√ Story 1 ~ Izinkan Aku Mencintaimu

11 0 0
                                    

Mungkin setiap orang memiliki cara tersendiri untuk menarik perhatian dan menunjukkan perasaannya kepada seseorang yang dicintai.
Begitupun aku, aku selalu bersikap dingin dan seakan tidak peduli kepada seseorang yang aku cintai. Bahkan terkadang dia mungkin merasa kesal dan sedih atau sakit hati berulang kali sebab sifat dinginku yang mungkin sangat keterlaluan menurutnya.

Dia adalah Camelia. Gadis pertama yang mampu membuatku jatuh cinta. Dia sebenarnya gadis yang cantik, tapi dia memilih berpenampilan sederhana dan apa adanya. Namun dia memiliki sifat yang begitu baik dan peduli kepada sesama, terlebih lagi padaku.

Aku selalu bersikap dingin dan acuh padanya meski dia berulang kali mencoba peduli padaku. Meski aku tahu hatinya begitu rapuh. Aku tidak tahu bagaimana cara agar aku bisa menunjukkan perasaanku padanya, aku tidak berani mengakuinya, sebab aku tahu dia seseorang yang belum pernah merasakan jatuh cinta. Aku takut jika aku mengungkapkannya, nanti pada akhirnya aku akan membuatnya kecewa.

Jadi aku lebih memilih untuk bersikap dingin dan seakan memberi sekat pembatas saat dia mencoba peduli dan mendekat padaku.

Hari ini aku melihatnya sedang berjalan menuju ke arahku sambil membawa banyak buku-buku tebal. Aku sebenarnya merasa kasihan melihatnya yang terlihat sangat keberatan dengan buku yang di bawanya. Aku ingin membantunya, tapi aku memilih mengurungkannya.

Dia kemudian melangkah dengan cepat setelah dia mendapatiku ingin berbalik arah, wajahnya tersenyum dengan begitu cerah yang mungkin bisa membuat setiap orang terpana.

Dia melambaikan tangannya padaku dan memanggilku. Aku pun mulai memasang wajah datarku seperti biasanya.
"Kamu mau kemana? Ke perpustakaan?" ucapnya lembut dengan wajah yang begitu ceria dan mata yang begitu teduh menatapku.
Aku hanya tersenyum sinis dan ekspresi wajahnya membuatku benci karena menambah cinta di hatiku.
"Nggak, kalau kamu mau kesana pergi saja sendiri." ucapku padanya.

"Apa kamu mau menemaniku?" tanyanya lagi.
"Idih ogah banget." ucapku padanya dengan nada datar dan dingin yang seolah-olah aku benar-benar menolaknya. Kemudian aku melangkah pergi meninggalkannya.

Namun dia memang gadis yang tidak pantang menyerah, dia mencoba mensejajarkan langkahnya denganku.
"Kenapa kamu malah mengikutiku, sudah aku bilang aku ..."

"Kamu gak mau dan tidak akan pergi ke perpustakaan denganku." jawabnya.

Aku langsung terdiam mendengar ucapannya. Camelia selalu bersikap baik padaku meski aku selalu menolaknya. Dari kecil kita memang bersahabat, tapi setelah aku sadar ada rasa aneh yang tumbuh semakin besar hingga pada akhirnya aku memilih untuk menciptakan jarak dengannya.

"Udahlah Satria. Aku sudah terbiasa dengan penolakanmu padaku," ucapnya.
Aku hanya diam dan memasang wajah datarku seperti biasanya.

Cukup lama kita saling diam dan berjalan saling beriringan. Dia dengan wajahnya yang selalu ceria dan mata yang begitu teduh, aku dengan wajah datar dan tatapan membunuh.

Pada akhirnya kita berpisah di depan pintu perpustakaan. Dia memilih pergi dan masuk ke dalam tanpa mengucapkan kata apapun padaku.

Aku tahu mungkin dia sakit hati dengan ucapan dan sikap ku padanya, tapi aku sudah mengerti dengan sikapnya yang tidak akan pernah bisa marah dan memilih memaafkan kepada orang yang menyakitinya. Aku sejenak menatap punggungnya dari kejauhan lalu kemudian aku memilih pergi meninggalkannya.

Dunia CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang