"A-apa?" mata pria itu berkaca-kaca seraya kerutan di dahinya terlihat high quality.
"Sorry Ten, gue ga suka cowok mellow. Kita sampe disini aja." katanya lalu pergi begitu saja.
"WOI ANJIR LU KIRA GUE STASIUN APA? TEMPAT PEMBERHENTIAN? BRENGSEK!" Ten teriak tak karuan, masa bodoh dilihat orang-orang.
"WOI LEE TAEYOOOONG!" Ten memanggil laki-laki yang sudah melangkah jauh tersebut.
"AH ANJIR! BENER EMANG, SEMUA COWOK SAMA AJA!" ucap Ten sambil menginjak-injak tanah dengan emosi.
"Lah, elu kan cowok juga maemunah." kata seorang netizen yang menonton sejak tadi.
"... BACOT!" Ten melangkah kesal menjauhi lapangan basket yang sedang ramai itu.
"Lah, emosi."
Ten berlari menuju toilet dengan mata yang sembab dan bibir yang di manyunkan. Langkahnya terhenti saat melihat salah satu pemain basket lain sedang ingin masuk juga ke toilet. Tapi Ten tidak menggubris nya dan tetap masuk.
Ten melihat wajahnya di kaca wastafel yang kotor. Wajahnya benar-benar hancur, tapi tetep ganteng sih. Sayang aja belok.
"AAAAAAARGHHH!!!!!" Teriak Ten seakan-akan ingin mengeluarkan kameha-meha-nya.
Pemain basket yang sedang mengganti bajunya itu menghentikan aktifitasnya karena kaget dan juga confusion.
"Kenapa lu?" tanyanya.
"SIAPA SIH LU PEDULI-PEDULI AJA?! KENALAN AJA BELOM UDAH NANYA KABAR AJA!" Malah Ten yang emosi.
"Yaudah, nama lu siapa? dimana? dan semalam berbuat apa?" tanyanya kalem.
Ten berhenti menangis sesaat, nahan tawa ceritanya.
"Ten, disini, nonton netflux. Lu?" jawab Ten sambil menghapus air matanya.
"Winwin, disini, main pabji." Lalu akhirnya mereka berjabat tangan dan berpelukan layaknya teletabis.g.
"Kenapa lu?" Oknum Winwin mengulang kembali pertanyaannya.
"None of your business!" kata Ten lalu pergi meninggalkan Winwin yang masih telanjang dada di toilet.
"..... Gajelas nih bujank." ucap Winwin yang ditujukan untuk Ten. Winwin menghela napasnya, entah kenapa tiba-tiba dia memiliki hasrat untuk mengejar Ten.
▪▪▪
"Ten!" panggil Winwin.
"Ck, apasih? Ganggu aja!" Ten dengan malas menengok kebelakang. Betapa tertohoknya Ten ketika melihat pemandangan ga-diliat-sayang-tapi-kalo-diliat-dosa.
"ANJIR! KOK LU TELANJANG GITU!" Ten buru-buru memutar balikkan badannya.
"Masih pake bawahan nih,"
"YA TETEP AJA!"
"Lu kenapa sih? Sama-sama cowok ini." Tanya Winwin.
Oho, Ten tersudut saudara-saudariku sekalian.
"Y-ya, bukan gitu.. TAU AH LU GABAKAL NGERTI!" Ten kemudian berlari, oho tapi tidak semudah itu syegi.
Ingin menghentikan Ten, Winwin pun
memegang kedua pundak milik Ten lalu mendekatkan punggung Ten ke tubuhnya.Bisa dibayangkan, pemirsa?