3. Teman

488 63 9
                                    

Happy reading 📖
Don't forget to vote 🌟 and comment 💬

Baekhyun mengerjap-ngerjapkan matanya. Ia merasa di sekitarnya sudah terang. Apa sekarang ia sudah ada di surga?

"Hei! Baekhyun! Bangun!"panggil Suho sambil menepuk pundak Baekhyun.

Baekhyunulai mengumpulkan kesadarannya. Sepertinya ia masih berada di gedung olahraga agensinya.

Ia bangun dan melihat Suho yang sedari tadi berusaha membangunkannya. Baekhyun memegangi kepalanya yang masih terasa berat.

" Kenapa kau tidur di sini? Dan kemana saja kau kemarin?"tanya Suho.

"Apa aku masih hidup?"gumam Baekhyun.

Suho mengernyitkan dahinya. Bukannya mendapat jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, Baekhyun malah bertanya balik dan pertanyaan itu aneh.

"Kau ini kenapa,sih,Baek?"

Ia memeriksa tubuhnya. Tidak ada yang terluka ataupun berdarah.

"Suho! Kemarin itu benar-benar menyeramkan,aku dari desa bibinya Seolhyun dan diikuti gumiho sampai kesini. Dan tadi malam ia menunjukkan 9 ekornya di hadapanku. Sembilan ekornya menyilaukan warna merah di bawah sinar bulan purnama. Matanya merah, Semerah batu ruby. Ku kira aku sudah dimakan olehnya."cerocos Baekhyun panjang lebar.

"Pulanglah,Baek! Hari ini kau kuliburkan dulu!"ucap Suho.
"Sepertinya kau perlu menenangkan dirimu dulu. Makanlah makanan yang sehat!"ucap Suho menepuk bahu Baekhyun. Lalu beranjak pergi ke ruangannya.

Baekhyun meraih ranselnya. Ia segera menyusul Suho yang belum terlalu jauh.

"Suho!"

"Wae?"

"Aku kehilangan dompetku kemarin."lapor Baekhyun.

Suho tersenyum,"aku akan meminta Choi Ahjussi untuk mengantarkanmu."

"Gomawo."ucap Baekhyun.

—––––🦊––––—

Seorang gadis masuk ke sebuah rumah makan,ia memesan makanan kesukaannya, apalagi kalau bukan daging?

"Bibi,aku mau daging."

Bibi pemilik rumah makan itu melihat gadis itu. Ia ingat gadis itu yang tidur di emperan rumah makannya.

"Apa kau bisa membayar?"

"Aku akan membayar.aku punya uang."kata gadis itu sambil menunjukkan dompet yang ia pegang.

"Baik, tunggulah sebentar!"kata Bibi itu.

'Yang penting gadis itu mau membayar makanannya'batin bibi itu.

Ia duduk di salah satu meja di sana dan meletakkan dompet itu di atas meja di hadapannya, menunggu pesanannya datang.

Gadis Gumiho itu menunggu untuk beberapa saat. Ia sangat lapar. Bajunya kini sudah lusuh karena semalam ia tidur di emperan rumah makan.

Bibi itu pun membawa pesanan si gadis gumiho. Ia sangat senang dan langsung melahap makanannya.

Seorang pria asing masuk ke dalam rumah makan itu. Matanya menyorot dompet yang nampak tebal tergeletak di atas meja. Di sana ia juga melihat gadis itu terlihat lengah karena asyik menyantap makanannya.

Pria itu mengambil dompet tersebut,namun tangan gumiho mrncekalnya. Ia menyadari dompet itu akan dicuri.

Pria itu tersenyum miring. Ia melawan gadis itu tanpa tahu bahwa gadis itu lebih kuat darinya. Ia salah meremehkan seorang gadis rubah pemilik sembilan ekor.

Gumiho Top ModelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang