sudah akrab banget. jadi bicara sama dia seperti teman biasa.
"ahh gaya lu sen, tuh dibalik koran ada handphone kan. "ayoo.. nontonin apa lu ?" ucapku.
"nonton anak kecil debat ni, buat ngerebutin kursi tertinggi negara. asyik loh. mereka saling sindir.! upin-ipin mah lewat man." tutup pak dosen
"Ahhh, PROPOSAL SKRIPSIMU salah nih. lu REVISI.., REVISI.!!!" katanya lagi
"ehh, nyebelin. kan lu dosen SOSIOLOGI pak, aku PRODI EKONOMI. yang seharusnya ngurus salah-benernya, yaa dosen pembimbing aku lah."
"Gak paapa, sekarang zamannya memang begitu.! nonton video ini makanya. si upin aja ngurusin luas tanah si ipin yg di Kalimantan sama di Aceh."
"AHH, SUE LU PAK.!
Udah jam 9 nih pak, aku ke perpus dulu yaa.""ok, hati-hati di jalan lu cebong. salam 2 jari(🤘🏽)."
"Heehh, serah deh pak. jarak perpus hanya puluhan meter gitu kok. but thank's kopinya yaa pak." sahutku di 8 meter darinya
"ehh dasar lu bong. kopi gue belum di cicip, lu main seruput habis aje." umpatnya kesal
"Wik.., wik wik wik wiikk. wik wik wik wiiiiiiiiiiiikk."
"malah nyanyi lagi lu. udah ke perpus sana.!" sahutnya
"ashiaaaappp...!"
sesampai di depan pintu perpus, sebaris kata "CLOSED" yang menempel pada papan Aluminium telah menyapaku.
"ohh, sh*t.!" umpatku. kena karma deh kayaknya
menuju turun tangga perpus untuk pulang, aku ketemu mahasiswi yang hendak ke perpus juga.
"ehh, perpus tutup.!" ucapku
"ihhh, kok tutup sih. padahal hatiku sudah lama menanti." balasNYA
"OMG, Dasar BUCIN." kalimatku dalam hati
"aku udah dari pagi-pagi banget loh disini. setia menunggu." lanjutNYA lagi
"BODOH GILEEE, AKU GAK PERDULIIII.!") gumamku
karena tak betah ngobrol sama makhluk anggun tapi BUCIN (Budak Cinta) itu, aku tinggalin aja dia.
tepat di sebelah Tugu Kampus, handphone di saku kananku kena struk, ehh maksud aku; getar-getar gitu. setelah aku cek, ternyata dirasukin sebuah pesan dari no misterius yang berakhiran: 845.
pesannya cuma: "P".yaudah, karena gak mau dibilang sombong, aku bales: "Q".
"lagi apa ?" lanjutnya
"lagi garuk-garuk." balasku
"hehhhhh ?" balasnya bingung
"iya, aku garuk-garuk kepala. ehh, kamu siapa ?" balasku lagi setelah beberapa menit aku diamin chatnya karena buat story bersambung di WA
tapi dia malah balas "Ooh" doang, dasar GAJE(Gak Jelas). ditanyain nama, balesnya cuma itu.
karena males ngeladenin, aku lanjut ke parkiran. untuk nyari motor, bukan ketemuan sama pak satpam yaa.! (ihh, cuiiiihhh).
ehh, tapi pak satpamnnya nongol sendiri.
melihat pak satpam beserta kumis-kumisnya, aku segera menghindar menuju motorku.
di punggung motor, aku lama berdiam karena lanjutin story di WA lagi. tiba-tiba ada yg datang, "ehh kak Alfian, kirain siapa." katanya sambil mengulurkan tangan untuk menyalamiku
"ehh elu Din, kirain pak satpam lagi. kumis kalian sama soalnya." kataku ke Nurdin, adek tingkat.
"hahaa, dasar kak Alfian. kalau aku, kirain kakak pemungut-pemungut helm tadi."
"hahaa, SUE' lu. tapi boleh juga tuh, nanti sampai rumah aku sate, jadi sate Helm deh jadinya." kataku
mendengar itu, si Nurdin cuma cengengesan. kumisnya goyang-goyang.
"kak Karof sama Kak Efendi, kemana ?, tumben gak bareng kakak." katanya kemudian
"mereka lagi ketemuan sama Nyi Roro Kidul, belajar nyusun SKRIPSI yang gurih. supaya ke ACC segera."
"kakak gak ikutan juga ?"
"nggak, aku udah punya bang Haji Rhoma Irama, biar SKRIPSIKU merdu." jawabku
"ehh, aku duluan yaa Din." lanjutku
"ok kak, jangan tidur di jalan yaa."
"ihhh, diam lu.! males aku diberi perhatian sama laki-laki."
Di penghujung keluar parkiran, suara wanita dari kerumunan seperti memanggilku.
"iya mba', aku Alfian. ada apa ?" kataku setelah menghampirinya
"maaf mas, aku manggilnya si Sopiyan, temenku. tuh dia, yg kesini pake motor scoopy merah."
"SIALAAAAN." umpatku dalam hati. malu bangeeet, banyak orang, cewe-cewe lagi.
Karena malu tinggkat kritis, aku bergegas cabut.
lorong utama dengan ratusan lubang-lubangnya, sudah kulewati. gerbang utara, sudah kubelakangi. aku diam sejenak di tepi jalan menunggu kendaraan yang kejar-kejaran, lajunya sungguh bringas.
di penungguanku yang panas, aku sempatkan melirik dikit ke warung lamongan di samping kanan jalan sana. perut ingin berkunjung, tapi dompet gak ada penunggu. yaudah, terpaksa pura-pura cuek aja.
Berselang beberapa puluh meter, saatnya memasuki zona rawan kelaparan. kepalaku ku tahan sekeras mungkin supaya selalu menghadap ke kanan. kalau sampai menghadap ke kiri, waduhh, perut bisa mengaung cuy; ada pasar jum'at soalnya. selain banyak pakaian, aksesoris, dan peralatan. disana juga banyak ragam jajan-jajanan.
Untuk menghindari ke baperan perihal godaan jajan-jajan cantik, aku cepat-cepat pulang saja ke kos.
sekitar 30 menit kemudian, aku hapus puluhan strory yang aku tulis tadi. malu cuy, gak enak dipandang. aku juga sudah makan, 2 piring sebagai wujud balas dendamku ke rasa lapar.
lalu, nulis story baru lagi buat lanjutin yang tadi.
namun aku bingung mau nulis apa, jadi asal-asal nulis aja deh.Tapi, sebagai The next novelis pro nantinya(Aamiin), terlalu lemah jika sampai kehabisan bahan tentang apa yang mau ditulis. untuk itu, segala yang terlintas di kepalaku, telah kutuangkan ke dalam tulisan. bodoh amat perihal kata orang jika melihat storyku numpuk macam sampah dan limbah rumah tangga. bagiku, semua itu hanyalah krikil-krikil kecil yang gak penting di hamparan jalan-jalanku menuju impian.
Adzan sudah selesai berkumandang, jadi aku mau pergi jum'atan dulu.
(Beri saran yaa guys, Vote-Nya juga😊)