Prolog

21 7 2
                                    

Seoul, 30 April-

Diary 1:
Hari ini adalah hari di mana aku melamar pekerjaan di sebuah kafe. Aku sangat gugup. Semoga hari ini adalah hari keberuntunganku~

****

"Ayana!!!"panggil sang pemilik kafe dari dalam ruangan interview.

Ayana pun langsung menutup buku diary nya, merapikan baju, dan bergegas menuju ruangan.

Setengah jam ia lalui di ruangan itu. Beberapa pertanyaan ia jawab dengan baik tadi. Dan ia pun harus kembali lagi besok untuk melakukan prosedur kerja.

Sebenarnya ia masih kelas 11 di School of Performing Arts Seoul (SOPA) namun ia memilih untuk bekerja untuk sedikit membantu orang tuanya.

Ia pun memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki, karena sebenarnya tempatnya tak begitu jauh dari rumahnya.

Namun saat ia keluar dari kafe......

"Sreettt" Tasnya di jambret.

"Tolong!!!"teriaknya.

Dari belakang di lihatnya seorang pemuda yang tengah berlari ingin menolongnya. Pemuda itu dengan sekuat tenaga berlari mengejar penjambret itu.

Bugh!!! Penjambret itu terjatuh. Tanganya langsung di bekuk oleh pemuda itu.

"Serahkan tasnya padaku"kata pemuda itu.

Akhirnya karena sudah kepepet penjambret itu memberikan tasnya.
Terlihat kepalan tangan si pemuda yang ingin mendarat di wajah penjambret.

"Tunggu!!Biarkan dia pergi!!"Teriak Ayana.

Pemuda itu pun membiarkan penjambret itu pergi dengan segala kegeraman nya.

"Awas ya kamu kalau sampai ketemu saya lagi, habis kamu!!! " Teriak pemuda itu.

Pemuda itupun berjalan menuju Ayana. Sedangkan, orang yang berlalu lalang di situ memperhatikan mereka.

"Ini tasmu" Kata si pemuda pada Ayana, memberikan tas.

"Kau tak apa apa kan, terima kasih ya" Kata Ayana berterima kasih.

" Iya, kamu pulang naik apa?"

" Rumahku dekat dari sini, jadi aku berjalan"

" Bagaimana kalau aku antar kamu dengan berjalan kaki..."

"Tidak usah.. "

"Ayolah, setidaknya kamu aman sampai rumah"

"Oke...." Ayana mengiyakan, karena sebenarnya ia juga masih takut kalau penjambret itu kembali.

Mereka pun berjalan di sepanjang jalan itu. Sedangkan orang orang yang tadi memperhatikan mereka sudah mulai sibuk dengan kegiatan masing masing.

Di perjalanan mereka hanya diam, hanya Ayana yang sesekali merapikan poninya atau pemuda itu yang menggoyangkan tas punggungnya.

Handphone pemuda itu berbunyi, mengeluarkan suara adzan ashar.

"Suara apa itu?? "Kata Ayana

" Alhamdulillah sudah ashar..... itu suara adzan, aku kan muslim, jadi kalo udah ada suara adzan aku harus melaksanakan ibadah shalat... Di sini ada masjid atau mushola gitu nggak sih??"

"Kayanya sih nggak.... "

"Emang kamu kalo ibadah di mana?"

"Aku Atheis-

Tiba tiba terdengar suara motor dari arah belakang, semakin mendekat, menghampiri mereka.

" Hafiz, ayo pulang, udah ashar, malah pacaran. Omel Andra, sahabat si pemuda itu.

" Andra?!?,Siapa yang pacaran, aku cuma nganter dia, tadi kena jambret, takutnya orangnya datang lagi, jadi aku anterin".Bantahnya pada Andra.

"Mm, aku pulang dulu ya, kamu nggak papa kan kalo aku anter sampai sini?"

"Iya nggak papa, udah deket kok"

"Yaudah Assalamualaikum" Pamit pemuda itu. Namun tak ada jawaban dari Ayana.

Di lihatnya Pemuda itu dan temanya semakin menjauh dan tak terlihat lagi setelah belokan jalan.

Ayana pun meneruskan berjalan kaki sendiri sampai rumah.

******

Sementara itu-

"Fiz, itu tadi siapa namanya?? "

"Nggak tau"

"Nggak tau?? Kok bisa?? "

"Kan nggak nanya "

"Cantik lho"

"Iya sih, tapi sayangnya dia-

******

So-

Maap ya kalau ceritanya jelek atau nggak nyambung😅

Jangan cuma baca ajah ya,kasih bintang juga 🌠

Makasih.... 😘

#lanjut??












Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang