Rein- 2

22 2 0
                                    

Rein menelusuri koridor sekolah seorang diri, dengan posisi kepala agak ditudukkan serta senyum tipis tercipta dari bibir mungilnya.
Suasana baru, suasana yang asing baginya.

Kedua tangannya memegang tali tas punggung berwarna merah maroon miliknya.

Langkahnya pelan namun sangat pasti menuju kelas barunya XI-IPA 2,
Setelah mendapat informasi dari seorang guru yang menjabat sebagai wali kelas baru nya, yang bernama Bu Puji, ia mencari dan menyusuri koridor seorang diri.

Dan sahabat lamanya telah entah kemana, terakhir pamitan untuk rapat ekskul PMR nya.

Langkahnya terhenti didepan ruangan bertuliskan 'Kelas XI IPA 2', dengan sedikit gugup ia mengetuk pintu pelan dengan senyum ramah yang tak hilang.

Semua pandangan terarah pada Rein,
Hingga 2 orang siswi dari dalam kelas menghampiri Rein

"Ada apa?" Sambut seorang gadis yang menghampiri nya.

"Ehmm.. aku anak baru pindahan dari Bandung." Jawab Rein dengan gugup dan malu-malu

Ia belum terbiasa dan bukan tipe orang yang mudah sekali akrab dengan orang baru.

"Yaudah ayo, gue cari in bangku. Tapi di belakang gapapa ya?"

"Iya, gapapa."

Salah satu gadis yang menghampiri Rein, celingukan mencari bangku. Rein pun ikut memandang seluruh isi kelas baru nya, Dan.

Ternyata ia satu kelas dengan pria berkaos olahraga tadi.

Gadis yang pertama ditemui Rein menunjukkan bangku paling belakang dari deretan Rein berdiri. Itu artinya ia harus melewati bangku pria itu.

Dengan langkah pelan ia berjalan kearah bangku belakang. Namun saat ia melewati dan tepat disamping pria itu, langkahnya terhenti

"Ehm,, Lo duduk sini aja biar gue yang dibelakang." Ujar pria itu dengan mencekal pergelangan tangan Rein

Omegat, ada listrik ya nih. Kok nyetrum-nyetrum sih. Benak Rein berdisko ria.

"Gapapa, biar gue dibelakang."

"Udah gapapa, lagi pula gue bangku sama cewek kok.." Jawab pria itu meyakinkan

"Lo gapapa kan bangku sama dia?" tanya pria itu pada teman sebangkunya, yang hanya diangguki kepala.

Setelah pria itu beranjak ia segera menduduki bangku bekas pria tadi.

Seiring dengan ia memposisikan dirinya di bangku. Dari samping kanannya terulur tangan dan "kenalin nama gue Vanya. Lo siapa?"

Dengan cepat Rein membalas uluran tangan Vanya dengan menjawab. "Nama aku Rein."

Vanya hanya mengangguk kan kepala, tak ada percakapan disini. Hingga Rein kembali bersuara.

"Van, kamu gapapa kan aku duduk disini"

"Gapapa, santay aja. Btw jangan pakek aku-kamu berasa kayak gebetan lo aja  gue." Diikuti dengan kekehan ringannya.

"Hehe, iya takut gasopan kan kita baru ketemu."

"Santay aja"

"Oo iya Van, yang cowok tadi siapa namanya?" Tanya Rein, yang dimaksud adalah pria berkaos olahraga tadi.

"Oh yang bangku sama gue tadi? Itu dia Dhafian dia ketua kelas ini juga."

Rein hanya mengangguk kan kepala
Tanpa berkata banyak lagi.

Tak lama seorang guru masuk dan memberi salam. Dan memulai KBM nya

                                🍁🍁🍁
 
Seharian penuh Rein di sekolah barunya, walaupun kegiatan pembelajaran belum berjalan efektif namun seluruh siswa diperintahkan untuk tetap disekolah.

Setibanya dirumah. Ia bergegas mandi dan merebahkan badannya di king size bed nya. Matanya menerawang dilangit-langit kamarnya

Memikirkan pria tampan yang bernama Dhafian.

Fikirannya penuh dengan bayang-bayang pria. Padahal ia belum berbicara panjang dengan dia.

"Kenapa sih gue ini? Segala mikirin tu cowok, hih" kesalnya beranjak dari kasur nya.

Menghampiri meja belajar nya menulis isi hati di buku catatan coklat miliknya.

Entah mengapa ia sering sekali mencurahkan isi hatinya di buku, yang menjadi saksi bisu segala kisah hidupnya.

Karna dalam pemikiran Rein apabila mempunyai masalah lebih baik diam tanpa bercerita apapun pada mereka, karna banyak dari mereka hanya penasaran bukan betul-betul peduli.

                             🍁🍁🍁

Maaf yaa makin absurd ini cerita😁
Vote comment yaa Jan lupa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang