Jika ada typo komen😊
Aurel menuruti ucapan Adrian semalam, pagi ini dia bersiap-siap merancang apa yang akan di katakannya sebelum pamit. Dia berjalan menyusuri dan mengamati rumah ini sebelum pergi.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat sebuah foto di dinding kamar yang di tempatinya, dua wanita yang tengah menggendong bayi. Aurel mengamati wanita yang satunya, terlihat dari pakaian dan ruangan itu mereka berada di rumah sakit.
Salah satunya di ketahui Aurel kalau itu mama Galih, terlihat dari nama Galih tepat di foto bayinya namun yang satu tidak kentara karena kertasnya sudah robek. Hanya ada 3 huruf 'ACA'.
Aurel tak ambil pusing, dia melanjutkan langkahnya menuju lantai bawah tepatnya ke dapur. Di sana Marwah tengah memasak, Aurel tak tau harus mulai dari mana untuk bicara.
"Ngapain lo bengong disitu Rel?" Aurel tersentak dan menoleh melihat Galih dan Gadis yang juga baru turun.
Galih merasakan tatapan Aurel terhadap sang istri, maklum jika Aurel masih tidak percaya jika dia dan Gadis adalah pasangan sah.
Hanya Adrian yang tau jika mereka berdua adalah sepasang suami dan istri, hal itu pun tak sengaja di ketahuinya ketika melihat foto pernikahan mereka di ruang tamu saat mampir.
Gadis yang merasa di tatap, langsung menghampiri sang mertua yang sedang memasak dan melewati Aurel begitu saja.
"Mama masak apa?" Tanya Gadis.
"Ah ini mama masak makanan kesukaan kamu dan Galih," jawab Marwah.
"Wah Gadis jadi gak sabar," kata Gadis antusias.
Galih yang hanya diam di belakang memperhatikan Gadis dan mamanya akhirnya bersuara. Marwah tidak mendengar deheman Galih dirinya masih saja fokus pada masakannya.
"Gal." Aurel memanggil Galih dan membuat Galih menoleh dan menaikkan alisnya.
Aurel mendekat "Gue mau ngomong kalau hari ini gue mau pulang tapi gue gak tau ngomong apa ke nyokap lo," bisik Aurel.
"Aurel kenapa masih bengong? Ayo duduk," sahut Marwah saat menyadari keberadaan keduanya.
"Emm nanti aja lo ngomongnya, kita sarapan dulu." Aurel mengangguk menuruti ucapan Galih.
●●●
Setelah selesai sarapan pagi, Aurel mencari cara bagaimana berpamitan kepada mereka. Bagaimana pun Aurel tetap meninggalkan rumah ini karena rasa malunya masih tinggi jika terus menerus tinggal disini. Sementara di luar sana, Adrian setia menunggu Aurel berpamitan.
Semuanya tengah bersantai di ruang tamu, Marwah yang tengah membaca majalah sementara pasutri (pasangan suami istri alias Galih dan Gadis) itu menonton tv dengan posisi romantis. Galih menjadikan paha Gadis sebagai bantal.
Aurel mendekat lalu duduk di samping tante Marwah "Em tante, Aurel mau ngomong," sahut Aurel.
Semuanya langsung menatap Aurel terutama Galih yang langsung bangkit dan menatap Aurel.
"Iya sayang kamu mau ngomong apa?" Marwah membuka kacamatanya lalu tersenyum.
"Muka lo kok gelisah gitu? Emangnya mau ngomong apaan Rel?" Tanya Gadis.
"Em sebelumnya Aurel mengucapkan terima kasih sama tante dan Galih karena udah mau nampung Aurel untuk sementara dan nolongin Aurel saat pingsan di tengah jalan, Aurel gak tau apa yang terjadi kalau Galih gak nolong Aurel, dan maaf juga udah ngerepotin kalian, Aurel gak enak terus tinggal di sini dan buat kalian repot, dan Aurel rasa semalam udah cukup buat Aurel untuk nginap, jadi hari ini Aurel mau pamit sama tante dan Galih sekalian sama Gadis juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]
Novela JuvenilNOVELNYA TELAH TERSEDIA DI GRAMEDIA SELURUH INDONESIA. SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. Bagaimana jadinya jika kita harus memilih antara cinta kepada sesama pengurus atau organisasi yang telah membesarkan nama kita, namun me...