Seorang gadis telah turun dari kamarnya, lengkap dengan seragam SMA yang melekat rapi ditubuhnya. Dimeja makan telah tersedia banyak makanan yang tersaji, disampingnya terlihat seorang wanita cantik walau termakan usia. Ia bergegas menghampiri meja makan dengan langkah sengaja dipelankan. Dan
"Bundaaa." Teriak gadis itu
" Reiin, pagi-pagi jangan teriak-teriak gabaik!" Tegur Bunda Mira, Yang ditegur hanya meringis tak berdosa
Ya, gadis itu adalah Rein, putri tunggal dari keluarga Herman
"Ayah mana Bun?" Tanyanya dengan mendaratkan bokongnya di kursi meja makan
"Masih di atas"
Rein tanpa menjawab hanya ber-oh-oh ria.
"Udah siap Rein kesekolah barunya?" Tanya Bunda
"Siap ga siap Bun, lagian kenapa ya kerjaan ayah harus dipindah segala kan ribet ye kan Bun." Jawab dengan nada lesu
"Ya gapapa dong Rein, lagipula denger denger temen lama kamu Rina juga di sekolah kamu ini."
Rein dulu memang bertempat tinggal di Jakarta, namun pada masa SMP ia pindah ke Bandung, dan sekarang saat ia naik kelas 11 ia kembali lagi ke Jakarta karena pekerjaan ayahnya yang menuntut.
"Masa Rein harus adaptasi lagi Bun?"
"Ya, gapapa biar nambah temen." Jawab sang bunda menyemangati.
Tak ada jawaban lagi, karna Rein tengah berkutat dengan sarapan paginya.
Tap
Tap
Tap
Terdengar sepatu pantofel beradu dengan ubin rumah ini, terlihat seorang pria paruh baya yang gagah walau usianya telah berkepala empat.
Ia adalah Herman --Ayah Rein--
"Ayah mau sarapan apa?" Tanya Bunda Mira, dengan menyodorkan segelas teh hangat.
"Gausah, Bun nanti aja di kantor.." dengan sedikit menyesap teh hangat nya
"Rein udah belum sarapan nya?" Tanya ayah beralih pada Rein"Udah Yah, ayo kalo mau berangkat." Ujarnya dengan menyambar tas gendong nya dan berpamitan pada Sang bunda.
🍁🍁🍁
Rein terus memandangi keluar jendela menuju kesekolah barunya, tak ada perbincangan yang berarti dengan sang ayah, karna beliau juga tengah fokus dengan kemudinya.
Tanpa disadari mobil sedan putih ayah nya memasuki gerbang SMA Nusantara.
"Ayo, Rein turun sekalian ayah akan urus administrasi." Ujar Ayah dengan membuka pintu mobil, diikuti Rein dibelakang nya.
Langkah Rein dan ayahnya pun terhenti ketika mereka tiba didepan ruang kepala sekolah, untuk memastikan Rein diterima di SMA ini sekaligus menanyakan pembayaran administrasinya.
Tok
Tok
"Assalamualaikum pak." Sapa Ayah Rein ketika memasuki ruangan itu"Waalaikumsalam pak." Jawab pria dari dalam dengan beranjak dari duduknya dan hendak bersalaman dengan Ayah Rein, Rein pun mengikuti dan bersalaman dengan senyum ramahnya.
"Silakan duduk Pak." Tawar lelaki itu --Pak Burhan-- yang Rein lihat dari name tag baju sebelah kanannya.
Ayah dan Rein pun duduk, Rein sedari tadi tak lepas dari senyum ramahnya.
Karena memang Rein seorang gadis yang pendiam dan sedikit pemalu apabila bertemu dengan orang yang belum dikenalnya atau jarang bertemu. Tapi kalau ia sudah akrab ia tak segan-segan untuk bertingkah konyol
KAMU SEDANG MEMBACA
Rein
Teen FictionCover by : @zuhal_ikhsan Apabila adanya hati hanya untuk dipatahkan, lalu untuk apa cinta diciptakan? *** Cinta pertama, cinta yang lebih berkesan dan lebih untuk mempertahankan. Namun apa jadinya jika kekasih dari Shaqilla Rein Herman ini menerima...