《Fase Telur》

36 2 0
                                    

-METAMORFOSIS-
DEWA ZE
.
.
"Gak perlu nyesel, toh, setiap yang udah bermetamorfosis gak akan balik lagi jadi kepompong apalagi jadi ulat. Setiap ulat yang udah jadi kupu-kupu gak akan pernah balik lagi jadi ulat. Meskipun harus memulai lagi dari awal, tapi ia akan membentuk kupu-kupu yang berbeda, gak akan sama lagi. Sama kayak cinta aku ke kamu, gak akan bisa balik lagi, meski aku harus mulai lagi dari awal...tapi bukan kamu orangnya."
-Jovanka Indri-
.
.

Inka duduk di kursi taman, satu pulpen dan satu buah buku berada di genggamannya. Pelan-pelan ia mulai membuka buku itu selembar demi selembar, menilik coretan-coretan tangannya semasa sekolah dulu diiringi dengan senyum geli di wajahnya. Mengingat betapa bodohnya ia dulu semasa sekolah. Oh yah, buku yang sedang ia pegang saat ini adalah diary miliknya semasa SMP-SMA dulu. Puas membolak balik lembar kertas buku diary nya, tiba-tiba Inka menangkap satu nama yang tidak asing lagi tertulis disana. Siapa lagi kalau bukan nama laki-laki itu, Andhra Wiratama. Satu nama yang menjadi tokoh utama dalam diarynya.

-Hai diaryku, hari ini aku jatuh cinta loh, kamu tau gak siapa orangnya? Ssssttt, aku kasih tau tapi kamu jangan bilang ke siapa-siapa ya. Dia kak Andhra, kakaknya sahabat aku.-

-Hai diary, kamu tau gak? Kak Andhra ganteng bangeeeettt!-

-Hari ini aku ketemu kak Andhra, dia cuek sama aku, tapi gapapa, yang penting hari ini aku bisa ketemu sama dia. Tau gak diary? Aku seneng dong bisa ketemu kak Andhra, hehe.-

-Hai diary, aku lagi sedih, kak Andhra punya pacar, tadi di bawa ke rumahnya, aku ketemu sama pacarnya, cantik, baik, aku seneng kak Andhra nemuin orang yang bisa bikin dia bahagia tapi aku juga sedih. Aku harus gimana dong?-

-Hai diary, udah sebulan aku gak ketemu sama dia, dia apa kabar ya? Aku kangen, tapi gak boleh, kan udah jadi pacar orang. Aku harus gimana dong? Dosa gak ya, kangen sama pacar orang?-

-Hai diary, aku udah nyatain cinta ke kak Andhra. Hehe...aku bodoh ya? Gapapa yang penting udah jujur.-

-Hai diary, kak Andhra nyuekin aku. Apa karena aku bilang suka dia ya?-

-Diary, tau gak? Kak Andhra bilang, dia gak suka aku, aku itu anak kecil di matanya kak Andhra. Dia gak akan pernah suka sama orang kayak aku. Gimana dong, aku sedih dengernya...aku hari ini nangis gapapa ya? Diary jangan marah ya sama Inka.-

-Diary, aku gak mau lagi...aku mau nyerah gapapa ya? Aku hari ini mau lupain dia, besok juga, besoknya lagi, mungkin aku bakal lupain dia selamanya. Diary gak marah kan sama Inka?-

Senyum manis di wajah Inka masih belum memudar. Matanya masih tetap fokus membaca setiap kalimat yang ia tulis beberapa tahun yang lalu di dalam buku itu. Bukan bermaksud mengenang kembali masa lalu, Inka hanya ingin memastikan untuk yang terakhir kali nya, kalau ia benar-benar sudah melupakan sosok laki-laki yang pernah sangat ia cintai semasa sekolah dulu.

Baginya sekarang ini, laki-laki itu hanya lah masa lalunya, seperti kata Raisa dalam lagunya "Aku akan menunggu tapi tidak selamanya." Inka sudah melakukan yang terbaik untuk mendapatkan hati laki-laki itu, tidak akan ada penyesalan di kemudian hari karena ia sudah membuang banyak waktu dari hidupnya untuk menunggu dan ia tidak akan menunggu untuk selamanya. Sudah cukup, ia tahu kapan waktunya harus berhenti dan sekarang, Inka sudah memutuskan untuk tidak lagi jatuh cinta pada laki-laki itu.

Inka segera menutup buku diary nya, untuk sesaat dia menatap buku itu. Lalu bergumam pelan, "Seandainya sepuluh tahun yang lalu, di depan gerbang sekolah, aku gak ketemu sama kamu, gak jatuh cinta sama kamu, apa mungkin aku masih menyia-nyiakan setengah dari hidup aku cuma buat mencintai kamu?"

METAMORFOSISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang