unsaid thoughts 🌩️

61. rumah tanpa kata

Kau mau kulafalkan sebagai apa
Sebagai susunan paragraf? Kalimat saja tidak ada tiga apalagi lima, mana mungkin
Atau sebagai anak kecil yang mengadu pada Ibunya ba'da maghrib karena layang layangnya putus?
Atau sebagai Ayah yang kelelahan setelah pulang kerja larut malam lalu marah marah?

Kau mau kubandingkan dengan apa
Pintu ada tapi tidak pernah terbuka
Jendela tiga tapi angin tidak pernah menyapa
Meja makan penuh tapi tidak punya suara

Aku harus bagaimana? Kau ini bagaimana?
Aku hidup, kau hidup, tapi kita mati
Sekat dinding antara kamarku dengan lainnya
Hadirnya kini benar benar berarti
Cat tembok sudah mulai gelisah karena mendengar umpatan orang orang resah

Hari senin, aku sarapan pagi di ruang tanpa cakap
Dengan menu seadanya; ikan teri, telur dadar, dan sambal bawang
Bersama sama, kami dalam hati melafalkan doa sebelum makan lalu melahapnya dalam diam

Hari minggu, aku membaca buku di sofa reyot yang tidak lagi berdecit ketika kududuki
Lantas boleh jadi nyamuk nyamuk datang karena memang ruang di rumah tanpa kata-ku ini sudah begitu pengap
Beranjak dari sofa, aku pindah ke kamarku di lantai dua

Agar lebih lega, aku mengumpat “Ah, rumah ini sudah tidak lagi hebat!”

–

HIIIIII ^•^~ Anyway guysss, first of all I wanna thank for all the support by reading this wattpad or even give a vote on it too!!! I give a massive thank to all of youuuu, dari pembaca pertama, sampai pembaca hari ini, pembaca setiakuuu halooo. Terima kasih banyak sekali dan mohon maaf kadang yang saya tulis mungkin tidak selalu sesuai ekspektasi :( Udah nggak teratur updatenya, kadang over cheesy, kadang over unpredictable I guess?! Idk.

Dan di episode ke 61 ini, judul ‘Rumah Tanpa Kata’ rencananya juga akan aku buat dalam bentuk cerpen. Tapi tidak untuk sekarang dulu, sekarang saya masih fokus liburan diisi belajar untuk UTBK!!! Mohon doanya ya teman teman online kuuuu <3

Oke deh, cukup segitu dulu aja. Hope y'all have a blessed day everyday ^^