Jakarta, 12 April 2017.
"Kat, ayah ingin bicara denganmu dan kakakmu."Deg! Aku sangat tidak suka dengan perkataan ayah tadi. Dari firasatku, ayah sepertinya ingin menyampaikan sesuatu yang begitu serius sampai harus berbicara formal. Aneh bukan? Entah itu apa, tapi aku sudah bisa melihat dari raut wajahnya. "Ah, iya! Aku lupa membereskan meja belajarku!" Batinku panik.
"Coba kamu panggil kakakmu, ayah akan berada di ruang tamu." perintah ayah yang tidak menunjukkan ekspresi sama sekali. Wajahnya sangat datar.
"Hah? Ada apa dengan ayah? Kelihatannya suram sekali. Lagi pula, kenapa harus berbicara formal seperti itu? Ayah sangat tidak biasa... dan aneh hari ini. Ngomong-ngomong, apa yang ingin ia bicarakan? Sepertinya aku tidak akan menyukai ini."Aku dengan cepat naik ke kamar Kak Cindy dengan meloncati dua anak tangga sekaligus. Setelah berada di depan kamarnya, aku langsung mengetok pintu. Tok tok tok. Tidak ada jawaban... Biar kucoba lagi. Tok tok tok. kini lebih keras, tapi hasilnya sama saja, tidak ada jawaban. Kucoba mengetok sambil memanggil namanya. "Kak? kakak? Kak cindy!" dan percuma saja.
Tanpa basa-basi aku langsung membuka pintu kamarnya, dan kutemukan kak Cindy sedang memakai Headset kuningnya asyik berjoget di kasur. Aku memberikan tatapan apa-yang-sedang-kau-lakukan-? yang berhasil membuat kak Cindy kaget dan malu. "Ngapain, sihhh? Kalo mau masuk kamar gua, tolong ngetok yaa. Jangan lagsung masuk aja kayak mama!" teriak kak Cindy sambil melepas headsetnya.
"Lo pikir gua kaga ngetok? Situ aja yang budeg sama headsetnya! Gua ngetok 100 kali, tapi tetep aja kaga nyaut, yaudah gua buka." Hah? please deh, yang salah itu kak Cindy! "Oalah, yodah maap ye. Kenapa kat?" Nadanya yang seoalah-olah meremehkan membuatku sangat jengkel, tapi tidak kuperlihatkan. Oke, langsung to the point. "Dipanggil ayah di ruang tamu." jawabku singkat.
"Hah, ngapaiiiin? Males, ah."
"Emang gua tau? Udah, ayo buruaaaaan!"
"Iya, iyaaa."
Kita berdua akhirnya turun dan berbicara dengan ayah.
"Jadi begini..." ayah memulai pembicaraan. " 2 hari yang lalu ayah menerima email dari perusahaan untuk meneruskan pekerjaan di luar negri karena ayah terpilih, tepatnya di Amerika. Dan sepertinya itu proyek besar, jadi mau tidak mau kita harus pindah ke sana. Maaf ayah baru ngomong hari ini, ayah tidak ingin terburu-buru untuk menyampaikan. Semoga kalian bisa mengerti." Setelah selesai bicara, ayah menundukkan pandangannya dan melihat lantai, menghindari kontak mata sesekali.
Demi apapun, ini sangat, sangat di luar dugaanku. Ini gila! Sebelum menanggapi ayah, aku mengecek kalender yang ada di sampingku. Disitu terlihat hari ini tanggal 12 April. "Biar kuingat, April... April... Bulan ini terdengar familiar, hmm... Oh iya! Sekarang kan April Mop! Pasti ayah sengaja berbohong!" Aku sangat yakin ayah sedang 'ngelucu'. "Ayah, ayah bercan-"ucapanku terpotong. Kini ayah berbicara lagi "Dan jika kalian pikir ini bagian dari april mop, ini bukan."
Hah?
Loh?
⚫
⚫
⚫
⚫
⚫
⚫
Maaf ini dikit bangett TwT, next pasti author improveVOTEMENT jan lupaaaaa! babayyyyy -mehrun <3
KAMU SEDANG MEMBACA
Flawed • FleurLovins
Teen FictionPindah ke Amerika? Kok tiba-tiba?! Gamau! Pasti ini akan menjadi mimpi buruk! Mungkin tidak..?